Menyediakan Pekerjaan yang Layak dan Perlindungan Hak bagi Pekerja Seni dan Hiburan
Film, musik, dan cerita merupakan bagian dari kesenangan kita sehari-hari. Selain sebagai hiburan, seni, dalam segala bentuknya, dapat memengaruhi kesehatan mental dan fisik kita dan bahkan memantik gerakan global atas nama kemanusiaan. Namun, pekerja seni dan hiburan seringkali berada dalam kondisi rentan karena pekerjaan mereka yang bersifat informal.
Informalitas & kerentanan
Seni dan hiburan telah berkembang pesat selama bertahun-tahun. Seiring kemajuan teknologi dan orang menjadi lebih kreatif, hampir semua orang dapat menghasilkan pendapatan melalui platform online berbasis streaming dan e-commerce. Sepintas ini terlihat seperti peluang, namun kerja-kerja ini sering terkendala di soal formalitas dan sistem yang tepat.
Pekerja di industri seni dan hiburan sering bekerja dengan manggung, dengan pendapatan yang tidak tetap. Sistem remunerasi yang tidak memadai, akses perlindungan sosial yang terbatas, dan perjanjian kerja yang tidak jelas mempertegas bahwa pekerja di sektor ini rentan terhadap eksploitasi dan ketidakpastian.
Memastikan ekosistem yang aman dan sehat bagi pekerja seni dan hiburan memerlukan aturan pelaksanaan dan penegakan hukum agar ada fondasi pekerjaan yang layak di sektor seni dan hiburan.
Mendukung pekerja seni dan hiburan
Pandemi COVID-19 membuat orang-orang tidak bisa mengadakan pertunjukan, pameran, dan konser di mana pun karena pembatasan mobilitas. Oleh karena itu, sektor seni dan hiburan perlu membangun strategi jangka panjang dan berkelanjutan untuk menciptakan lapangan kerja yang layak, memberikan perlindungan sosial, dan mempraktikkan ekonomi yang bertanggung jawab dan berwawasan lingkungan.
Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) baru-baru ini mengadakan pertemuan teknis yang membahas pekerjaan masa depan di bidang seni dan hiburan. Pertemuan tersebut berlangsung pada tanggal 13 hingga 17 Februari 2023 dan dihadiri oleh perwakilan dari pemerintah dan organisasi pengusaha dan pekerja.
Pada akhir sesi, beberapa rekomendasi diadopsi sebagai tindakan selanjutnya. Rekomendasi selengkapnya dapat disimak di ringkasan pertemuan, namun tiga di antaranya adalah:
- Pemerintah harus mengadopsi, menerapkan, dan secara efektif menegakkan undang-undang dan peraturan nasional untuk memastikan hak dasar pekerja seni dan hiburan di tempat kerja.
- Bekerja sama dengan organisasi pengusaha dan pekerja, pemerintah harus menciptakan lingkungan untuk dialog sosial yang efektif, memastikan sistem pengawasan ketenagakerjaan yang kuat, dan menerapkan peraturan terkait upah minimum yang memadai.
- ILO harus berbagi praktik yang baik, melakukan penelitian, dan memberikan panduan tentang perlindungan sosial, dampak teknologi, potensi penciptaan lapangan kerja, dan keterampilan yang diperlukan di bidang seni dan hiburan.
Pada akhirnya, menyediakan pekerjaan yang layak untuk semua pekerja sangat penting untuk mata pencaharian mereka. Menerapkan peraturan ketenagakerjaan yang jelas dengan pendapatan tetap yang memadai dan perlindungan sosial yang komprehensif dapat membantu pekerja seni dan hiburan mendapatkan pijakan yang lebih baik untuk terus menjalani kehidupan yang sehat, aman, dan layak.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli dari artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Madina adalah Reporter di Green Network Asia. Dia adalah alumni program sarjana Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Dia memiliki tiga tahun pengalaman profesional dalam editorial dan penciptaan konten kreatif, penyuntingan, dan riset.