Lagu Maison oleh Dreamcatcher: Perubahan Iklim dan Greenwashing dalam Musik
Sekarang ini, hidup kita dihadapkan dengan bahaya mengerikan katastrofi perubahan iklim. Dari berita-berita di kehidupan nyata sampai fiksi, perubahan iklim menjadi topik yang semakin susah dihindari. Beberapa waktu terakhir, Dreamcatcher merilis Maison, sebuah lagu beraliran rock tentang lingkungan.
MAISON – Dreamcatcher
Dreamcatcher (드림캐쳐) adalah sekelompok penyanyi perempuan dari Korea Selatan yang memulai debutnya di 2017 dengan tujuh anggota. Lagu terbaru yang mereka rilis, Maison (=rumah dalam bahasa Perancis), menceritakan kisah peringatan akan mengerikannya perubahan iklim melalui lirik dan video musiknya.
“Apocalypse berarti kiamat, kehancuran, dan bencana. Bumi, rumah kita, dihancurkan dan disakiti. Album ini ingin memperingatkan para pendengarnya tentang bagaimana bumi ini dihancurkan,” jelas Dreamcatcher dalam showcase untuk album Apocalypse: Save Us.
Di dalam liriknya, Dreamcatcher menyeru mereka yang merusak lingkungan dan mengabaikan masalah lingkungan, meminta para pendengar untuk “ubah kebiasaanmu sekarang juga” sebelum penyesalan datang terlambat. Mereka juga membuat kegiatan fans yang berisi misi-misi kecil yang bisa dilakukan oleh para fans di kehidupan sehari-hari mereka untuk hidup yang lebih berkelanjutan. Kegiatan ini mendorong para fans untuk menggunakan tas belanja alih-alih tas plastik sekali pakai, mencabut peralatan elektronik rumah tangga yang tidak dipakai, dan lain sebagainya.
Greenwashing?
Pesan yang dibawa Dreamcatcher dalam musiknya penting dan mengagumkan. Pertanyaannya adalah: apakah mereka hanya menggunakan perubahan iklim sebagai sebuah konsep dan estetika saja? Apakah semuanya ini banal belaka?
Album ini memiliki lima versi, semuanya dikemas dengan bahan yang tidak bisa didaur ulang serta dikirim ke para fans di seluruh penjuru dunia. Dan untuk acara fans, mereka mendorong untuk hidup lebih berkelanjutan dan melakukan streaming musiknya.
Berhari-hari setelah album dirilis, Dreamcatcher mengumumkan untuk berkolaborasi dengan ENTC dalam membuat sebuah NFT. Mereka menerima banyak kritik dari fans di seluruh dunia, tetapi tidak ada pembatalan.
Ke(tidak)Berlanjutan dalam K-pop
Ketika beberapa artis K-pop dan fans mereka mendorong keberlanjutan melalui beragam duta dan projek, industrinya sendiri justru malah semakin berbahaya. Imbas lingkungan industri musik secara umum – dan K-pop secara khusus – tetap tidak diperhatikan, dan desakan NFT ini mengkhawatirkan.
Seluruh industri NFT ini disebabkan oleh Korean New Deal 2.0 pemerintah untuk membuka wadah metaverse dan mengembangkan teknologi blockchain. Empat perusahaan hiburan terbesar di Korea Selatan (HYBE, SM Entertainment, JYP Entertainment, dan YG Entertainment) telah mengumumkan keterlibatan mereka dalam NFT, tetap maju meskipun ada banyak reaksi dari fans. Majalah Weverse HYBE baru-baru ini menerbitkan sebuah artikel yang mendukung NFT dalam musik ketika berita tentang protes para ilmuwan mengenai perubahan iklim muncul.
Apa yang dilakukan oleh industri saat ini dan meningkatnya perhatian publik secara umum mengenai perubahan iklim tidak sejalan. Isu-isu keberlanjutan dalam industri K-pop mestinya ditangani di dalam sistem. Cepat atau lambat, industri ini harus bertransformasi, seperti energi, fashion, dan yang lainnya.
Editor: Marlis Afridah
Penerjemah: Iffah Hannah
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Naz adalah Manajer Editorial Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.