Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Soft News
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • ESG
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengolah Sisa Makanan untuk Pakan Babi sebagai Solusi Ramah Lingkungan

Mengolah sisa makanan sebagai pakan babi dapat menjadi solusi inovatif untuk mengurangi jejak ekologis.
Oleh Theresia Carissa
29 April 2025
Seekor babi yang sedang makan

Foto oleh Jean Beaufort di Needpix

Makanan adalah aspek penting dalam masyarakat karena kita semua butuh makan untuk bertahan hidup. Sayangnya, cara kita memproduksi dan mengkonsumsi makanan seringkali menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.  Seiring meningkatnya kekhawatiran akan perubahan iklim, sangat penting untuk mencari solusi yang tidak hanya mampu memenuhi permintaan pangan global tetapi juga mengurangi limbah yang dihasilkan. Terkait hal ini, penggunaan sisa makanan sebagai pakan babi dapat menjadi salah satu solusi inovatif untuk mengurangi jejak ekologis.

Sisa Makanan untuk Pakan Babi

Studi menunjukkan bahwa dibandingkan dengan hewan ternak lainnya, babi mampu mencerna berbagai jenis produk sampingan makanan dan sisa makanan manusia. Pada awalnya, babi peliharaan yang merupakan keturunan babi hutan, mencari makanan di sekitar permukiman manusia.  Seiring berjalannya waktu, babi banyak dipelihara untuk membantu mendaur ulang limbah rumah tangga.

Saat ini, daging babi adalah salah satu daging yang paling banyak dikonsumsi secara global, menyumbang 34% dari total konsumsi daging di seluruh dunia pada tahun 2022. Permintaan ini dipenuhi dengan produksi daging babi global yang meningkat sebesar 140% dari tahun 1961 hingga 2021.

Oleh karena itu, memberikan sisa makanan kepada babi dapat menjadi langkah penting untuk mengurangi dampak lingkungan dari pemberian pakan konvensional, seperti kedelai dan jagung. Praktik ini juga berkontribusi dalam mengurangi limbah makanan, yang merupakan salah satu penyumbang sampah terbesar di TPA dan emisi gas rumah kaca.

Secara ekonomi, langkah ini juga dapat mengurangi biaya pakan bagi peternak, mengingat pakan babi komersial cukup mahal. Peternak bisa memanfaatkan alternatif yang lebih ramah lingkungan sekaligus lebih hemat biaya dengan memanfaatkan sisa makanan yang biasanya dibuang begitu saja. Studi menunjukkan bahwa mengganti 10% pakan konvensional dengan sisa makanan dapat menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 15% dan mengurangi kerusakan habitat hingga 30%.

Biosekuriti dan Kontrol Kualitas

Sebuah studi yang dilakukan di Swiss menemukan bahwa memberi makan babi dengan sisa makanan, seperti coklat, pasta, dan sereal sarapan tidak memberikan dampak negatif terhadap kualitas daging yang dihasilkan.

Namun, pengelolaan keamanannya tetap harus diperhatikan. Banyak negara menerapkan aturan ketat untuk mencegah penularan penyakit melalui pakan ternak. Contohnya, di Selandia Baru dan Australia dilarang memberikan sisa makanan yang mengandung atau telah bersentuhan dengan daging karena berisiko menyebarkan penyakit seperti Demam Babi Afrika dan Penyakit Mulut dan Kuku. Risiko penularan ini menegaskan pentingnya protokol biosekuriti dan kontrol kualitas yang ketat demi menjamin keamanan hewan serta konsumen.

Selain itu, peternak perlu mempertimbangkan variasi jenis sisa makanan untuk menyusun pola makan yang konsisten dan seimbang bagi babi. Prosedur yang ketat juga harus diterapkan untuk mencegah kontaminasi serta memastikan bahwa sisa makanan tidak mengandung bahan kimia berbahaya atau patogen. Sistem penyimpanan, pemrosesan, dan pengolahan yang baik berperan penting dalam meminimalkan risiko yang dapat terjadi.

Langkah untuk Mendukung Pelestarian Lingkungan

Memberikan sisa makanan kepada babi berpotensi besar untuk menciptakan sistem pangan yang lebih baik. Namun, diperlukan regulasi dan pengawasan yang ketat serta edukasi bagi para peternak agar praktik ini dapat diterapkan dengan aman dan efektif.

Dengan investasi infrastruktur yang signifikan dan penerapan protokol yang tepat, sisa makanan dapat diolah kembali menjadi sumber daya yang berharga. Tindakan ini membantu mengatasi masalah ketahanan pangan sekaligus mendukung pelestarian lingkungan.

Penerjemah: Kesya Arla

Editor: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Pilih Paket Langganan Anda

Continue Reading

Sebelumnya: Memperkuat Perlindungan Perempuan Pekerja Migran dengan Chatbot AI
Berikutnya: Pelajaran Berharga dari Realitas Ganda Konservasi Harimau di India

Lihat Konten GNA Lainnya

ilustrasi misinformasi; manekin kepala dengan bagian atas terbuka menerima koran yang dilabeli tulisan palsu Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi

Oleh Seftyana Khairunisa
12 September 2025
Seorang anak berkacamata menerima piring berisi makanan. Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia

Oleh Attiatul Noor
12 September 2025
pembagian makanan kepada anak-anak Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih
  • GNA Knowledge Hub
  • Komunitas

Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih

Oleh Dilla Atqia Rahmah
11 September 2025
Seorang perempuan pengguna kursi roda sedang meraih tombol lift. Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik

Oleh Dinda Rahmania
11 September 2025
foto udara pemukiman padat yang ada di dekat bantaran sungai perkotaan Jerat Kemiskinan di Perkotaan
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Jerat Kemiskinan di Perkotaan

Oleh Seftyana Khairunisa
10 September 2025
seorang anak perempuan menulis dengan kapur di papan tulis hitam Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India

Oleh Attiatul Noor
10 September 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia