Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Advertorial
  • Event
  • Pelatihan
  • Internship
  • Asia
Primary Menu
  • Beranda
  • Topik
  • Terbaru
  • Kabar
  • Siaran Pers
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Komunitas
  • Muda
  • Dunia
  • SDGs
  • Kabar
  • Unggulan

Hak Masyarakat Adat Australia Masih Belum Diakui di Dalam Konstitusi

Dalam pemungutan suara, Australia menolak referendum yang akan mengakui Masyarakat Adat Australia di dalam konstitusi.
Oleh Nazalea Kusuma
8 November 2023
seorang perempuan bagian dari Masyarakat Adat Australia menjunjung poster bertuliskan “Voice Treaty Truth”

Invasion Day Rally 2021. | Foto: Photo Stewart Munro di Unsplash

Masyarakat Adat memiliki peran besar dalam menjaga lingkungan dan mendukung pembangunan berkelanjutan. Sayangnya, Masyarakat Adat di berbagai tempat di dunia masih mengalami diskriminasi, termasuk di Australia. Meskipun sudah tinggal di benua itu selama setidaknya 65.000 tahun, hak-hak masyarakat Aborigin dan Pulau Selat Torres masih belum sepenuhnya diakui. Pada 14 Oktober, pemerintah Australia menolak usulan untuk mengakui Masyarakat Adat Australia di konstitusi dan membawa suara mereka ke pemerintahan.

Diskriminasi Terhadap Masyarakat Adat Australia

Masyarakat Adat Australia pada umumnya dikenal sebagai komunitas Aborigin, orang-orang First Nations, atau First Peoples. Mereka adalah orang-orang Aborigin dan penduduk Pulau Selat Torres, yang mengisi sekitar 3.8% dari jumlah populasi di Australia. Meskipun jumlahnya relatif sedikit, mereka kaya akan budaya dan memiliki 250 rumpun bahasa unik yang tersebar di seluruh benua.

Namun, Masyarakat Adat Australia adalah orang-orang yang paling dirugikan dari segi hukum dan sosio-ekonomi di negaranya. Australia tidak pernah membuat perjanjian dengan para First Peoples. Bahkan, mereka baru mulai diakui secara hukum sebagai bagian dari populasi Australia setelah melalui proses pemungutan suara pada tahun 1967.

Saat ini, Masyarakat Adat Ausralia masih mengalami berbagai diskriminasi sistemik akibat warisan kolonialisme. Misalnya, banyak dari mereka yang mengalami kesulitan mendapatkan tempat tinggal, sehingga menyebabkan banyak dari mereka menjadi tunawisma atau tinggal di perumahan sosial yang penuh sesak. Masyarakat Adat Australia juga mengalami tingkat penahanan penjara yang tinggi.

Penolakan Referendum

Baru-baru ini, mayoritas penduduk Australia menolak referendum untuk mengakui Masyarakat Australia dalam konstitusi. Jika disetujui, referendum ini juga akan mengizinkan terbentuknya badan penasihat Masyarakat Adat yang bernama Voice of Parliament. Pembentukan badan penasihat ini diusulkan dalam pernyataan Uluru Statement from the Heart, dengan tujuan murni sebagai badan konsultatif yang akan menasihati parlemen seputar urusan Masyarakat Adat.

Dengan hampir 70% suara terhitung, sebanyak 61% suara menyatakan “Tidak.” Secara keseluruhan, lima dari enam negara bagian Australia juga menyatakan “Tidak.”

Mereka yang menolak referendum bersikeras bahwa perubahan ini akan menimbulkan perpecahan, mengurangi efektivitas, dan memperlambat pengambilan keputusan di pemerintahan. Sebelum pemungutan suara dilaksanakan, beredar kampanye misinformasi yang mengklaim bahwa badan penasihat Voice of Parliament akan menjadi kamar ketiga di parlemen Australia, yang nantinya akan memberikan lebih banyak pendanaan federal kepada masyarakat Aborigin dan Pulau Selat Torres.

Jalan Menuju Rekonsiliasi

Pada tahun 2009, Australia mendukung Deklarasi PBB tentang Hak-hak Masyarakat Adat, yang mengakui hak-hak Masyarakat Adat untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan dan  berkonsultasi kepada pemerintah tentang hal-hal yang berhubungan dengan kesejahteraan mereka. Poin-poin tersebut seharusnya bisa terwujud lewat badan penasihat Voice of Parliament.

Terlepas dari kemunduran dan pukulan telak bagi komunitas Masyarakat Adat ini, Perdana Menteri Australia Anthony Ablanese masih memiliki harapan. Ia berkata, “Malam ini bukan akhir dari perjalanan, dan tentunya bukan akhir dari usaha kita untuk menyatukan masyarakat kita.”

Masyarakat Adat berhak atas pemenuhan hak-hak mereka sebagai manusia. Selain itu, melindungi hak dan mendukung Masyarakat Adat juga akan membawa dampak positif terhadap pembangunan berkelanjutan. Maka dari itu, memperkuat perlindungan hukum terhadap Masyarakat Adat menjadi krusial untuk memastikan mereka dapat hidup sehat, aman, dan sejahtera.

Penerjemah: Kresentia Madina

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.

Terima kasih telah membaca!
Jika Anda melihat artikel ini bermanfaat, berlangganan Newsletter Mingguan Green Network Asia untuk mengikuti kabar dan cerita seputar pembangunan berkelanjutan dari komunitas multistakeholder di Indonesia dan dunia.
Daftar Sekarang

Nazalea Kusuma
Editor at Green Network | Website | + posts

Naz adalah Manajer Editorial Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Ia adalah seorang penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif berpengalaman dengan portofolio selama hampir satu dekade.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Komitmen Dominika Bangun Cagar Alam Paus Sperma Pertama di Dunia
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mencegah Kekerasan terhadap Perempuan dengan Kerangka Kerja RESPECT
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Pemetaan Emisi Metana sebagai Strategi untuk Batasi Pemanasan Global
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    KTT Iklim Afrika 2023: Peluang pembangunan ekonomi dalam upaya dekarbonisasi global

Continue Reading

Sebelumnya: Mendorong Kebijakan Transisi yang Berkeadilan untuk Kurangi Konsumsi dan Produksi Daging
Berikutnya: Bagaimana Kebun Binatang, Akuarium, dan Taman Botani Dapat Mendukung Konservasi Hewan?

Artikel Terkait

tiga anak dengan seorang perempuan berdiri di depan tanaman hidroponik Upaya WFP Atasi Kerawanan Pangan Masyarakat Rentan dengan Pertanian Hidroponik
  • Kabar
  • Unggulan

Upaya WFP Atasi Kerawanan Pangan Masyarakat Rentan dengan Pertanian Hidroponik

Oleh Kresentia Madina
1 Desember 2023
tiga orang duduk di rerumputan di puncak gunung dengan latar pegunungan di kejauhan. Meningkatkan Komitmen Wisata Pegunungan dan Pendakian yang Berkelanjutan
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Meningkatkan Komitmen Wisata Pegunungan dan Pendakian yang Berkelanjutan

Oleh Abul Muamar
30 November 2023
foto keyboard laptop dengan ilustrasi ujaran kebencian dalam gelembung-gelembung merah Dampak Konten Berbahaya di Media Sosial terhadap Pembangunan Perdamaian
  • Kabar
  • Unggulan

Dampak Konten Berbahaya di Media Sosial terhadap Pembangunan Perdamaian

Oleh Kresentia Madina
30 November 2023
induk paus sperma dan anaknya di lautan Komitmen Dominika Bangun Cagar Alam Paus Sperma Pertama di Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Komitmen Dominika Bangun Cagar Alam Paus Sperma Pertama di Dunia

Oleh Nazalea Kusuma
29 November 2023
aliran air jernih di antara bebatuan di tengah pepohonan Meningkatkan Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Layak dengan Pendekatan Berbasis Masyarakat
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Meningkatkan Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Layak dengan Pendekatan Berbasis Masyarakat

Oleh Abul Muamar
28 November 2023
cover publikasi kerangka kerja RESPECT. Mencegah Kekerasan terhadap Perempuan dengan Kerangka Kerja RESPECT
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Mencegah Kekerasan terhadap Perempuan dengan Kerangka Kerja RESPECT

Oleh Nazalea Kusuma
28 November 2023
  • Terbaru
  • Terpopuler
  • Partner
  • tiga anak dengan seorang perempuan berdiri di depan tanaman hidroponik Upaya WFP Atasi Kerawanan Pangan Masyarakat Rentan dengan Pertanian Hidroponik
    • Kabar
    • Unggulan

    Upaya WFP Atasi Kerawanan Pangan Masyarakat Rentan dengan Pertanian Hidroponik

  • tiga orang duduk di rerumputan di puncak gunung dengan latar pegunungan di kejauhan. Meningkatkan Komitmen Wisata Pegunungan dan Pendakian yang Berkelanjutan
    • Ikhtisar
    • Unggulan

    Meningkatkan Komitmen Wisata Pegunungan dan Pendakian yang Berkelanjutan

  • foto keyboard laptop dengan ilustrasi ujaran kebencian dalam gelembung-gelembung merah Dampak Konten Berbahaya di Media Sosial terhadap Pembangunan Perdamaian
    • Kabar
    • Unggulan

    Dampak Konten Berbahaya di Media Sosial terhadap Pembangunan Perdamaian

  • induk paus sperma dan anaknya di lautan Komitmen Dominika Bangun Cagar Alam Paus Sperma Pertama di Dunia
    • Kabar
    • Unggulan

    Komitmen Dominika Bangun Cagar Alam Paus Sperma Pertama di Dunia

  • aliran air jernih di antara bebatuan di tengah pepohonan Meningkatkan Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Layak dengan Pendekatan Berbasis Masyarakat
    • Ikhtisar
    • Unggulan

    Meningkatkan Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Layak dengan Pendekatan Berbasis Masyarakat

  • Pulau Semakau, TPA Hijau Permai di Singapura
    • Kabar

    Pulau Semakau, TPA Hijau Permai di Singapura

  • Penggemar Promosikan Warisan Budaya Rempah, Luncurkan Spice Hub Indonesia
    • Kabar
    • Unggulan

    Penggemar Promosikan Warisan Budaya Rempah, Luncurkan Spice Hub Indonesia

  • UNESCAP Dukung Build Back Better, Kembangkan National SDG Tracker
    • Kabar

    UNESCAP Dukung Build Back Better, Kembangkan National SDG Tracker

  • Beena Rao Mengajar Ribuan Anak dari Pemukiman Kumuh
    • Figur

    Beena Rao Mengajar Ribuan Anak dari Pemukiman Kumuh

  • Ahmad Bahruddin bersama rekan-rekannya mendirikan Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah Bagaimana Serikat Petani Mengentaskan Kemiskinan di Masyarakat
    • Wawancara

    Bagaimana Serikat Petani Mengentaskan Kemiskinan di Masyarakat

  • gambar sebagian permukaan bumi Menilik Cara Kerja EOS Data Analytics dalam Upaya Konservasi Lingkungan di Asia
    • Ikhtisar
    • Partner
    • Unggulan

    Menilik Cara Kerja EOS Data Analytics dalam Upaya Konservasi Lingkungan di Asia

  • seorang pria botak duduk di depan sebuah pohon besar di hutan. Dedikasi Alex Waisimon Menjaga Hutan Adat dan Satwa Endemik Papua
    • Figur
    • Partner
    • Unggulan

    Dedikasi Alex Waisimon Menjaga Hutan Adat dan Satwa Endemik Papua

  • seorang perempuan berpakaian merah rajutan berdiri di depan pintu dengan dedaunan di atasnya. Lian Gogali, Menghidupkan Kembali Harmoni di Poso Lewat Sekolah Perdamaian
    • Figur
    • Partner
    • Unggulan

    Lian Gogali, Menghidupkan Kembali Harmoni di Poso Lewat Sekolah Perdamaian

  • seorang perempuan berkaca mata sedang mengajar dengan memegang papan tulis dengan huruf-huruf alfabet. Butet Manurung, Memberikan Pendidikan yang Memerdekakan untuk Masyarakat Adat Orang Rimba
    • Figur
    • Partner
    • Unggulan

    Butet Manurung, Memberikan Pendidikan yang Memerdekakan untuk Masyarakat Adat Orang Rimba

  • seorang perempuan duduk di depan sebuah dinding dengan cermin di belakangnya. Indah Darmastuti, Mewujudkan Sastra yang Lebih Inklusif untuk Difabel Netra
    • Figur
    • Partner
    • Unggulan

    Indah Darmastuti, Mewujudkan Sastra yang Lebih Inklusif untuk Difabel Netra

Sidebar Insan Figur
Sidebar Bespoke Event

Tentang Kami

  • Tim
  • #LetterfromtheFounder
  • Panduan Siaran Pers
  • Panduan Artikel Opini
  • Panduan Artikel Komunitas
  • Pedoman Media Siber
  • Jaringan Kontributor
  • Jaringan Penasihat Senior
  • Jaringan Penasihat Muda
  • FAQ
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2023 Green Network Asia - Indonesia