Skip to content
  • Tentang
  • GNA Advisory & Consulting
  • Kemitraan Iklan GNA
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Wilayah
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Dunia
  • ESG
  • Ikhtisar
  • Partner
  • Unggulan

Memimpin dengan ESG: Mengapa Eksekutif dan Direksi Memerlukan Pendidikan Keberlanjutan

Peraturan pemerintah, tekanan investor, dan permintaan konsumen mengarah ke arah yang sama—mengedepankan kriteria ESG merupakan masa depan bisnis.
Oleh Teresa Russell
24 Maret 2022

Foto oleh SCERTIFY

Pendidikan Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (Environmental, social, and governance/ESG) hadir dengan sejumlah manfaat, mulai dari membantu bisnis mematuhi persyaratan regulasi hingga meningkatkan nilai dan profitabilitas perusahaan. Para pemimpin bisnis global dapat mengedukasi diri mereka tentang tantangan dan peluang keberlanjutan untuk menempatkan perusahaan mereka pada posisi terbaik agar sukses dalam lanskap internasional yang berubah pesat.

Regulasi dan Standar ESG

Adanya persyaratan kepatuhan hukum baik yang berlaku saat ini maupun yang akan datang, berarti bahwa para pemimpin bisnis senior harus memikirkan kembali pendekatan mereka terhadap tata kelola dan pengambilan keputusan.

Non-Financial Reporting Directive Uni Eropa telah mewajibkan pelaporan keberlanjutan bersifat mandatori (wajib) untuk perusahaan besar, dan Komisi Eropa – badan eksekutif Uni Eropa – diharapkan segera meluncurkan amandemen undang-undang tata kelola perusahaan berkelanjutan.

Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) juga tak ketinggalan. Mereka diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan syarat pengungkapan risiko iklim mereka sendiri akhir tahun ini.

Dewan Standar Keberlanjutan Internasional (ISSB) akan mengkonsolidasikan Value Reporting Foundation (VRF) dan Dewan Standar Pengungkapan Iklim (CDSB) untuk mengembangkan standar global untuk pengungkapan investor keberlanjutan.

Aturan dan pedoman ini menambah lapisan baru pada manajemen bisnis dan pengawasan dewan direksi, yang mengharuskan perusahaan untuk mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam strategi dan operasional mereka jika tak ingin menghadapi potensi denda atau litigasi.

Kesenjangan Pengetahuan Keberlanjutan

Apa hambatan terbesar dalam pelaksanaan ESG? Jawabannya: Kesenjangan pengetahuan keberlanjutan dalam kepemimpinan bisnis. Meskipun para direktur mengakui meningkatnya peran ESG dalam pengawasan perusahaan, banyak direksi yang tetap tidak siap untuk mengatasi isu-isu material keberlanjutan.

Perihal kurangnya keahlian ini bukan masalah baru dalam lingkup petinggi perusahaan. Para eksekutif yang disurvei oleh KPMG menyatakan bahwa hambatan paling signifikan dalam menangani isu-isu material ESG adalah pengetahuan akan keberlanjutan yang terbatas. Hal ini diperparah dengan kurangnya pemahaman tentang hubungan antara kriteria ESG dengan dampak bisnis.

Kompetensi ESG para direksi dan eksekutif berjalan selaras. C-suite membutuhkan edukasi keberlanjutan untuk memahami kriteria mana yang secara material berdampak pada bisnis mereka, mengembangkan strategi terintegrasi, dan mengomunikasikan strategi dan kinerja kepada jajaran direksi.

Pada gilirannya, direksi harus memahami ESG untuk mengawasi perusahaan dan memenuhi kewajiban fidusia mereka sepenuhnya. Kedua elemen tersebut diperlukan untuk operasi dan daya tanggap bisnis yang efektif dalam menghadapi tantangan global yang tengah berlangsung.

Sebagai tambahan, para pemimpin yang mengejar kredensial ESG memosisikan diri mereka sebagai kandidat yang lebih menarik untuk kursi dewan direksi atau posisi eksekutif senior di masa mendatang.

Mengungkap Nilai Finansial dan Reputasional yang Tersembunyi

Foto oleh SCERTIFY

Menjadi mahir soal ESG dapat membuka keuntungan finansial dan reputasional bagi sebuah perusahaan. Sebuah studi yang baru diterbitkan oleh NTT mensurvei lebih dari 500 perusahaan tentang inisiatif keberlanjutan mereka.

Apa dua manfaat utama dari strategi ESG ini, menurut para eksekutif yang berpartisipasi? Jawabannya: meningkatkan profitabilitas dan nilai pemegang saham. Lebih dari setengah responden memproyeksikan peningkatan profitabilitas dalam dua tahun ke depan karena memberlakukan program keberlanjutan. Keuntungan finansial ini diperoleh melalui kombinasi pengurangan biaya operasi dan peningkatan pendapatan.

Eksekutif senior dan anggota dewan direksi yang berpengetahuan juga penting untuk memperkaya nilai tak berwujud perusahaan. Memasukkan keberlanjutan ke dalam strategi akan bermuara pada peningkatan nilai merek.

Ambil tindakan iklim sebagai contoh. Lebih dari 2.600 perusahaan telah secara terbuka berkomitmen untuk mengurangi emisi karbondioksida mereka, dimana lebih dari 900 di antaranya berjanji untuk mencapai emisi nol-bersih. Janji ini mendatangkan peluang untuk membangun loyalitas konsumen dan menumbuhkan nilai merek.

Namun, para pemimpin bisnis harus memastikan rencana yang dapat ditindaklanjuti untuk memenuhi komitmen emisi mereka. Jika tidak, mereka berisiko kehilangan kepercayaan konsumen dan nilai reputasi di mata para investor.

Reputasi merek tidak dapat tergantikan, dan akan menerjemahkan apakah perusahaan akan mendapat manfaat atau konsekuensi finansial yang nyata. ESG adalah kesempatan “untung-untungan” (mark-or-break) bagi para eksekutif untuk membangun merek atau berisiko merusaknya, tergantung pada pilihan tindakan mereka.

Menjadi Pemimpin Masa Depan yang Tepat

Dengan pendidikan ESG, para eksekutif dapat mengidentifikasi dan mengelola isu-isu keberlanjutan yang paling material bagi perusahaan mereka dengan lebih baik. Pengetahuan mengenai ESG juga merupakan perangkat yang ampuh untuk mengurangi risiko keuangan, hukum, dan risiko lainnya serta mengembangkan bisnis yang lebih tangguh.

Dewan direksi dan eksekutif dapat memanfaatkan program pendidikan ESG untuk meningkatkan kemampuan pengawasan dan pengambilan keputusan mereka guna memastikan kesuksesan jangka panjang perusahaan mereka.

Editor: Marlis Afridah

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Teresa Russell
+ postsBio

Teresa adalah Konsultan Keberlanjutan dan ESG di SCERTIFY. Dia adalah pakar komunikasi keberlanjutan dengan gelar master dalam Ilmu Keberlanjutan Global.

    This author does not have any more posts.

Continue Reading

Sebelumnya: Menaikkan Batas Usia Dewasa di Filipina dan Harapan yang Lebih Lagi
Berikutnya: Menjadi Pemimpin Muda Demi Masa Depan yang Lebih Baik

Baca Kabar dan Cerita Lainnya

Dua orang wanita yang sedang menulis di kertas yang berada di atas meja. Mengulik Dampak Pendidikan Profesi Guru dalam Meningkatkan Kualitas Calon Guru
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Mengulik Dampak Pendidikan Profesi Guru dalam Meningkatkan Kualitas Calon Guru

Oleh Andi Batara
30 Juli 2025
Orang-orang melihat dan berjalan-jalan di sekitar hutan bambu Bagaimana Tosepan Titataniske Memimpin Upaya Komunitas untuk Pariwisata Berkelanjutan di Meksiko
  • Kabar
  • Unggulan

Bagaimana Tosepan Titataniske Memimpin Upaya Komunitas untuk Pariwisata Berkelanjutan di Meksiko

Oleh Attiatul Noor
30 Juli 2025
ruang kelas yang kosong dengan barisan rapi kursi dan meja dan tembok hijau Memutus Jerat Korupsi di Sektor Pendidikan
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Memutus Jerat Korupsi di Sektor Pendidikan

Oleh Seftyana Khairunisa
29 Juli 2025
beberapa orang yang beragam melakukan aktivitas fisik di taman kota yang dikelilingi pepohonan di Penang, Malaysia. Pentingnya Ruang Terbuka Hijau Perkotaan yang Aksesibel dan Inklusif untuk Semua
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Pentingnya Ruang Terbuka Hijau Perkotaan yang Aksesibel dan Inklusif untuk Semua

Oleh Nazalea Kusuma
29 Juli 2025
sekelompok orang muda berfoto bersama Upaya Sinuruk Mattaoi dalam Melestarikan Budaya dan Tradisi Mentawai
  • Unggulan
  • Wawancara

Upaya Sinuruk Mattaoi dalam Melestarikan Budaya dan Tradisi Mentawai

Oleh Abul Muamar
28 Juli 2025
beberapa bendera negara berjejer Pendapat Hukum Mahkamah Internasional terkait Perubahan Iklim: Bermula dari Inisiatif Kaum Muda
  • Kabar
  • Unggulan

Pendapat Hukum Mahkamah Internasional terkait Perubahan Iklim: Bermula dari Inisiatif Kaum Muda

Oleh Kresentia Madina
28 Juli 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Ahli GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.