Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Wilayah
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • ESG
  • Muda
  • Dunia
  • Ikhtisar
  • Partner
  • Unggulan

Bali Rentangkan Sayap untuk Pemulihan Ekonomi yang Lebih Kuat

Menciptakan ekonomi yang lebih tangguh di Bali sangatlah penting, yang berarti perlu fokus pada sektor lain di luar pariwisata.
Oleh Nazalea Kusuma
28 September 2022
tari kecak ditampilkan oleh warga Bali pada malam hari

Tari Tradisional Kecak. | Foto oleh Aminoz Acid di Unsplash.

Bali merupakan salah satu destinasi liburan top dunia, dengan sajian pemandangan yang indah, budaya yang kaya, dan makanan yang lezat. Pulau ini merupakan salah satu wajah utama pariwisata Indonesia. Sampai kemudian, pandemi COVID-19 menerjang.

Syukurnya, Bali perlahan-lahan pulih dari dampak pandemi dengan baik dalam hal kesehatan masyarakat. Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, “Angka vaksinasi terus meningkat. Dosis pertama mencapai 106%, dosis kedua mencapai 97%, dan booster mencapai lebih dari 80%. Angka ini merupakan yang tercepat dan tertinggi di Indonesia.”

Bagaimana dengan pemulihan ekonomi Bali?

Angka dan Data

Mari kita membahas angka.

Menurut data Badan Pusat Statistik, penyerapan tenaga kerja 405.550 orang di Bali mengalami dampak negatif pandemi COVID-19 per Februari 2022. Mereka kehilangan jam kerja atau bahkan kehilangan pekerjaan sama sekali. Jumlah tersebut merupakan peningkatan dari data Agustus 2021 yang terdampak sebanyak 714.120 orang.

Laporan Bank Indonesia mempertegas hal itu. Pada awal pandemi COVID-19 pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Bali berada pada angka -9,31%. Angka 2021 masih mengkhawatirkan (-2,47%), tetapi pada 2022 tampaknya akan membaik.

Kuartal pertama 2022 membawa pertumbuhan ekonomi 1,46% di wilayah tersebut. Pada kuartal kedua, jumlahnya meningkat menjadi 3,04%. Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan Bali pada akhir tahun 2022 akan meningkat hingga mencapai 3,80% – 4,60%.

Industri Pariwisata Bali

Sekarang, mari kita letakkan angka-angka tersebut ke dalam konteksnya. Pandemi COVID-19 mematikan sementara industri pariwisata global karena kebijakan pembatasan perjalanan dan penutupan perbatasan. Situasi ini menghantam Bali dengan keras. Pariwisata tidak diragukan lagi merupakan sumber pendapatan nomor satu di provinsi ini, dan tiba-tiba itu hilang, menyebabkan banyak orang tak memiliki pendapatan dan tak punya rencana cadangan.

Keadaan ekonomi Bali mulai membaik ketika pariwisata mulai hidup kembali. Pemerintah Indonesia membuka gerbang ke Bali untuk pengunjung internasional pada Oktober 2021. Tak lama kemudian, pada Maret 2022, gerbang ke Bali semakin lebar karena Visa on Arrival (Visa Kunjungan Saat Kedatangan) dan berakhirnya kebijakan karantina pascapenerbangan.

Poster Presidensi G20 Indonesia bertema “recover together recover stronger” dengan bendera negara-negara anggota dan latar belakang langit biru
Foto oleh Website Resmi G20 Indonesia.

Hal lain yang mempercepat pemulihan pariwisata Bali adalah menjadi tuan rumah acara penting internasional. Pada bulan Mei acara Global Platform for Disaster Risk Reduction digelar dengan peserta dari 193 negara.

Acara yang paling menonjol adalah KTT G20 2022 pada bulan November mendatang sebagai bagian dari Presidensi G20 Indonesia. Acara ini adalah pertemuan tahunan G20, sebuah forum internasional untuk ekonomi utama dunia, yang akan mencakup lebih dari 10.000 peserta dari seluruh dunia.

Hari ini, wisatawan domestik dan mancanegara kembali meramaikan Bali. Jumlah wisatawan mancanegara mencapai 60% saat peak season di bulan Juli. Bisnis yang mendukung pariwisata dan perhotelan, seperti akomodasi, makanan & minuman, perdagangan, transportasi, dan konstruksi, memainkan peran penting dalam pemulihan ekonomi Bali.

Pemulihan Memerlukan Lebih dari Sekadar Pariwisata

Kunci pemulihan ekonomi Bali yang kokoh terletak pada perluasan sektor. Memulihkan ke keadaan seperti semula tidak akan cukup. Menciptakan ekonomi yang lebih tangguh untuk wilayah ini sangat penting, yang berarti perlu fokus pada sektor lain yang selama ini nyaris ‘ditinggalkan’ jika dibanding dengan pariwisata.

Dolfie O.F.P, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, mengakui industri pariwisata sebagai sektor utama Bali. Namun, ia juga menyoroti sektor pertanian dan UKM (Usaha Kecil Menengah) sebagai pendukung yang tak kalah penting.

Masukan ini diamini oleh Eriko Sotarduga, anggota Komisi XI DPR RI. Ia mengatakan, “Bali, pada identitas intinya, memiliki sektor pertanian yang kuat. Bali juga memiliki kesenian berkualitas tinggi seperti lukisan, pematung, dan lain-lain.”

Pada rapat Komisi XI DPR RI bulan Juli lalu, pemerintah kota dan provinsi Bali memaparkan strategi yang menjanjikan untuk mempercepat pertumbuhan dan pemulihan ekonomi. Misalnya, wilayah Denpasar, Klungkung, dan Karangasem ingin fokus mengembangkan sektor pariwisata, pertanian, industri kreatif, dan UKM.

empat orang duduk di panggung yang didekorasi untuk diskusi panel
Diskusi panel INKURI. | Foto oleh INKURI.

Program, lokakarya, seminar, dan pelatihan dari pemerintah dan sektor swasta muncul bersama untuk mendukung strategi pembangunan multi-sektor ini. Salah satunya adalah INKURI (Inkubator Bisnis Berkelanjutan) oleh Yayasan Pratisara Bumi Lestari. Program ini berlangsung selama sembilan bulan, dari Oktober 2021 hingga Agustus 2022, dan berfokus pada kerajinan, pangan pertanian, dan pariwisata berkelanjutan.

“Sekarang kita belajar dari pandemi COVID-19 agar Bali tidak hanya mengandalkan satu sektor primer saja yang bisa membuat semuanya lumpuh saat menghadapi pandemi,” kata Dolfie.

Penerjemah & Editor: Abul Muamar

Baca versi asli artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan GNA Indonesia.

Langganan Anda akan memberikan akses ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia, memperkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda sekaligus mendukung kapasitas finansial Green Network Asia untuk terus menerbitkan konten yang didedikasikan untuk pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder.

Pilih Paket Langganan

Nazalea Kusuma
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Naz adalah Manajer Publikasi Digital Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Langkah Mundur India dalam Kebijakan Emisi Sulfur Dioksida
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Pentingnya Ruang Terbuka Hijau Perkotaan yang Aksesibel dan Inklusif untuk Semua
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengulik Tren Gaya Hidup Minimalis di TikTok
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengatasi Tantangan dalam Implementasi Adaptasi Berbasis Ekosistem (EbA)

Continue Reading

Sebelumnya: Peralihan LPG 3 Kg ke Kompor Induksi
Berikutnya: Tiada Lagi Kerja Paksa dan Pekerja Anak di Industri Kapas Uzbekistan

Baca Kabar dan Cerita Lainnya

kubus kayu warna-warni di atas jungkat-jungkit kayu Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama

Oleh Abul Muamar
22 Agustus 2025
penggiling daging di peternakan Menghentikan Pendanaan Peternakan Industri di Vietnam: Jalan Menuju Pendanaan Sistem Pangan yang Adil dan Berkelanjutan
  • Opini
  • Unggulan

Menghentikan Pendanaan Peternakan Industri di Vietnam: Jalan Menuju Pendanaan Sistem Pangan yang Adil dan Berkelanjutan

Oleh Brian Cook
22 Agustus 2025
dua orang sedang menandatangani dokumen di atas meja Pembaruan Kemitraan Indonesia-PBB dalam Agenda SGDs 2030
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pembaruan Kemitraan Indonesia-PBB dalam Agenda SGDs 2030

Oleh Abul Muamar
21 Agustus 2025
sekelompok perempuan dan dua laki-laki berfoto bersama. Bagaimana Para Perempuan di Kampung Sempur Bogor menjadi Aktor dalam Mitigasi Bencana Longsor
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Bagaimana Para Perempuan di Kampung Sempur Bogor menjadi Aktor dalam Mitigasi Bencana Longsor

Oleh Sahal Mahfudz
21 Agustus 2025
Sebuah ilustrasi karya Frendy Marcelino yang menggambarkan tumpukan tote bag dan tumbler tak terpakai yang tumpah keluar dari sebuah tumbler besar. Fenomena Penumpukan Produk Ramah Lingkungan di Indonesia
  • Kolom IS2P
  • Opini
  • Partner
  • Unggulan

Fenomena Penumpukan Produk Ramah Lingkungan di Indonesia

Oleh Nadia Andayani
20 Agustus 2025
orang-orang menonton pertunjukan teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami” Merenungi Suramnya Dunia Pendidikan lewat Teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami”
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Merenungi Suramnya Dunia Pendidikan lewat Teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami”

Oleh Nareswari Reswara Widya
20 Agustus 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia