Mengakhiri Pekerja Anak di Asia dengan Mengutamakan Suara Anak-Anak
Anak-anak adalah masa depan. Namun, anak-anak merupakan anggota masyarakat yang paling rentan, terutama terhadap eksploitasi yang memunculkan pekerja anak. Sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk masa depan yang lebih baik, menghapus pekerja anak di Asia dan di seluruh dunia tetap menjadi prioritas.
Pekerja Anak di Asia
Pekerja anak merupakan permasalahan yang kompleks dan sistemik yang disebabkan oleh serangkaian akar permasalahan yang saling berkelindan. Di kawasan Asia, kemiskinan antargenerasi, struktur sosial-ekonomi yang timpang, terbatasnya akses pendidikan, migrasi, pengungsian, dan keadaan darurat telah memaksa banyak anak seumuran 4 tahun untuk bekerja—seringkali berupa pekerjaan yang berbahaya. Selain itu, kerentanan-kerentanan lain seperti yang berkaitan dengan gender, disabilitas, dan etnis, turut meningkatkan risiko anak-anak dieksploitasi untuk dijadikan pekerja.
Menurut Organisasi Buruh Internasional (ILO), lebih dari 122 juta anak dengan rentang usia 5 hingga 14 tahun menjadi pekerja anak di kawasan Asia Pasifik. Masalah kompleks ini memerlukan solusi multi-cabang dan berkelanjutan. Di Terre des Hommes Netherlands, kami percaya bahwa solusi inti atas permasalahan ini adalah mendengarkan secara aktif suara anak-anak sebagai prioritas – memahami pengalaman, pendapat, perjuangan mereka, serta perubahan yang mereka inginkan.
Mengutamakan Suara Anak-anak
Untuk mencapai tujuan ini, kami berkomitmen untuk secara aktif mengamplifikasi suara anak-anak melalui wadah yang relevan dan efektif. Sebagai bagian dari upaya Terre des Hommes Netherlands di kawasan Asia, kami membentuk klub anak-anak level komunitas, kelompok pengawas komunitas, mekanisme pemerintah daerah ramah anak, serta lembaga dan forum perlindungan anak di tingkat lokal. Lewat forum-forum ini, kami mendidik dan memberdayakan anak-anak untuk menghasilkan solusi yang dapat diwujudkan dalam perubahan sistemik yang mengatasi akar permasalahan pekerja anak dalam konteks yang relevan.
Misalnya, sebagai bagian dari upaya kami untuk mengatasi pekerja anak di kawasan pertambangan mika di Jharkhand, India, anak-anak yang berisiko dari 65 klub anak telah berperan penting dalam mengeluarkan sekitar 4.700 pekerja anak dengan belajar menggunakan hak-hak mereka di tingkat keluarga, komunitas, dan institusi. Remaja perempuan sebagai ketua klub telah berhasil mengadvokasi pendirian pusat pembelajaran anak usia dini atau anganwadi. Pusat pembelajaran ini telah menyediakan akses pembelajaran usia dini bagi 1.200 anak usia 3 hingga 6 tahun. Tanpa pusat pembelajaran usia dini ini, kemungkinan besar anak-anak tersebut akan dibawa ke pertambangan untuk menemani orang tuanya.
Di Visayas Barat di Filipina, kami membangun kapasitas anak-anak untuk menggunakan hak-hak mereka, yang pada gilirannya mendukung pemerintah daerah dan penyedia layanan dalam mengembangkan dan melaksanakan rencana komprehensif yang berpusat pada anak untuk mencegah dan melindungi anak-anak dari bentuk-bentuk pekerjaan terburuk. Inisiatif ini berkontribusi pada pembentukan Iloilo City Council Against Child Labor (ICCACL), sebuah forum yang secara aktif melindungi hak-hak anak.
Selanjutnya, platform kami yang dipimpin oleh anak-anak dan remaja dalam upaya untuk mengakhiri pekerja anak yang berbahaya di komunitas kumuh di Bangladesh, telah berhasil menarik anak-anak dari bentuk-bentuk pekerjaan terburuk, mengarusutamakan pendidikan formal untuk mereka, dan memperbaiki kode etik di pabrik-pabrik informal di wilayah sekitarnya. Wadah ini juga berperan penting dalam mengaktifkan Dewan Kesejahteraan Anak yang bertanggung jawab mengakhiri pekerja anak sesuai dengan Kebijakan Penghapusan Pekerja Anak.
Langkah ke Depan
Selain menempatkan anak-anak sebagai pusat intervensi penghapusan pekerja anak, kami juga mendorong para pengemban tugas untuk tidak menoleransi pekerja anak dan memperjuangkan akuntabilitas untuk komitmen masing-masing dalam upaya penghapusan pekerja anak.
Terlepas dari upaya kami, masih adanya pekerja anak dan eksploitasi terhadap anak merupakan ancaman besar terhadap kesejahteraan anak di Asia. Pekerja anak memiliki konsekuensi serius, baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang pada gilirannya dapat menimbulkan dampak tambahan yang melahirkan ketidakadilan, ketimpangan, struktur kekuasaan yang tidak seimbang, dan kerusuhan sosial di kawasan ini.
Kami percaya bahwa solusinya terletak pada intervensi yang mengutamakan suara anak-anak. Terre des Hommes Netherlands tidak bisa mengakhiri pekerja anak sendirian. Kami perlu bermitra secara aktif dengan para pemangku kepentingan yang punya pikiran sama untuk mencapai Tujuan 8 Pembangunan Berkelanjutan PBB, yakni menghapus pekerja anak, dengan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan serta pekerjaan yang layak untuk semua.
Bersama-sama kita bisa mengakhiri pekerja anak di Asia. Bergabunglah dalam perjalanan kami! Email kami di [email protected]
Terre des Hommes Netherlands adalah organisasi hak-hak anak global yang berjuang melawan berbagai bentuk terburuk dari pekerja anak, eksploitasi seksual terhadap anak-anak, dan memastikan aksi kemanusiaan. Organisasi ini telah bekerja di Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Eropa.
Di Asia, Terre des Hommes Netherlands menjalankan proyek di Bangladesh, Kamboja, India, Nepal, Thailand dan Filipina dengan proyek aksi kemanusiaan di Afghanistan, yang telah menjangkau sekitar 57.000 anak berisiko pada tahun 2023 di negara-negara pelaksana.
Untuk informasi lebih lanjut tentang Terre des Hommes Netherlands di Asia, hubungi Mahima Sashank, Penasihat Komunikasi Regional Asia melalui alamat surel [email protected]
Ikuti Terre des Hommes Netherlands di Asia di LinkedIn, Facebook, and Instagram.
Editor: Nazalea Kusuma
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia
Kami harap konten ini bermanfaat bagi Anda.
Berlangganan Green Network Asia – Indonesia untuk mendapatkan akses tanpa batas ke semua kabar dan cerita yang didesain khusus untuk membawakan wawasan lintas sektor tentang pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan keberlanjutan (sustainability) di Indonesia dan dunia.
Bushra Zulfiqar adalah Direktur Regional Asia, Terre des Hommes Netherlands. Dia membawa hampir dua dekade pengalaman profesional di bidang pembangunan internasional dan HAM, baik di ranah pembuatan maupun implementasi kebijakan. Di Terre des Hommes, dia mengawal seluruh operasional di kawasan Asia.