Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Wilayah
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • ESG
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Serikat Pekerja Kampus untuk Dunia Akademik yang Lebih Baik

Puluhan dosen dan tenaga kependidikan di Fisipol UGM membentuk Serikat Pekerja sebagai upaya kolektif untuk memperjuangkan hak-hak tenaga kerja kampus dan mengawal kebijakan yang lebih baik.
Oleh Abul Muamar dan Berlin Situmorang
11 Desember 2024
Sebuah alat pengeras suara dengan tali yang diletakkan di atas kursi kayu

Foto: Mikhail Nilov di Pexels.

Kesejahteraan tenaga kerja kampus adalah fondasi penting bagi keberlangsungan dunia akademik. Namun, kenyataannya, masih banyak tenaga kerja di lingkungan pendidikan tinggi yang menghadapi tantangan terkait kesejahteraan dan hak-hak dasar mereka. Beban kerja berlapis, kontrak kerja yang tidak transparan, dan upah rendah termasuk beberapa isu yang muncul ke permukaan. Terkait hal ini, puluhan dosen dan tenaga kependidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) membentuk Serikat Pekerja sebagai upaya kolektif untuk memperjuangkan hak-hak tenaga kerja kampus.

Isu Kesejahteraan dan Hak-Hak Dosen dan Tendik

Kesejahteraan dosen dan tenaga kependidikan (tendik) masih menjadi salah satu tantangan di lingkup pendidikan tinggi di Indonesia. Berdasarkan hasil survei nasional  yang dilakukan akademisi UGM, Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Mataram (Unram) terhadap 1.200 dosen, sebanyak 80% responden merasa upah yang mereka terima tidak sebanding dengan beban kerja yang diemban. Selain itu, 42,9% responden menerima pendapatan tetap di bawah 3 juta rupiah per bulan. Pendapatan ini bahkan kurang dari besaran upah minimum provinsi (UMP) 2024, yakni 3,1 juta rupiah per bulan.

Responden dalam survei tersebut juga mengungkapkan bahwa pekerjaan administratif yang membebani, status kontrak kerja yang tidak pasti, dan keterlambatan akses terhadap tunjangan profesi seperti sertifikasi dosen menjadi persoalan utama. Menurut penelitian tersebut, hanya 2% saja responden yang sangat setuju bahwa pendapatan bulanan mereka sesuai dengan kualifikasi dan beban pekerjaan mereka.

Temuan ini diperkuat oleh hasil survei Serikat Pekerja Kampus (SPK) yang menunjukkan bahwa mayoritas dosen (76%),  terutama yang bekerja di perguruan tinggi swasta, terpaksa mengandalkan pekerjaan sampingan di luar lingkungan akademik untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Kondisi demikian berlangsung hingga masa karier mereka sebagai dosen mencapai 10 tahun.

Berdasarkan temuan SPK, status tenaga kerja kontrak bagi sebagian dosen atau pegawai kampus masih menimbulkan ketidakpastian di banyak universitas. Kondisi ini menjadikan mereka rentan, terutama karena tidak adanya standar pengupahan yang jelas. Selain itu, banyak dosen menghadapi kontrak kerja yang tidak transparan dan sering kali tidak diperpanjang tanpa kejelasan.

Serikat Pekerja Kampus Fisipol UGM

Menanggapi berbagai kondisi tersebut, puluhan dosen dan tenaga kependidikan Fisipol UGM membentuk Serikat Pekerja Fisipol (SPF) UGM pada September 2023. Serikat ini merupakan wadah kolektif di Universitas Gadjah Mada yang bertujuan untuk memperjuangkan hak-hak tenaga kerja kampus. Inisiatif ini menandai langkah penting dalam sejarah kampus dalam membuka ruang bagi diskusi terkait isu kesejahteraan dan isu ketimpangan beban tenaga kerja. 

Serikat ini beberapa kali telah menggelar diskusi dan survei yang secara khusus membedah kondisi kerja para pekerja UGM. Salah satu temuan utamanya terkait kondisi tekanan kerja yang tinggi tanpa dukungan yang memadai dari institusi, yang menyebabkan banyak dosen dan tenaga kependidikan mengalami masalah gangguan kesehatan mental. Bahkan, sebagian dari mereka harus berkonsultasi ke psikiater atau psikolog untuk mengatasi gangguan kesehatan mental yang mereka alami. Temuan ini mencatat beberapa kata kunci seperti anxiety (kecemasan), depresi, stres kerja, masalah kesehatan mental, dan kekhawatiran terhadap honor, yang semuanya mencerminkan beratnya tuntutan pekerjaan, termasuk di lingkungan kampus UGM.

