Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • Topik
    • Transisi Energi
    • Keuangan Berkelanjutan
    • Rantai Nilai Berkelanjutan
    • Semua Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • GNA Knowledge Hub
    • Kabar
    • Ikhtisar
    • Wawancara
    • Figur
    • Infografik
    • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Event
    • GNA Talks
    • GNA Flagship Events
  • Pengembangan Kapasitas
    • GNA Insights
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

KAPAL Perempuan Memperjuangkan Hak dan Kesetaraan lewat Sekolah Perempuan

Selama lebih dari dua dekade, KAPAL Perempuan telah berupaya memberdayakan perempuan dan memperjuangkan isu-isu kesetaraan gender, salah satunya melalui Sekolah Perempuan.
Oleh Busra Aulya
7 Februari 2024
Sekelompok perempuan belajar di pinggir pantai

Peserta Sekolah perempuan melakukan kegiatan pembelajaran di pinggir pantai. | Foto oleh Institut KAPAL Perempuan.

Kesetaraan gender merupakan salah satu bagian penting dalam perjalanan menuju keberlanjutan (sustainability). Namun kenyataannya, masih banyak perempuan Indonesia yang belum mendapat akses pendidikan sehingga terhambat dalam mengembangkan kapasitas. Sebuah gerakan akar rumput bernama KAPAL Perempuan merespons permasalahan tersebut melalui Sekolah Perempuan.

Isu Ketimpangan Gender di Indonesia

Menurut laporan Global Gender Report 2023 yang diluncurkan oleh World Economic Forum (WEF), Indonesia berada di peringkat ke-92 dari total 146 negara dengan skor indeks ketimpangan gender 0,697–angka yang statis sejak tahun 2022. Laporan tersebut memperlihatkan bahwa ketimpangan gender masih terasa dalam berbagai aspek kehidupan di Indonesia, di antaranya dalam pencapaian pendidikan, kesehatan, partisipasi dan peluang ekonomi, serta pemberdayaan politik. 

Masih banyak pandangan di masyarakat Indonesia yang menganggap bahwa perempuan kodratnya berada di bawah laki-laki. Pandangan ini menempatkan perempuan hanya sebagai pelengkap dalam kehidupan, memiliki pemikiran yang terbatas, hanya perlu mengerjakan tugas-tugas domestik, dan berbagai stigma lainnya, yang membuat upaya pemberdayaan dan pengembangan kapasitas perempuan menjadi terhambat. 

Sebuah penelitian mengungkap bahwa pandangan ini juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kesenjangan pendidikan yang terjadi antara perempuan di kota dan di desa. Menurut penelitian tersebut, di wilayah pedesaan, banyak anggapan bahwa biaya pendidikan tinggi untuk perempuan tidak sebanding dengan hasil yang didapat. Selain itu, kurangnya infrastruktur dan fasilitas pendukung yang memadai juga menjadi hambatan dan mengurangi akses pendidikan bagi perempuan di pedesaan. 

Selain kesenjangan pendidikan, kekerasan terhadap perempuan juga masih sering terjadi. Ketidakseimbangan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan merupakan salah satu faktor utama. Mirisnya, perempuan yang menjadi korban kekerasan pun seringkali menghadapi berbagai kendala dalam memperoleh hak-hak mereka, seperti hak untuk memperoleh keadilan, jaminan keamanan, pendidikan, layanan kesehatan, dan pekerjaan. 

Sekolah Perempuan oleh KAPAL Perempuan

KAPAL Perempuan (Lingkaran Pendidikan Alternatif untuk Perempuan) adalah sebuah gerakan perempuan yang berupaya untuk mewujudkan keadilan dan  kesetaraan sosial dan gender, serta perdamaian di ranah publik dan privat. Gerakan ini berangkat dari kekhawatiran para aktivis perempuan terhadap isu-isu diskriminasi terhadap perempuan. Tujuannya adalah untuk membentuk masyarakat sipil yang kuat, terutama dalam gerakan perempuan, agar mempercepat pembentukan masyarakat dengan pemikiran kritis, solidaritas, kesetaraan gender, pluralisme, transparansi, dan bebas dari kekerasan. 

Salah satu fokus KAPAL Perempuan dalam memberdayakan perempuan adalah dengan mendirikan Sekolah Perempuan. Sekolah Perempuan merupakan pendidikan informal berbasis masyarakat, yang bertujuan untuk memberdayakan perempuan miskin serta mengembangkan kapasitas pemimpin lokal. Pemimpin-pemimpin ini dilatih untuk dapat mengadvokasi hak-hak perempuan, dan memastikan akses perempuan terhadap berbagai layanan publik terpenuhi.

Sekolah Perempuan melakukan pemetaan masalah yang dihadapi perempuan pada aspek sosial, budaya, politik, dan ekonomi. Isu-isu yang diangkat dalam program ini di antaranya adalah kecakapan baca-tulis, kebencanaan, perlindungan sosial, pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan, perkawinan anak, perdagangan orang, dan lain-lain. Para peserta belajar setiap satu atau dua minggu sekali di berbagai tempat seperti rumah penduduk, lahan kosong, pinggiran sungai, atau balai desa.

