Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Menghapus Stigma & Diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV/AIDS

Menghapus stigma dan diskriminasi terhadap Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) sangat penting untuk mewujudkan Indonesia bebas HIV/AIDS pada 2030.
Oleh Abul Muamar
1 Desember 2022
seorang pria berkaos putih memegang formulir tes HIV/AIDS.

Foto oleh Cottonbro di Pexels.

HIV/AIDS merupakan penyakit yang masih menjadi momok sampai hari ini. Lebih dari sekadar menanggung penyakit biologis, orang/anak yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA dan ADHA) rentan mengalami diskriminasi dan pengucilan di masyarakat. Stigma terhadap pengidap HIV/AIDS membuat mereka kerap kehilangan akses ke banyak hal, termasuk kesehatan dan pendidikan.

Sedihnya, sampai hari ini, masih ada anggapan bahwa HIV/AIDS merupakan penyakit yang disebabkan oleh pergaulan bebas, seperti penggunaan narkoba, seks bebas, hubungan seks berganti-ganti pasangan, dan hubungan sesama jenis. Padahal, banyak pengidap HIV/AIDS yang tidak pernah sama sekali bersentuhan dengan hal-hal seperti itu. Mereka hanya tertular dari pembawa virus HIV dengan berbagai cara.

Tentang Virus HIV dan AIDS 

HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang sistem imunitas. Virus ini merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan semakin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.

Infeksi virus HIV dapat menurunkan kemampuan imunitas manusia dalam melawan benda-benda atau zat asing di dalam tubuh. Pada tahap terminal infeksinya, HIV menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). 

Seseorang yang dalam darahnya terdapat virus HIV dapat terlihat sehat dan belum tentu membutuhkan pengobatan. Walau demikian, orang tersebut dapat menularkan virus HIV kepada orang lain apabila melakukan hubungan seks berisiko atau berbagi penggunaan alat suntik.

Penularan HIV dapat terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan alat kelamin, cairan anus, serta ASI. Penderita HIV/AIDS memerlukan pengobatan Antiretroviral (ARV) untuk menekan jumlah virus HIV di dalam tubuh sehingga menekan risiko penularan ke orang lain dan meningkatkan harapan hidup. 

Di Indonesia, kasus AIDS pertama ditemukan pada tahun 1987, ditandai dengan kematian seorang warga negara Belanda di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali. Per Juni 2022, total kasus HIV di seluruh provinsi di Indonesia mencapai 519.158. DKI Jakarta menjadi penyumbang terbesar dengan 90.956 kasus.

Bebas HIV/AIDS 2030

Mengikuti tujuan global, Indonesia berkomitmen untuk mengakhiri epidemi HIV/AIDS pada 2030. Untuk mencapai tujuan itu, pemerintah mengusung misi Three Zero 2030: Tidak ada infeksi baru virus HIV/AIDS, tidak ada kematian akibat HIV/AIDS, dan tidak ada stigma dan diskriminasi terhadap ODHA.

Untuk mewujudkan target tersebut, beberapa upaya telah dilakukan Kementerian Kesehatan. Antara lain dengan menerapkan Strategi Fast Track 95-95-95 yang meliputi:

  • Percepatan pencapaian 95% orang mengetahui status HIV melalui tes atau deteksi dini. 
  • Sebanyak 95% ODHA yang mengetahui status HIV mulai menjalani terapi ARV. 
  • 95% ODHA dalam terapi ARV berhasil menekan jumlah virusnya sehingga mengurangi kemungkinan penularan HIV dan tidak ada lagi stigma dan diskriminasi terhadap ODHA.

Namun dari target tersebut, sejauh ini baru 79% ODHA yang mengetahui status HIV, baru 41% orang dengan HIV (ODHIV) yang mendapatkan obat ARV, dan baru 16% ODHIV yang mendapatkan ARV sudah mengalami supresi virus (penurunan viral-load).

Menurut Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, masih rendahnya pencapaian target tersebut dipengaruhi oleh stigma dari keluarga, masyarakat, maupun petugas kesehatan terhadap orang dengan HIV. Hal ini berdampak pada rendahnya tingkat kepatuhan pengidap HIV untuk menjalani pengobatan ARV.

“Ini memberi refleksi bagi kita untuk melakukan upaya yang terbaik di masa yang akan datang. Sehingga kita bisa melakukan optimalisasi dan sinergi di antara kelembagaan. Dan kita bisa menempatkan pasien ODHA di tempat strategis dan sebaik-baiknya berdasarkan hak asasi yang mereka miliki,” kata Dante.

Pada akhirnya, kita semua dapat berperan untuk mengakhiri HIV/AIDS dalam bentuk sekecil apapun. Tidak menaruh stigma dan tidak melakukan tindakan atau bersikap diskriminatif terhadap Orang Dengan HIV/AIDS adalah langkah minimum yang sangat berarti.


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Abul Muamar
Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor di beberapa media tingkat nasional.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Pemerintah Luncurkan Peta Jalan Hidrogen dan Amonia Nasional
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Kelindan Penurunan Angka Kelahiran dan Meningkatnya Biaya Hidup
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Ekosipasi: Gagasan Emansipasi Ekologi untuk Menyelamatkan Alam
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Kolaborasi untuk Dukung Penghidupan Nelayan Skala Kecil melalui SeaBLUE

Continue Reading

Sebelumnya: Mendukung Peran Perempuan dalam UMKM untuk Pemulihan Ekonomi Pascapandemi
Berikutnya: Kerangkeng Manusia: Mengakhiri Perbudakan Modern dalam Segala Bentuk

Artikel Terkait

sekelompok muda-mudi berfoto bersama. Gerakan Masjid BERKAH: Kolaborasi Pengelolaan Sampah di Kota Bandung
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Gerakan Masjid BERKAH: Kolaborasi Pengelolaan Sampah di Kota Bandung

Oleh Khoirun Nisa’ dan Lulu Nailufaaz
11 Juli 2025
bola lampu basah tergantung di kawat Bagaimana Solar Sister Menghubungkan Energi Bersih dengan Pemberdayaan Perempuan di Afrika
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Bagaimana Solar Sister Menghubungkan Energi Bersih dengan Pemberdayaan Perempuan di Afrika

Oleh Attiatul Noor
11 Juli 2025
foto terumbu karang dengan segerombolan ikan kecil yang berenang di dekatnya Indonesia Tandatangani Komitmen Tingkat Tinggi untuk Pelindungan Terumbu Karang
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Indonesia Tandatangani Komitmen Tingkat Tinggi untuk Pelindungan Terumbu Karang

Oleh Seftyana Khairunisa
10 Juli 2025
orang membuat tabung untuk menampung gas Inisiatif Energi Terbarukan Berbasis Komunitas di Desa-Desa Transmigran Halmahera
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Inisiatif Energi Terbarukan Berbasis Komunitas di Desa-Desa Transmigran Halmahera

Oleh Arifa Fajar
10 Juli 2025
bola lampu dengan colokan dengan latar hijau Pemerintah Luncurkan Peta Jalan Hidrogen dan Amonia Nasional
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pemerintah Luncurkan Peta Jalan Hidrogen dan Amonia Nasional

Oleh Abul Muamar
9 Juli 2025
balok-balok kayu dengan simbol ASEAN dan Inggris Luncurkan Kemitraan untuk Ketahanan Kesehatan
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

ASEAN dan Inggris Luncurkan Kemitraan untuk Ketahanan Kesehatan

Oleh Kresentia Madina
9 Juli 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.