Skip to content
  • Tentang
  • Advisory & Consulting
  • Kemitraan Iklan
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Kenalan dengan Konsep Pertanian Regeneratif

Pertanian regeneratif berfokus pada kesehatan dan regenerasi tanah, peningkatan mikrohidrologi, dan konservasi keanekaragaman hayati.
Oleh Abul Muamar
8 Januari 2024
kecambah tanaman tumbuh di atas tanah.

Foto: Francesco Gallarotti di Unsplash.

Pertanian telah menjadi tulang punggung kehidupan manusia selama berabad-abad. Seiring waktu, pertanian terus berkembang hingga muncul apa yang disebut sebagai pertanian modern, yang ditandai dengan penggunaan teknologi pertanian. Namun, sektor pertanian modern juga turut menyebabkan kerusakan ekologi dan pemanasan global. Di tengah tantangan itu, konsep pertanian regeneratif muncul sebagai salah satu solusi untuk mendukung pertanian berkelanjutan.

Emisi GRK hingga Kerusakan Ekologi

Pada tahun 2018, pertanian berkontribusi atas 17% emisi gas rumah kaca global. Emisi metana dan dinitrogen oksida dari aktivitas pertanian menyumbang 5,3 miliar ton CO2eq atau meningkat sebesar 14% sejak tahun 2000. 

Deforestasi dan alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian menjadi salah satu penyebab mengapa sektor ini merusak lingkungan. Sebuah laporan mengungkap bahwa sekitar 80% deforestasi global disebabkan oleh produksi pertanian, yang juga merupakan penyebab utama rusaknya habitat. Penggunaan alat berat, pestisida, dan bahan-bahan kimia untuk menggenjot produksi pangan juga menjadi penyebab kerusakan lingkungan yang signifikan. 

Sektor pertanian juga menjadi penyebab utama krisis air global, dengan 70% sumber air diserap untuk pertanian. Pada saat yang sama, pertanian termasuk sektor yang paling rentan dan sensitif terhadap kerusakan ekologi, dengan degradasi lahan sebagai dampak yang paling umum. FAO mencatat lebih dari separuh lahan pertanian di seluruh dunia terkena dampak degradasi lahan setiap tahunnya, dan sekitar USD 1 triliun jasa tanah hilang akibat praktik pengelolaan lahan yang tidak ramah lingkungan. 

Menurut para ilmuwan, dengan tingkat kerusakan tanah seperti yang terjadi saat ini, dalam waktu 50 tahun ke depan, kita tidak hanya akan mengalami masalah kesehatan akibat penurunan kualitas pangan, namun juga tidak akan punya cukup tanah subur untuk memberi makan diri kita sendiri.

Pertanian adalah “pelaku” sekaligus “korban” dari kerusakan lingkungan. Pada gilirannya, dampak tersebut menjadi ancaman terhadap ketahanan pangan dan menimbulkan bencana kelaparan. Oleh karena itu, konsep pertanian yang selama ini dijalankan mesti ditinggalkan dan beralih menuju pertanian yang berkelanjutan, salah satunya dengan pertanian regeneratif.

Apa itu Pertanian Regeneratif?

Pertanian regeneratif merupakan konsep pertanian dengan pendekatan agroekosistem inklusif. Pertanian regeneratif berfokus pada kesehatan dan regenerasi tanah, peningkatan mikrohidrologi, dan konservasi keanekaragaman hayati di semua tingkatan sekaligus meningkatkan efisiensi penggunaan lahan dan jasa ekosistem.

Kesehatan dan regenerasi tanah menjadi sangat penting mengingat ancaman degradasi lahan pertanian yang terus berlanjut. Tanah yang sehat akan menghasilkan makanan dan nutrisi yang lebih sehat, menyimpan lebih banyak karbon, dan menjaga keanekaragaman spesies, termasuk cacing, serangga, dan jamur. Tanah yang sehat juga akan mendukung kesehatan lingkungan dan ekosistem air, tanah, dan udara.

Pada dasarnya, pertanian regeneratif adalah model pertanian yang meniru cara kerja alam dalam menumbuhkan tanaman. Pertanian regeneratif bukan merupakan metode atau praktik pertanian yang spesifik. Aspek pertanian regeneratif bersifat dinamis dan holistik, menggabungkan berbagai praktik berkelanjutan seperti permakultur dan pertanian organik, termasuk pengolahan tanah konservasi, tanaman penutup tanah, rotasi tanaman, pengomposan, penggembalaan/pemeliharaan ternak di lahan terbuka, dan penanaman padang rumput, untuk meningkatkan produksi pangan serta pendapatan petani dan masyarakat lokal. Dengan demikian pendekatan ini dapat meningkatkan ketahanan pangan, dan menjadi bentuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di sektor pertanian.

Cara kerja pertanian regeneratif adalah:

  • Meminimalkan gangguan tanah, termasuk mengurangi pengolahan tanah (seperti pembajakan dsb). Sebab, tanah yang diolah akan mengalami kerusakan stuktur sehingga rentan terhadap erosi air dan angin dan pembusukan mikroba.
  • Membiarkan tanaman tetap berada atau hidup di tanah untuk menjaga kesehatan tanah.
  • Mendiversifikasi dan merotasi tanaman untuk mendukung mendukung ketahanan dan produktivitas.
  • Mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia.
  • Mengintegrasikan penggembalaan ternak dengan lahan pertanian untuk membantu kesehatan tanah.

Transisi menuju Pertanian Regeneratif

Presidensi COP28 telah meluncurkan agenda sistem pangan dan pertanian yang mempromosikan pertanian regeneratif skala besar, yang didukung oleh komitmen pengadaan dan investasi. Inisiatif ini bertujuan untuk mempercepat dan memperkuat upaya yang telah ada serta menjadi komitmen baru untuk mentransisikan lanskap pertanian menuju pertanian regeneratif pada tahun 2030.

Transisi menuju lanskap pertanian regeneratif memerlukan pendekatan multifaset yang mencakup insentif finansial dan dukungan teknis bagi petani yang mengadopsi praktik pertanian berkelanjutan, memungkinkan kebijakan pemerintah, serta upaya penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan teknik pertanian ini. Pada akhirnya, petani adalah pemangku kepentingan kunci dalam transisi menuju pertanian regeneratif. Karena itu, transisi mesti memprioritaskan kebutuhan dan tantangan petani, dan menciptakan peluang ekonomi yang adil bagi mereka.


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Abul Muamar
Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor di beberapa media tingkat nasional.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Pemerintah Luncurkan Peta Jalan Hidrogen dan Amonia Nasional
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Kelindan Penurunan Angka Kelahiran dan Meningkatnya Biaya Hidup
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Ekosipasi: Gagasan Emansipasi Ekologi untuk Menyelamatkan Alam
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Kolaborasi untuk Dukung Penghidupan Nelayan Skala Kecil melalui SeaBLUE

Continue Reading

Sebelumnya: Perkembangan Keberlanjutan dalam Industri Perjalanan
Berikutnya: Beralih ke Gaya Hidup Berkelanjutan untuk Manusia dan Bumi

Artikel Terkait

Lima kincir angin yang berjejer di tengah bukit Peluang dan Tantangan Industri Manufaktur Energi Terbarukan di Indonesia
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Peluang dan Tantangan Industri Manufaktur Energi Terbarukan di Indonesia

Oleh Andi Batara
16 Juli 2025
piring berwarna merah dengan garpu dan pisau UKRI Danai Enam Proyek untuk Atasi Kerawanan Pangan di Inggris Raya
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

UKRI Danai Enam Proyek untuk Atasi Kerawanan Pangan di Inggris Raya

Oleh Kresentia Madina
16 Juli 2025
foto udara kawasan dengan lahan yang ditambang, dengan beberapa truk Pelanggaran HAM dan Dampak Lingkungan Tambang Nikel di Pulau Kabaena
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Pelanggaran HAM dan Dampak Lingkungan Tambang Nikel di Pulau Kabaena

Oleh Seftyana Khairunisa
15 Juli 2025
seorang nenek berbaju hitam berjalan di antara orang-orang Mempromosikan Penuaan Sehat dengan Kota Ramah Lansia
  • Kabar
  • Unggulan

Mempromosikan Penuaan Sehat dengan Kota Ramah Lansia

Oleh Sukma Prasanthi
15 Juli 2025
anak kecil menggunakan alat bantu pernafasan, dengan judul riset. Nafas Indonesia dan DBS Foundation Luncurkan Studi tentang Dampak Polusi Udara dan Kasus Pneumonia pada Balita di Jakarta
  • Siaran Pers
  • Unggulan

Nafas Indonesia dan DBS Foundation Luncurkan Studi tentang Dampak Polusi Udara dan Kasus Pneumonia pada Balita di Jakarta

Oleh Nafas Indonesia
14 Juli 2025
Dua anak sedang memegang roti dengan banyak kotak bekal berisi buah dan berbagai makanan di hadapannya. Pentingnya Lingkungan Gizi Sehat di Sekolah dalam Mendukung Kesehatan Anak
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Pentingnya Lingkungan Gizi Sehat di Sekolah dalam Mendukung Kesehatan Anak

Oleh Andi Batara
14 Juli 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.