COP30: Momen Genting untuk Mengadopsi Indikator Adaptasi Iklim
Ilustrasi: Irhan Prabasukma.
Seiring meningkatnya dampak perubahan iklim, kita harus segera mengambil langkah tegas dan berani untuk melindungi masyarakat dan komunitas rentan. Pada COP30—pertemuan multilateral penting untuk tata kelola iklim—para pihak yang terlibat telah mengakui bahwa adaptasi sama pentingnya dengan pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK). COP30 pada tahun 2025 disebut sebagai “COP Adaptasi”, dengan keputusan-keputusan penting yang diharapkan terkait agenda adaptasi iklim.
Memahami Adaptasi Iklim
Adaptasi iklim adalah tentang melindungi masyarakat, komunitas, dan ekosistem dari dampak perubahan iklim yang semakin intensif. Beberapa contohnya termasuk memperkuat tanggul untuk menghadapi banjir besar atau mendorong penghijauan perkotaan untuk mengurangi heat stress.
Dampak perubahan iklim berbeda-beda di setiap negara dan komunitas, tergantung pada lokasi geografis, kondisi sosial ekonomi, dan kapasitas adaptif mereka. Saat negara-negara kepulauan kecil mengalami dampak kenaikan muka air laut, negara-negara dataran tinggi terdampak oleh gletser yang mencair. Mengingat keragaman ini, mengukur kemajuan global dalam adaptasi iklim merupakan tantangan besar, baik secara ilmiah maupun politis.
Dalam sebuah surat tertanggal 23 Oktober 2025, Presidensi Brasil untuk COP30 berpendapat bahwa adaptasi adalah “langkah selanjutnya dalam evolusi manusia”, yang menekankan pentingnya kerja sama internasional.
Surat itu berbunyi, “Kemampuan kita untuk menerapkan ketentuan adaptasi UNFCCC dan Perjanjian Paris melalui peningkatan kerja sama internasional akan menentukan apakah kita berevolusi tidak hanya untuk bertahan hidup, tetapi juga untuk menjadi versi terbaik umat manusia – yang berlandaskan martabat, keadilan, dan solidaritas.”
Mengadopsi Indikator Adaptasi di COP30
Sayangnya, Perjanjian Paris tentang perubahan iklim tidak memiliki tujuan adaptasi yang konkret dan terukur. Mitigasi memiliki target pembatasan suhu 1,5°C, yang berfungsi sebagai tujuan yang objektif dan terukur. Sebaliknya, Tujuan Global untuk Adaptasi (GGA), tujuan adaptasi menyeluruh dari Perjanjian Paris, dinyatakan dalam bentuk yang sangat umum: “meningkatkan kapasitas adaptif, memperkuat ketahanan, dan mengurangi kerentanan terhadap perubahan iklim.”
Upaya untuk mengisi kesenjangan ini dimulai pada tahun 2019. Sejak saat itu, para pihak dalam COP secara bertahap mengembangkan pemahaman bersama tentang perlunya menetapkan target dan metrik adaptasi yang konkret. Pendekatan ini serupa dengan kebijakan keberlanjutan lainnya, seperti Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global.

Pada COP28 tahun 2023, Kerangka Kerja UEA untuk Ketahanan Iklim Global mengadopsi 11 target yang pada dasarnya menguraikan Tujuan Global Adaptasi, mulai dari ketahanan pangan dan air hingga perencanaan dan implementasi adaptasi.
Setelah itu, para pihak membahas indikator adaptasi yang berfungsi bersama target yang telah ditetapkan. Mereka juga telah menyiapkan draf 100 indikator yang menunggu finalisasi dan kesepakatan di COP30 sebagai salah satu agenda utama.
Pada COP30, negara-negara diharapkan menyepakati indikator adaptasi iklim, yang akan mengirimkan sinyal kuat kepada dunia tentang peran penting adaptasi iklim dalam meningkatkan ketahanan dan melindungi masyarakat dan komunitas paling rentan di berbagai sektor seperti pangan, air, dan kesehatan. Langkah ini diharapkan menjadi hasil utama dari COP 2025.
Urgensi Indikator Adaptasi Iklim
Mengapa target dan indikator adaptasi penting? Adaptasi adalah proses yang digerakkan oleh negara untuk mengatasi tantangan unik setiap negara. Oleh karena itu, orang mungkin berpikir bahwa adaptasi tidak memerlukan target internasional yang terperinci dan umum untuk semua. Namun, tanpa target atau indikator global yang jelas, sulit untuk menilai apakah dunia telah mencapai kemajuan dalam adaptasi dan ketahanan.
Manfaat paling signifikan dari penetapan target dan indikator adalah peningkatan transparansi dan akuntabilitas untuk adaptasi iklim. Hal ini akan menjadi langkah maju dari, misalnya, penilaian generik dan kualitatif dalam tinjauan kemajuan tujuan Perjanjian Paris di COP28 (Global Stocktake yang diadakan setiap 5 tahun).
Selain itu, sebagaimana juga ditekankan oleh Presidensi Brasil dalam suratnya, dukungan dan kerja sama internasional adalah kunci. Indikator adaptasi iklim yang disepakati secara internasional akan membantu para pihak berbagi pemahaman bersama dan memungkinkan diskusi yang objektif tentang bagaimana setiap proyek dan kegiatan berkontribusi pada kemajuan. Hal ini dapat mendorong sikap saling pengertian dan membangun kepercayaan di antara negara-negara yang menangani adaptasi iklim.
Manfaat lainnya, terutama bagi para praktisi, adalah indikator adaptasi akan memberikan panduan yang lebih tepat. Dengan demikian, banyak aktor yang berpartisipasi dalam adaptasi dapat memajukannya dengan lebih efektif. Misalnya, perusahaan swasta akan dapat menentukan apakah dan bagaimana operasi mereka berkontribusi terhadap adaptasi iklim. Dengan melaporkan kontribusi adaptasi mereka kepada pasar secara lebih jelas, perusahaan swasta dapat lebih menarik pendanaan dan investasi berkelanjutan.
Dengan demikian, kesepakatan mengenai indikator adaptasi iklim yang kuat di COP30 akan menjadi tonggak penting dalam transisi dari pengembangan kerangka kerja menuju implementasi yang konkret dan meluas oleh beragam aktor.
Kemajuan yang Berkesinambungan dan Pembelajaran Bersama
Terakhir, kita harus menyadari bahwa indikator adaptasi iklim tidak dapat mencakup semua hal yang diperlukan untuk melindungi masyarakat dan komunitas rentan.
Indikator-indikator ini dirancang untuk diterapkan oleh semua pihak, tetapi seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tantangan adaptasi bersifat unik dari satu konteks ke konteks lainnya. Dampak perubahan iklim semakin intensif dan berubah seiring waktu. Oleh karena itu, ada tantangan yang belum tercakup oleh indikator, seperti tantangan spesifik untuk pulau-pulau kecil, wilayah pesisir, atau pegunungan tinggi.
Narasi dan praktik baik adaptasi memainkan peran kunci dalam mengevaluasi dan belajar dari aksi adaptasi iklim. Ketika para pihak menyepakati indikator, mereka juga harus membangun pemahaman bersama tentang cara menggunakan dan menafsirkannya.
Pada akhirnya, target dan indikator akan berfungsi efektif jika pembahasan yang terperinci dan berbasis bukti serta pembelajaran bersama di antara para pihak dan pemangku kepentingan lain yang terlibat dalam adaptasi terfasilitasi, yang memungkinkan kita untuk secara kolektif menerapkan aksi adaptasi iklim yang lebih efektif dan berdampak.
Opini ini adalah pandangan pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan UNU.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.
Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.
Dukung gerakan Green Network Asia untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Jadi Member SekarangNaoyuki adalah Programme Officer dalam program Tata Kelola Perubahan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan (GCSD) di UNU-IAS (United Nations University Institute for the Advanced Study of Sustainability). Ia meraih gelar Doktor Hukum dari Fakultas Hukum Pascasarjana Universitas Nagoya, Jepang. Minat penelitiannya meliputi adaptasi perubahan iklim, keamanan iklim, hukum perubahan iklim, dan hukum transnasional.

Menepis Kolonialisme Hijau dalam Transisi Energi Indonesia
Bagaimana Wisata Mewah Ancam Suku Maasai Mara di Kenya
Korea Selatan Wajibkan Penggunaan Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (SAF)
Mendorong Penghitungan Investasi yang Adil dalam Upaya Transisi Energi
Memperkuat Peran Serikat Pekerja untuk Mewujudkan Keadilan Sosial
Langkah Selandia Baru dalam Menghadapi Degradasi Laut di Teluk Hauraki