Selain itu, SPF juga memaparkan hasil survei terkait masalah yang dihadapi pegawai dengan Surat Keputusan (SK) Dekan fakultas mereka. Survei tersebut menunjukkan ketidakjelasan status sebagian besar pegawai, yang tercermin dari proses pengajuan kontrak kerja yang tidak transparan. Lebih dari 60% responden mengungkapkan bahwa beban kerja pegawai dengan SK Dekan seringkali lebih besar dibandingkan upah yang mereka terima. Mereka bahkan mengaku tidak memiliki waktu istirahat untuk makan siang karena terhimpit pekerjaan, sering lembur tanpa insentif, dan tidak mendapatkan jaminan perlindungan sosial dan kesehatan seperti yang tercantum dalam kontrak perjanjian kerja mereka.

Mewujudkan Dunia Akademik yang Lebih Baik

Apa yang dilakukan SPF menekankan pentingnya pembentukan serikat sebagai wadah kolektif untuk mengatasi permasalahan struktural berlarut-larut yang dihadapi para tenaga kerja kampus yang berdampak pada kesejahteraan mereka. Serikat pekerja juga dapat menjadi alat untuk mempertahankan kebebasan akademik dan mempromosikan kesetaraan dalam pendidikan tinggi. Langkah ini juga dapat menjadi sarana untuk mengawal reformasi kebijakan baru yang lebih baik dan efektif untuk pemajuan pendidikan tinggi.

Pada akhirnya, mewujudkan kesejahteraan bagi dosen dan tenaga kependidikan adalah satu langkah penting dalam mewujudkan lingkungan akademik dan dunia pendidikan yang lebih berkualitas, serta mendukung terwujudnya pekerjaan yang layak untuk semua. Namun, langkah ini juga mesti dibarengi dengan perbaikan dalam sistem kerja di kampus secara menyeluruh, termasuk memfokuskan kerja-kerja dosen pada khitah Tridharma Perguruan Tinggi.  Selain itu, langkah ini juga mesti dibarengi dengan upaya peningkatan kompetensi dan kualitas dosen dan tenaga kependidikan, termasuk namun tidak terbatas pada perbaikan proses dan sistem perekrutan serta pengembangan kapasitas yang bermakna secara berkala.

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses eksklusif ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia. Langganan Anda juga akan mendukung kapasitas finansial Green Network Asia untuk terus menerbitkan konten yang didedikasikan untuk pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder.

Pilih Paket Langganan Anda

Continue Reading

Sebelumnya: Mengatasi Risiko dan Dampak Kekeringan Sistemik
Berikutnya: Oncom: Bagaimana Jamur dapat Dimanfaatkan untuk Daur Ulang Sampah Makanan

Baca Kabar dan Cerita Lainnya

seorang pedagang bertopi caping mendorong gerobak menyeberangi jalan. Mengatasi Heat Stress Okupasional Demi Keselamatan dan Kesehatan Pekerja
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Mengatasi Heat Stress Okupasional Demi Keselamatan dan Kesehatan Pekerja

Oleh Dinda Rahmania
27 Agustus 2025
foto udara KEK Mandalika; terdapat jalanan dan beberapa bangunan di wilayah yang terhubung pantai dan laut Sisi Kelam Pengembangan Pariwisata di Kawasan KEK Mandalika
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Sisi Kelam Pengembangan Pariwisata di Kawasan KEK Mandalika

Oleh Seftyana Khairunisa
26 Agustus 2025
pasangan lanjut usia menggunakkan masker Polusi Udara dan Risiko Demensia yang Lebih Tinggi
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Polusi Udara dan Risiko Demensia yang Lebih Tinggi

Oleh Dinda Rahmania
26 Agustus 2025
Sekelompok laki-laki muda berfoto bersama seorang ibu di depan sebuah rumah. Kisah Mpu Uteun dan Ekofeminisme di Aceh
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Kisah Mpu Uteun dan Ekofeminisme di Aceh

Oleh Naufal Akram
25 Agustus 2025
buku terbuka Menyampaikan Pengetahuan yang Dapat Diterapkan melalui Pelatihan Keberlanjutan
  • Kolom IS2P
  • Opini
  • Partner
  • Unggulan

Menyampaikan Pengetahuan yang Dapat Diterapkan melalui Pelatihan Keberlanjutan

Oleh Yanto Pratiknyo
25 Agustus 2025
kubus kayu warna-warni di atas jungkat-jungkit kayu Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama

Oleh Abul Muamar
22 Agustus 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia