Teater Anak Sekolah Pagesangan Ajarkan tentang Kedaulatan Pangan di Desa
Malam itu, umbi-umbian lokal Dusun Wintaos menjelma anak-anak yang bersenandung di atas panggung. Bersama para petani, mereka bercerita tentang siklus pangan di kampung mereka. Kejayaan selalu mengiringi mereka sebelum Ratu Raras Beben dan Buto Trigu datang. Mereka menghasut masyarakat Wintaos dengan beras dan terigu yang boros air.
Hingga akhirnya, bencana kekeringan Gaber melanda dan mereka tidak bisa menanam padi. Masyarakat Wintaos pun memohon pada Biyung Umbi dan menanam lagi umbi-umbian yang lebih tahan terhadap bencana krisis pangan.
Begitulah kisah singkat teater anak dari Sekolah Pagesangan yang saya tonton pada awal Juli 2023. Lewat pertunjukan teater, mereka menyampaikan pesan bahwa keragaman pangan lokal itu penting. Sebaliknya, apabila kita bergantung pada beras dan terigu, maka kita akan rentan terhadap krisis pangan.
Teater Anak Sekolah Pagesangan
Sekolah Pagesangan merupakan sebuah sekolah informal yang berada di Dusun Wintaos, Desa Girimulyo, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekolah ini merupakan tempat belajar dengan metode kontekstual, yang disesuaikan dengan kebutuhan kehidupan di pedesaan. Di sekolah ini, anak-anak mempelajari keterampilan hidup di desa, bertani, dan memahami sejarah desanya. Semua itu bertujuan agar kelak, ketika dewasa, mereka tidak akan melupakan akar kehidupan mereka..
Teater anak adalah salah satu cara belajar yang diterapkan oleh Diah Widuretno, Kepala Sekolah Pagesangan. Teater dapat menjadi media pembelajaran yang menarik, tidak hanya untuk anak-anak sekolah Pagesangan, tetapi juga masyarakat sekitar. Melalui teater, anak-anak memiliki wadah untuk menuangkan imajinasi mereka, sementara masyarakat mendapatkan ilmu tentang kedaulatan, penjajahan, dan ancaman krisis pangan dengan cara yang ringan.
Selain anak-anak, pertunjukan teater anak ini terselenggara berkat kerja keras beberapa sosok di balik panggung. Ada Diah Widuretno sebagai pembuat storyboard, Ivy Londa sebagai penulis naskah, Nuril sebagai pengajar, Heni dan Lifia sebagai sutradara yang tak kenal lelah mendampingi anak-anak Wintaos berlatih setiap harinya, dan lainnya.
Meskipun banyak jalan berliku di balik pementasan, respons audiens yang menonton sangatlah positif. Malam itu, ada tiga kelompok audiens yang menonton, yaitu ibu-ibu Dusun Wintaos, relawan peserta Urip nDeso reguler, dan peserta Urip nDeso seri anak. Urip nDeso sendiri merupakan program sinau tetanen (belajar pertanian) dari Sekolah Pagesangan.
Seni sebagai Medium Komunikasi Ketahanan Pangan
Teater anak tentang kedaulatan pangan dari Sekolah Pagesangan mengajarkan kita banyak hal. Salah satunya tentang adanya pangan berkearifan lokal yang lebih sesuai dengan kondisi desa di Indonesia. Selain itu, kita juga dapat belajar tentang kegigihan orang-orang Wintaos dalam mempertahankan budaya dan mengembangkan generasi mudanya.
Gagasan unik tentang seni teater sebagai bentuk komunikasi ketahanan pangan patut diapresiasi. Semoga, semakin banyak orang yang melek tentang ketahanan pangan dan menggunakan seni sebagai media komunikasi untuk menyampaikan berbagai permasalahan dunia pada khalayak luas.
Editor: Abul Muamar
Kami harap konten ini bermanfaat bagi Anda.
Berlangganan Green Network Asia – Indonesia untuk mendapatkan akses tanpa batas ke semua kabar dan cerita yang didesain khusus untuk membawakan wawasan lintas sektor tentang pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan keberlanjutan (sustainability) di Indonesia dan dunia.
Zafira Amani adalah seorang fasilitator Satuan Pendidikan Aman Bencana di Provinsi D.I. Yogyakarta. Ia merupakan lulusan Fakultas Psikologi UGM tahun 2022. Sehari-hari ia melakukan riset tentang psikologi ekonomi dan menulis tentang psikologi lingkungan.