Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Peluang dan Tantangan Sistem 4 Hari Kerja Seminggu

Banyak negara di dunia yang mulai menerapkan sistem 4 hari kerja seminggu sejak Pandemi COVID-19. Bagaimana peluang dan tantangan penerapan sistem ini?
Oleh Kresentia Madina
12 September 2024
foto hitam putih dua orang di tengah rapat

Foto: Charlesdeluvio di Unsplash.

Pandemi COVID-19 telah mendorong dunia untuk merombak ulang sistem kerja. Kini, sistem kerja jarak jauh (remote) dan fleksibel telah menjadi semakin umum di seluruh dunia, sehingga mendorong lahirnya peraturan dan sistem baru untuk menyesuaikan keadaan. Salah satunya adalah sistem jam kerja terkompresi (compressed workweek), dengan jumlah hari kerja yang lebih sedikit dalam seminggu atau umumnya dikenal sebagai sistem 4 hari kerja seminggu. Lantas, bagaimana peluang dan tantangan penerapan sistem kerja ini secara global?

Sistem 4 Hari Kerja Seminggu

Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) mendefinisikan compressed workweek sebagai “waktu kerja yang dijadwalkan dalam jumlah hari yang lebih sedikit sehingga menghasilkan hari kerja dengan jam yang lebih panjang namun lebih sedikit dalam seminggu.” Dengan kata lain, sistem ini memperpendek hari kerja dalam seminggu menjadi empat hari kerja, namun tetap mempertahankan jam kerja mingguan yang sama. 

Banyak negara di dunia yang telah memperkenalkan sistem 4 hari kerja seminggu dan . Di Inggris, misalnya, hasil uji coba menunjukkan bahwa sistem ini menguntungkan baik bagi pengusaha maupun pekerja. Beberapa negara Eropa seperti Belgia, Jerman, dan Spanyol, juga telah memulai percontohan sistem kerja ini.

Di Indonesia, sistem 4 hari kerja seminggu ini juga mulai diterapkan. Kementerian BUMN, misalnya, telah menerapkan uji coba sistem ini pada sebagian pegawai mereka pada Juni 2024 selama 2-3 bulan.

Peluang dan Tantangan

Salah satu manfaat paling signifikan dari jadwal kerja yang dipadatkan bagi pekerja adalah hari libur menjadi lebih panjang. Dilansir BBC, pekerja yang memadatkan jadwal kerjanya menjadi empat hari mengaku lebih produktif dan lebih mampu mencapai work-life balance (keseimbangan hidup).

“Manfaat utamanya adalah saya jadi dapat menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak-anak saya sambil tetap menjaga pekerjaan full-time saya,” kata Laura Etchells, yang bekerja empat hari per minggu dengan shift 10 jam. Banyak pekerja yang menyatakan bahwa fleksibilitas merupakan faktor kunci ketika mereka ingin mencari pekerjaan baru.

Namun, bagi sebagian orang, bekerja dengan jumlah jam ekstra dalam sehari dapat menjadi tantangan serius. Tanpa manajemen waktu dan sistem pekerjaan yang baik, sistem 4 hari kerja seminggu juga berpotensi membuat para pekerja burnout alih-alih merasa rileks.

Tidak hanya itu, sistem kerja ini masih hanya berlaku pada pekerjaan bergaji tinggi dan formal. David Spencer, seorang profesor di Universitas Leeds, menyatakan bahwa “pekerja dengan upah rendah dan pekerjaan yang tidak aman, termasuk pekerja ekonomi gig, hampir tidak punya bayangan untuk mengurangi jam kerja mereka dengan gaji yang sama.” Pada akhirnya, sistem ini dapat memperparah kesenjangan antara para pekerja.

Masa Depan Pekerjaan

Dunia terus berubah, dan kita harus menemukan cara beradaptasi untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan kita. Meskipun sistem kerja 4 hari seminggu dapat menjadi pilihan yang baik untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, pemerintah dan pemberi kerja harus berkolaborasi untuk memperluas jangkauan sistem ini agar dapat mencakup seluruh pekerja. Selain itu, regulasi yang tepat untuk sistem ini harus ditetapkan untuk menghindari eksploitasi dan memastikan hak-hak pekerja tetap terlindungi. 

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Australia Luncurkan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan untuk Dukung Pencapaian Net Zero
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Bagaimana Kota Umeå di Swedia Mengatasi Ketimpangan Gender di Perkotaan

Continue Reading

Sebelumnya: KLHK Terbitkan Aturan terkait Perlindungan Hukum bagi Pejuang Lingkungan
Berikutnya: Nasib Buruh Industri Nikel di Tengah Ambisi Hilirisasi

Artikel Terkait

lahan kering dengan sebuah pohon di kejauhan Ekosipasi: Gagasan Emansipasi Ekologi untuk Menyelamatkan Alam
  • Kabar
  • Unggulan

Ekosipasi: Gagasan Emansipasi Ekologi untuk Menyelamatkan Alam

Oleh Abul Muamar
4 Juli 2025
miniatur bangunan dan cerobong yang mengeluarkan asap GRI Luncurkan Standar Keberlanjutan Baru tentang Perubahan Iklim dan Energi
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

GRI Luncurkan Standar Keberlanjutan Baru tentang Perubahan Iklim dan Energi

Oleh Kresentia Madina
4 Juli 2025
sekelompok orang berfoto bersama dengan sebagian berdiri dan sebagian berjongkok. Sammuane Pannu: Jalan Panjang Menyelamatkan Habitat Penyu di Pesisir Pantai Majene
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Sammuane Pannu: Jalan Panjang Menyelamatkan Habitat Penyu di Pesisir Pantai Majene

Oleh Ihsan Tahir
3 Juli 2025
Serpihan arang dan serbuk arang Mengulik Potensi Biochar sebagai Agen Bioremediasi
  • Kabar
  • Unggulan

Mengulik Potensi Biochar sebagai Agen Bioremediasi

Oleh Ayu Nabilah
3 Juli 2025
Mengulik Peluang dan Tantangan Saham Syariah dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
  • Opini
  • Unggulan

Mengulik Peluang dan Tantangan Saham Syariah dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan

Oleh Sri Maulida
2 Juli 2025
bendera tuvalu Australia Sediakan Visa Iklim untuk Warga Negara Tuvalu
  • Kabar
  • Unggulan

Australia Sediakan Visa Iklim untuk Warga Negara Tuvalu

Oleh Kresentia Madina
2 Juli 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.