Selain Sekolah Perempuan, Kapal Perempuan juga mengembangkan berbagai penelitian dan survei melalui program Knowledge Development. Penelitian dan survei tersebut diolah menjadi laporan yang ditujukan kepada pemerintah daerah setempat sebagai rekomendasi dalam perumusan kebijakan.

Program Knowledge Development tersebut menyokong program KAPAL Perempuan lainnya, yakni Pendidikan Feminis. Program ini dibuat untuk mengadvokasi pemerintah agar menindak tegas segala bentuk diskriminasi. Melalui program ini, KAPAL Perempuan aktif mengkritik dan mengevaluasi kebijakan pemerintah terutama yang berkaitan dengan kesetaraan gender. Salah satu hasil dari advokasi yang mereka lakukan adalah pemerintah meningkatkan batas usia sah menikah bagi anak perempuan dari 16 menjadi 19 tahun–sama dengan anak laki-laki.

Pentingnya Konsistensi dan Kerja Sama

KAPAL Perempuan telah memperluas operasinya ke berbagai daerah di Indonesia, termasuk wilayah perkotaan, daerah terpencil, daerah rawan bencana, wilayah dengan kerusakan lingkungan, daerah miskin, dan wilayah komunitas adat. Dalam upaya mereka untuk mendorong pemenuhan hak-hak perempuan, KAPAL Perempuan bekerja sama dengan mitra lokal dan internasional. 

Inisiatif akar rumput seperti yang dilakukan KAPAL Perempuan dapat diadopsi atau ditingkatkan di berbagai daerah lain di Indonesia untuk menciptakan dampak yang lebih luas. 

“Untuk menerapkan praktik feminisme secara efektif, penting bagi semua pihak untuk membuka mata, telinga, dan hati, agar dapat melewati batas-batas dan sekat-sekat identitas. Selain itu, konsistensi dalam hati, pikiran, dan tindakan setiap individu sangat diperlukan. Terakhir, setiap pihak harus fokus pada pencapaian kesetaraan dan keadilan bagi perempuan, serta bebas dari segala bentuk diskriminasi,” kata Misiyah, Direktur Institut KAPAL Perempuan.

Editor: Abul Muamar

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Busra Aulya
Website |  + postsBio

Busra adalah Intern Reporter di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Pendidikan Bahasa Inggris dari Universitas Mataram. Ia memiliki ketertarikan pada dunia kepenulisan dengan topik seputar pendidikan, sosial, dan budaya.

  • Busra Aulya
    https://greennetwork.id/author/busraaulya/
    Mekanisasi Pertanian Berkelanjutan untuk Tingkatkan Produktivitas dan Kesejahteraan Petani
  • Busra Aulya
    https://greennetwork.id/author/busraaulya/
    Indonesia-Vietnam Jalin Kerja Sama dalam Bidang Teknologi Pemanfaatan Lahan Rawa
  • Busra Aulya
    https://greennetwork.id/author/busraaulya/
    Memperkuat Strategi Penanggulangan Malaria di Tengah Krisis Iklim
  • Busra Aulya
    https://greennetwork.id/author/busraaulya/
    Pemprov Bali Terapkan Pajak Wisata untuk Lindungi Budaya dan Lingkungan

Continue Reading

Sebelumnya: Melestarikan Lahan Basah Tropis sebagai Rumah bagi Spesies yang Terancam Punah
Berikutnya: Mengakhiri Kesenjangan Pelayanan Kanker di Asia Tenggara

Lihat Konten GNA Lainnya

Pemandangan pesisir Pantai Utara Jawa dengan garis pantai melengkung, air laut berwarna biru kehijauan, area persawahan di sisi kiri, dan permukiman di tepi pantai. Mengulik Isu Penurunan Muka Tanah Pesisir Jawa
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengulik Isu Penurunan Muka Tanah Pesisir Jawa

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
30 Oktober 2025
beberapa petani perempuan memanen daun teh di kebun Kebangkitan Pertanian Permakultur Lokal di India
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kebangkitan Pertanian Permakultur Lokal di India

Oleh Ponnila Sampath-Kumar
30 Oktober 2025
Fasilitas LNG di dekat laut. Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi

Oleh Andi Batara
29 Oktober 2025
Sebuah nampan berisi ikan yang di sekitarnya terdapat sikat, pisau, dan makanan laut lainnya. Memanfaatkan Limbah Makanan Laut sebagai Peluang Ekonomi Biru yang Berkelanjutan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memanfaatkan Limbah Makanan Laut sebagai Peluang Ekonomi Biru yang Berkelanjutan

Oleh Attiatul Noor
29 Oktober 2025
Pembangkit listrik tenaga nuklir dengan dua menara pendingin besar yang mengeluarkan uap di malam hari, dikelilingi lampu-lampu dan struktur industri lainnya. Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
28 Oktober 2025
Seorang pria menjual dan mengipas jagung bakar di samping meja yang penuh dengan kelapa muda. Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia

Oleh Nazalea Kusuma dan Dina Oktaferia
28 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia