BIOMIRU Solusi Energi Terbarukan Level Rumahan
Volume sampah di Indonesia pada tahun 2020, menurut data Kementerian Lingkungan Hidup, telah mencapai 67,8 juta ton. Sebanyak 37,3% berasal dari sampah rumah tangga, yang sebagian besar adalah sampah organik. Mengolah sampah organik rumah tangga menjadi kompos memang pilihan bagus, namun itu saja tidak cukup. Sampah organik yang tidak terolah dapat mengotori atau menyumbat saluran air, juga melepaskan emisi karbon yang menyumbang pemanasan global. Oleh karena itu, ada pilihan lain yang bisa dilakukan, yakni dengan mengolah sampah organik rumah tangga menjadi energi bersih sebagai biogas.
Untuk itulah Yayasan Rumah Energi menginisiasi program Biogas Mini Rumahan atau BIOMIRU. Sejak 2012, Yayasan Rumah Energi sudah berupaya memberikan akses masyarakat Indonesia kepada energi bersih dan ketahanan pangan, sebagai langkah untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan, pengentasan kemiskinan, pengurangan resiko bencana, serta upaya mitigasi dan adaptasi krisis iklim. Termasuk salah satunya adalah dengan program BIOMIRU.
Tidak hanya berupaya mengurangi resiko limbah organik, program ini juga menawarkan teknologi rumahan energi terbarukan yang terjangkau, baik secara akses maupun biaya. Biasanya, perangkat pengolahan biogas identik dengan lahan yang luas, pembangunan fixed-dome (kubah beton) yang besar, instalasi reaktor yang rumit, hingga bahan baku berupa kotoran ternak yang banyak. Namun dengan perangkat BIOMIRU, Yayasan Rumah Energi menawarkan perangkat pengolahan biogas yang jauh lebih sederhana dan efisien untuk ukuran rumah tangga.
Pertama, BIOMIRU tidak membutuhkan area yang luas, cukup dengan lahan seluas 2 sampai 6 meter persegi saja, perangkat sudah dapat dipasang. Kedua, bahan baku pengolahan cukup dari limbah dapur organik, sehingga energi yang dihasilkan akan dikembalikan lagi ke dapur. Memang, target spesifik BIOMIRU adalah rumah-rumah yang membutuhkan strategi berhemat atau memangkas kebutuhan energi sehari-hari. Dalam menjalankan program BIOMIRU ini, Yayasan Rumah Energi telah bekerja sama dengan 55 koperasi dan tiga institusi micro-finance (Rabobank Foundation, KIVA, dan Bank Syariah Mandiri).
Konstruksi, cara kerja, dan perawatan BIOMIRU pada dasarnya mirip dengan fixed-dome. Perbedaannya hanya pada bahan, ukuran, dan kapasitasnya saja. Jika fixed-dome terbuat dari beton, BIOMIRU dibangun berbahan polyethylene dan pipa PVC dengan kapasitas digester antara 650-2.000 liter. Untuk digester berkapasitas 650 liter, butuh waktu pemrosesan sekitar 30 menit untuk menghasilkan 200 liter biogas.
Selain BIOMIRU, Yayasan Rumah Energi juga menawarkan program Fixed-Dome, Bio-Slurry, dan Smart Biogas. Fixed-Dome diperuntukkan bagi pengolahan biogas dalam skala besar; Bio-Slurry adalah ampas dari hasil pengolahan biogas yang digunakan untuk pupuk; sedangkan Smart Biogas adalah sistem sensor atau pengawasan dan koleksi data secara real-time terhadap instalasi biogas.
Semua teknologi terapan biogas Yayasan Rumah Energi itu sudah dimanfaatkan oleh banyak kalangan masyarakat di 14 provinsi, terutama para pelaku usaha kreatif seperti petani, peternak, dan produsen makanan ringan. Melalui program-program ini, Yayasan Rumah Energi berupaya memasyarakatkan energi terbarukan agar bisa diakses oleh semua lapisan, menjaga kelestarian lingkungan dengan mengurangi emisi karbon, sekaligus menunjang geliat ekonomi masyarakat secara holistik dan berkelanjutan.
Editor: Inez Kriya
Sumber: Yayasan Rumah Energi, Biogas Rumahan, dan Facebook Rumah Energi.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Zia adalah penulis kontributor untuk Green Network ID. Saat ini aktif menjadi Pendamping Belajar di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah (KBQT).