Peralihan LPG 3 Kg ke Kompor Induksi

Foto oleh Omar Rodriguez di Unsplash.
Energi termasuk salah satu sektor yang menentukan dalam upaya mengurangi emisi karbon. Karenanya, saat ini dunia ramai-ramai beralih menggunakan energi baru terbarukan (EBT) sebagai pengganti energi berbahan bakar fosil. Di Indonesia, berbagai strategi transisi energi dilakukan untuk mencapai net-zero emission tahun 2060 atau lebih cepat. Salah satunya melalui program konversi kompor Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 Kg ke kompor induksi.
Untuk tahun 2022, pemerintah Indonesia akan membagikan 300 ribu paket kompor induksi gratis secara bertahap kepada 300 ribu rumah tangga yang terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Dengan total anggaran Rp540 miliar, setiap paket kompor induksi seharga Rp1,8 juta itu terdiri dari dua tungku, satu set alat masak (berupa 1 panci dan 1 penggorengan), satu alat pembaca konsumsi listrik, dan satu alat penambah daya (Miniature Circuit Breaker/MCB).
Uji Coba di Dua Kota
Kompor induksi berbeda dengan kompor listrik meski sama-sama menggunakan listrik sebagai sumber energi. Pada kompor induksi, panas dialirkan melalui gulungan di bawah permukaan kompor. Dengan radiasi elektromagnetik, arus listrik pada kompor induksi akan melewati cincin ke peralatan masak. Pada kompor ini, tidak ada sisa panas karena udara antara kompor dan alat masak tidak pernah menjadi panas.
Ujicoba program konversi ini telah dilakukan di dua kota, yakni Solo dan Denpasar oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama PT PLN . Masing-masing 1.000 paket kompor induksi dibagikan kepada rumah tangga kecil dengan daya 450 VA, 900 VA, dan usaha mikro, dengan rincian 950 rumah tangga kecil dan 50 usaha mikro.
Setiap paket kompor induksi yang diberikan terdiri dari 2 tungku dengan daya masing-masing 1.000 Watt dan 1.800 Watt. Untuk mengatasi kendala daya listrik yang terlalu kecil, paket dilengkapi dengan MCB untuk menaikkan daya.
“Yang kita lakukan adalah mengganti MCB-nya dari 450VA menjadi 3.500VA, dan 900 VA menjadi 4.400VA. Khusus untuk program ini, untuk rumah tangga yang memang berhak menerima subsidi ini, tarifnya tetap mengikuti harga subsidi,“ kata Dadan Kusdiana, Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM.
Dukung Komitmen Transisi Energi
Konversi kompor LPG ke kompor induksi ini sejalan dengan program pengalihan energi berbasis impor menjadi energi berbasis domestik untuk mendukung Ketahanan Energi Nasional. PLN menyebut bahwa konversi ke kompor induksi ini dapat menyelesaikan tiga persoalan sekaligus, yaitu mengurangi ketergantungan impor LPG, mengurangi beban APBN, dan mendukung komitmen transisi energi Indonesia dalam Presidensi G20.
“Impor LPG kita itu kurang lebih 77%. Antisipasinya adalah bagaimana penggunaan energi dari gas LPG beralih ke energi listrik untuk meningkatkan ketahanan energi dan mengurangi energi berbasis impor,” ujar Ferry Triansyah, Koordinator Harga Tenaga Listrik Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM.
Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Terima kasih telah membaca!
Berlangganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses tanpa batas ke semua konten yang didesain khusus untuk membawakan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor di beberapa media tingkat nasional.