Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Soft News
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • ESG
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Laporan SDGs 2024: Agenda 2030 Terancam Gagal Tercapai

Laporan SDGs 2024 mengungkap ketidakpastian mengenai pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada tahun 2030.
Oleh Dinda Rahmania
15 Juli 2024
boxes with sdg logo

Photo: Katja Anokhina di Unsplash.

Dunia berupaya untuk memperbaiki kehidupan dan mewujudkan kesejahteraan dan kelestarian lingkungan. Untuk mencapai hal itu, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ditetapkan pada tahun 2015 sebagai panduan dalam pembuatan kebijakan, inisiatif, dan agenda di seluruh pemerintahan, organisasi multinasional, dan perusahaan. Namun, Laporan SDGs 2024 yang dikeluarkan PBB mengungkap ketidakpastian mengenai pencapaian target SDGs pada tahun 2030.

Laporan SDGs 2024

Laporan tersebut meninjau perkembangan global dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dari tahun 2015 hingga 2030. Salah satu temuan utama adalah banyaknya target yang jauh dari kata tercapai. Dari 169 target, 34 di antaranya kekurangan data tren untuk analisis rinci. Hanya 17% dari target yang mencapai tujuan tahun 2030. Sementara itu, lebih dari separuh target mengalami kemajuan yang terbatas, jalan di tempat, dan bahkan mengalami kemunduran.

Masih banyak hambatan signifikan dalam mencapai Agenda 2030. Laporan tersebut menunjukkan adanya pemulihan kemiskinan pasca-COVID-19 yang lambat dan tidak merata. Tanpa upaya percepatan, 590 juta orang masih akan terbelenggu dalam kemiskinan ekstrem pada tahun 2030.

Selain itu, adanya konflik di berbagai tempat juga menyebabkan kemunduran dalam hak asasi manusia dan kesejahteraan. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa skala dan frekuensi konflik bersenjata telah meningkat ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya, memaksa 120 juta orang mengungsi pada Mei 2024. Korban sipil meningkat 72% pada tahun 2023, dengan 7 dari 10 kematian yang tidak proporsional terjadi di wilayah pendudukan Israel di Palestina.

Pada saat yang sama, perubahan iklim menimbulkan dampak yang mengkhawatirkan terhadap laut. Laporan tersebut menggarisbawahi eutrofikasi, pengasaman laut, dan penurunan stok ikan, yang mungkin berdampak pada 3 miliar orang yang bergantung pada laut. Suhu permukaan laut telah mencapai rekor tertinggi selama 13 bulan berturut-turut pada April 2024, sementara kandungan panas laut mencapai tingkat tertinggi dalam 65 tahun. Selain itu, 90% lautan di dunia mengalami gelombang panas pada tahun 2023.

Meski terdapat kemajuan yang signifikan dalam beberapa tujuan, secara keseluruhan masih ada kesenjangan regional dalam mencapai SDGs. Misalnya, separuh dari jumlah total pekerja yang berada dalam kemiskinan ekstrem tinggal di Afrika sub-Sahara. Selain itu, Afrika Sub-Sahara juga masih hanya memiliki 73% persalinan yang dibantu oleh tenaga terampil pada tahun 2023, yang merupakan angka terendah di seluruh dunia. Kondisi ini menyedihkan mengingat persalinan yang dibantu oleh tenaga terampil telah meningkat secara global dari 80% pada tahun 2015 menjadi 86% pada tahun 2023. 

Urgensi untuk Penuhi Janji 2030

Laporan tersebut menyoroti bidang-bidang utama yang mesti menjadi fokus, di antaranya mengurangi kesenjangan investasi untuk SDGs, mengatasi konflik melalui dialog dan diplomasi, dan meningkatkan implementasi melalui kemitraan dan investasi besar. Intinya, komitmen terhadap Agenda 2030 harus ditegaskan kembali. 

“Laporan ini dikenal sebagai rapor tahunan SDG dan menunjukkan bahwa dunia sedang mengalami nilai buruk. … Kita tidak boleh mengingkari janji kita pada tahun 2030, yakni mengakhiri kemiskinan, melindungi planet ini, dan tidak meninggalkan siapa pun,” kata Sekjen PBB Antonio Guterres.

Singkatnya, masih diperlukan banyak upaya untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030. Dengan hanya 6 tahun tersisa, negara-negara di dunia harus memperkuat komitmen terhadap janji-janji yang dibuat pada tahun 2015 dan meningkatkan aksi yang diperlukan. Efisiensi waktu, peningkatan investasi, dan intervensi pemerintah yang serius akan sangat penting dalam mencapai target SDGs 2030 dalam waktu yang singkat ini.

Editor: Kresentia Madina & Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Pilih Paket Langganan Anda

Continue Reading

Sebelumnya: Mengakhiri Pekerja Anak di Asia dengan Mengutamakan Suara Anak-Anak
Berikutnya: Gerakan Sumsel Mandiri Pangan: Pemanfaatan Lahan Pekarangan untuk Mendukung Ketahanan Pangan

Lihat Konten GNA Lainnya

ilustrasi misinformasi; manekin kepala dengan bagian atas terbuka menerima koran yang dilabeli tulisan palsu Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi

Oleh Seftyana Khairunisa
12 September 2025
Seorang anak berkacamata menerima piring berisi makanan. Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia

Oleh Attiatul Noor
12 September 2025
pembagian makanan kepada anak-anak Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih
  • GNA Knowledge Hub
  • Komunitas

Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih

Oleh Dilla Atqia Rahmah
11 September 2025
Seorang perempuan pengguna kursi roda sedang meraih tombol lift. Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik

Oleh Dinda Rahmania
11 September 2025
foto udara pemukiman padat yang ada di dekat bantaran sungai perkotaan Jerat Kemiskinan di Perkotaan
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Jerat Kemiskinan di Perkotaan

Oleh Seftyana Khairunisa
10 September 2025
seorang anak perempuan menulis dengan kapur di papan tulis hitam Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India

Oleh Attiatul Noor
10 September 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia