Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Sendai Framework Sebagai Panduan Strategi Pengurangan Risiko Bencana Indonesia

Sendai Framework dapat menjadi panduan untuk dijadikan acuan terkait pengurangan risiko bencana. Namun, setiap implementasinya mesti disesuaikan secara khusus agar sesuai dengan kebutuhan geografis dan kontekstual suatu wilayah.
Oleh Kamil Ghiffary
8 Februari 2022
Rambu jalan yang kebanjiran

Foto oleh Kelly Sikkema dari Unsplash

Terletak tepat di ring of fire menjadikan kepulauan Indonesia kaya akan potensi pertanian. Sayangnya, potensi baik ini bukan tanpa konsekwensi; Indonesia menjadi hotspot bencana alam. 

Pada pekan pertama tahun 2022 saja, Indonesia telah dilanda setidaknya 68 bencana alam. Gempa bumi berkekuatan 6,7 skala Richter dari Samudera Hindia baru-baru ini melanda wilayah barat Jawa, Banten. Terjadi banjir besar di wilayah barat Indonesia dan Papua Barat yang mengakibatkan ribuan orang membutuhkan tempat tinggal dan kerugian ekonomi yang ditimbulkan mencapai lebih dari Rp 100 miliar. 

Sendai Framework

Upaya pengurangan risiko bencana sangat penting untuk keselamatan dan kesejahteraan masyarakat, negara, dan planet bumi. Indonesia mulai mengadopsi Sendai Framework untuk mengurangi risiko bencana alam pada tahun 2015.

Banyak pemangku kepentingan internasional telah mengadopsi Sendai Framework, 2015-2030 sebagai lanjutan dari Hyogo Framework (HFA) 2005-2015. Sendai Framework adalah cetak biru universal tentang bagaimana pemangku  internasional harus secara aktif mencari ketahanan untuk meminimalkan risiko terhadap bencana alam.

Bencana alam bersifat kompleks, sehingga kerangka kerja pengurangan risiko bencana harus mempertimbangkan kompleksitas tersebut dan mencerminkan berbagai dimensi SDGs. Selain itu, sehubungan dengan atribut antar-pemerintah dari kerangka kerja, implementasinya harus dilakukan secara kooperatif.

Kajian Pengurangan Risiko Bencana

Penanganan pengurangan risiko bencana membutuhkan kajian yang mendalam. Kita harus mengakui bahwa risiko bencana memiliki definisi yang cukup kompleks dan kontekstual. Menurut Mami Mizutori, istilah risiko sendiri ditentukan oleh kombinasi dari bahaya, paparan, dan kerentanan.

Penting untuk mengetahui aset apa yang paling terpapar dan apa dampaknya jika terjadi bencana alam. Kita juga perlu menyadari sepenuhnya dimana atau sektor mana yang paling sensitif sehingga kita dapat bertindak lebih awal untuk meningkatkan ketahanan dan kesiapan.

Variabel berkisar dari jumlah kematian akibat bencana dan implementasi strategi pengurangan risiko. Pendekatannya dapat dibagi menjadi tiga bagan utama, yaitu ruang lingkup dan tujuan, hasil yang diharapkan, dan sasaran dengan tujuh targetnya.

Kerangka kerja ini juga terdiri dari beberapa prinsip panduan dengan empat prioritas utama yaitu, (1) mengkaji risiko bencana; (2) membangun ketahanan tata kelola risiko bencana; (3) berinvestasi dalam ketahanan risiko bencana; dan (4) kesiapan untuk respon yang efektif.

Kontekstual Terhadap Kebutuhan

Pada akhirnya, Sendai Framework dapat menjadi panduan untuk dijadikan acuan terkait pengurangan risiko bencana. Namun, setiap implementasinya mesti disesuaikan secara khusus agar sesuai dengan kebutuhan geografis dan kontekstual suatu wilayah.

Sebagai contoh, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menggunakan Sendai Framework sebagai prinsip umum untuk merumuskan sendiri Strategi Nasional Pengurangan Risiko Bencana (RIPB) untuk tahun 2020-2044. Salah satu hasilnya adalah komitmen untuk mendistribusikan lebih banyak informasi digital di daerah terpencil untuk peringatan dini bencana alam.

Semoga ini menjadi langkah awal yang baik bagi Indonesia sebagai tuan rumah Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) berikutnya di Bali.

Editor: Nazalea Kusuma

Penerjemah: Ari Ganesa

Versi asli artikel ini diterbitkan dalam bahasa Inggris di platform media digital Green Network Asia – Internasional.

Kamil Ghiffary
Website |  + postsBio

Kamil adalah seorang dosen dan penulis konten di Green Network Asia.

  • Kamil Ghiffary
    https://greennetwork.id/author/kamilghiffary/
    Jumlah Pengungsi Berlipat Ganda di Myanmar
  • Kamil Ghiffary
    https://greennetwork.id/author/kamilghiffary/
    Perbincangan Tentang Sampah, Pengelolaan Sampah Urban

Continue Reading

Sebelumnya: TikTok & “Green Influencers”: Mampukah Mereka Membuat Perubahan?
Berikutnya: B20 Indonesia: Pemulihan Ekonomi untuk Masa Depan yang Kolaboratif, Inklusif, dan Berkelanjutan

Lihat Konten GNA Lainnya

seorang pria tua duduk sendiri di dekat tembok dan tanaman Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia

Oleh Abul Muamar
9 Oktober 2025
seseorang memegang sejumlah uang kertas Memastikan Distribusi Pendapatan yang Adil sebagai Pilar Keadilan Sosial
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memastikan Distribusi Pendapatan yang Adil sebagai Pilar Keadilan Sosial

Oleh Kresentia Madina
9 Oktober 2025
bagian atas dari donat yang berjamur Donat yang Semakin Pahit: Peringatan Keras dari Fanning dan Raworth
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Opini

Donat yang Semakin Pahit: Peringatan Keras dari Fanning dan Raworth

Oleh Jalal
8 Oktober 2025
seseorang bermasker di depan klinik Bagaimana Upaya China dalam Meningkatkan Layanan Kesehatan di Tingkat Daerah
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Upaya China dalam Meningkatkan Layanan Kesehatan di Tingkat Daerah

Oleh Dinda Rahmania
8 Oktober 2025
sebuah alat berat di atas lahan hitam Mengulik Dampak Pembangunan Kawasan Industri Takalar
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengulik Dampak Pembangunan Kawasan Industri Takalar

Oleh Abul Muamar
7 Oktober 2025
Sekelompok orang menaiki perahu di sungai Mekong yang dikelilingi pepohonan Kekuatan yang Timpang dan Meningkatnya Tekanan: Menilik Tata Kelola Air Lintas Batas di Sungai Mekong
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Kekuatan yang Timpang dan Meningkatnya Tekanan: Menilik Tata Kelola Air Lintas Batas di Sungai Mekong

Oleh Attiatul Noor
7 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia