Menengok Bagaimana Revitalisasi Hutan Chilgoza di Pakistan Libatkan Masyarakat Lokal
Hutan sangat penting bagi kehidupan kita. Hutan menyediakan habitat bagi keanekaragaman hayati, membantu pengurangan emisi karbon, dan mendukung mata pencaharian masyarakat. Oleh karena itu, pengelolaan hutan berkelanjutan sangat penting untuk mencegah aktivitas eksploitatif dan destruktif. Di Pakistan, pemulihan hutan Chilgoza melalui proyek Inisiatif Restoratif turut melibatkan masyarakat lokal.
Hutan Chilgoza di Pakistan dan Kacang Pinusnya yang Terkenal
Pinus Chilgoza (Pinus gerardiana) adalah pohon pinus asli di Pakistan utara. Pinus-pinus tersebut tumbuh antara 2.000 dan 3.350 m di atas permukaan laut, khususnya di wilayah Hindukush-Karakoram-Himalaya di Pakistan Utara. Kacang pinus Chilgoza yang mahsyur menjadi sumber pendapatan penting bagi masyarakat setempat. Selain itu, hutan Chilgoza juga menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati dan mendukung jasa ekosistem yang vital.
Sayangnya, hutan tersebut telah mengalami kerusakan yang parah. Penebangan kayu secara ilegal, penggembalaan yang tidak terkendali, dan eksploitasi berlebihan telah mengganggu proses regenerasi dan produktivitas pepohonan di hutan tersebut. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), hanya 27% dari total 4.579.000 hektare hutan yang produktif pada tahun 2020.
Pengelolaan hutan berkelanjutan menjadi sangat penting untuk menghentikan kerusakan hutan dan memitigasi dampak perubahan iklim. Terkait hal ini, IUCN, FAO, dan UNEP meluncurkan Inisiatif Restoratif (The Restorative Initiative/TRI) di Pakistan untuk memberdayakan masyarakat lokal dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola hutan Chilgoza
Inisiatif Restoratif (TRI) di Pakistan
Dimulai pada tahun 2018, proyek TRI di Pakistan bertujuan untuk merevitalisasi ekosistem hutan Chilgoza dan melindungi mata pencaharian masyarakat lokal melalui peningkatan kapasitas. Proyek ini bekerja sama dengan Departemen Kehutanan Pakistan untuk membekali masyarakat setempat dengan pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan hutan berbasis ilmu pengetahuan, teknik pemanenan berkelanjutan, dan metode pascapanen yang lebih baik.
TRI Pakistan juga telah membentuk Komite Perlindungan dan Konservasi Hutan Chilgoza (CFPCC), yang terdiri dari anggota masyarakat. Pada tahun 2020, 14 CFPCC terdaftar mengadopsi beberapa langkah untuk mendukung pengelolaan, perlindungan, dan restorasi hutan Chilgoza. Hal ini termasuk penentuan batas pemanenan buah pinus dalam musim yang diizinkan, melarang pemanenan komersial skala besar, dan menetapkan pemantauan dan peraturan masyarakat.
Sham Su Rabbi, Sekretaris Jenderal Komite Perlindungan Hutan Chilghoza, mengatakan, “Setelah menerima pelatihan mengenai pengendalian kebakaran hutan, kami sekarang secara aktif membantu Departemen Kehutanan dalam upaya pengendalian kebakaran hutan dan pemetaan hutan. Di masa lalu, kami tidak menyadari pentingnya dan membutuhkan waktu berabad-abad agar hutan ek dapat tumbuh subur, namun dengan adanya proyek ini, kapasitas kami telah meningkat, dan kami memiliki lebih banyak pengetahuan dan teknik dalam mengelola hutan kami.”
Pemberdayaan Masyarakat Lokal
Pada tahun 2021, TRI Pakistan telah mendirikan empat unit pengolahan kacang pinus yang mampu mengolah 60.000 kg kacang pinus. Jumlah ini setara dengan pendapatan sebesar PKR 90 juta (USD 513.000) di seluruh distrik di Pakistan. Memberdayakan masyarakat lokal dengan keterampilan pengelolaan hutan berkelanjutan dapat memperkuat kemandirian dan ketahanan mereka. Dalam hal ini, peningkatan kapasitas yang dilakukan oleh TRI Pakistan telah membuka peluang kerja baru, sistem yang lebih baik, dan peningkatan pendapatan bagi masyarakat lokal di wilayah tersebut.
Editor: Nazalea Kusuma
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Madina adalah Reporter di Green Network Asia. Dia adalah alumni program sarjana Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Dia memiliki tiga tahun pengalaman profesional dalam editorial dan penciptaan konten kreatif, penyuntingan, dan riset.