Pentingnya Melindungi Hak Masyarakat Adat dalam Pembangunan Berkelanjutan
Kehidupan manusia tak dapat dipisahkan dengan alam, bahkan bertahun-tahun setelah Revolusi Industri bergulir. Hari ini, kita menyaksikan bagaimana aktivitas manusia telah menyebabkan pemanasan global hingga perubahan iklim yang berdampak pada semua aspek kehidupan. Bagi Masyarakat Adat, dampaknya bisa lebih buruk dari yang kita bayangkan.
Peran Masyarakat Adat dalam Pembangunan Berkelanjutan
Masyarakat Adat mengisi sekitar 6% dari populasi dunia. Meskipun jumlahnya relatif kecil, mereka melindungi hampir 80% keanekaragaman hayati dan ekosistem di Bumi. Selain itu, data menunjukkan bahwa sekitar 91% lahan yang mereka kelola kondisinya baik atau sedang.
Masyarakat adat menjaga alam melalui budaya, spiritualitas, dan cara hidup mereka yang lekat dengan tanah yang mereka tempati. Mereka memiliki pengetahuan yang tak tepermanai selama berabad-abad tentang pelestarian alam. Peran penting mereka dalam mendukung pembangunan berkelanjutan mencakup berbagai aspek, antara lain:
- Konservasi hewan, seperti macan tutul salju di Asia Tengah.
- Pemanfaatan dan perdagangan berkelanjutan spesies liar.
- Konservasi hutan.
- Pariwisata berkelanjutan, seperti melalui kampanye Tiaki Promise.
Diskriminasi terhadap Masyarakat Adat
Meski perannya begitu besar, mereka justru kerap tertinggal di belakang dalam agenda pembangunan. Sekitar 19% populasi miskin di dunia merupakan Masyarakat Adat. Di berbagai belahan dunia, mereka menghadapi diskriminasi sistemik berkepanjangan yang menghambat mereka untuk berkembang. Beberapa hambatan tersebut bahkan dapat mengancam nyawa mereka.
Banyak Masyarakat Adat yang masih hidup dalam ketakutan akan penggusuran lahan meskipun lahan tersebut telah ditempati oleh para pendahulu mereka selama puluhan bahkan ratusan tahun. Praktik diskriminatif lainnya yang kerap mereka alami antara lain pembatasan akses ke air bersih, pendidikan, layanan kesehatan, dan dunia kerja. Mereka juga sangat rentan terhadap perubahan iklim dan bencana alam mengingat mata pencaharian mereka sering bergantung pada tanah yang mereka tempati.
Perlindungan dan Dukungan yang Lebih Baik
Sebagai manusia, Masyarakat Adat layak mendapatkan perlindungan hukum yang kuat layaknya orang pada umumnya. Mendukung mereka dalam mengelola lahan sangatlah penting bagi upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Pengetahuan mereka tentang tanah dan penghuninya sangat penting dalam membangun kerangka kerja dan strategi yang efektif untuk melindungi keanekaragaman hayati dan ekosistem. Oleh karena itu, sangat penting untuk melibatkan mereka dalam proses penyusunan, menempatkan mereka di garis depan pelestarian alam, dan mendanai upaya mereka.
Selain itu, memperkuat perlindungan hukum bagi mereka juga sangat penting. Untuk memaksimalkan potensi mereka sebagai pelestari lahan, kita mesti memastikan bahwa mereka memperoleh hak kepemilikan dan kendali yang sah atas tanah mereka.
Pada akhirnya, kita tidak boleh lupa bahwa keberlanjutan bukan hanya tentang alam. Budaya juga merupakan aspek penting dalam keberlanjutan, termasuk bahasa, tradisi, politik, dan nilai-nilai luhur. Lebih dari 4.000 bahasa digunakan oleh 476 juta Masyarakat Adat di seluruh dunia. Sayangnya, bahasa-bahasa itu perlahan-lahan punah.
Oleh karena itu, diperlukan upaya yang lebih masif dalam berbagai aspek. Pemerintah, bisnis, dan masyarakat lokal harus bahu-membahu untuk melindungi Masyarakat Adat dan menghargai serta mendukung peran penting mereka dalam konservasi alam, menciptakan tata kelola yang baik, dan pembangunan perdamaian.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.
Kami harap konten ini bermanfaat bagi Anda.
Berlangganan Green Network Asia – Indonesia untuk mendapatkan akses tanpa batas ke semua kabar dan cerita yang didesain khusus untuk membawakan wawasan lintas sektor tentang pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan keberlanjutan (sustainability) di Indonesia dan dunia.
Naz adalah Manajer Editorial Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Ia adalah seorang penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif berpengalaman dengan portofolio selama hampir satu dekade.