Pemanfaatan LIDAR di Situs Muarajambi: Pentingnya Meningkatkan Peran Teknologi dalam Bidang Arkeologi
Teknologi mutakhir telah mendorong eksplorasi yang lebih luas di berbagai bidang, termasuk arkeologi. Penerapan teknologi seperti alat pemantauan jarak jauh, ground-penetrating radar, Light Detection and Ranging (LIDAR), dan drone memungkinkan para arkeolog mengidentifikasi lebih jauh situs potensial sebelum melakukan penggalian fisik. Baru-baru ini, pemanfaatan LIDAR berhasil membantu penemuan baru di Situs Muarajambi.
Teknologi LIDAR
Dalam penelitian arkeologi, pengukuran manual atau penggalian fisik membutuhkan waktu yang lama dan mahal. Tak ayal, pemanfaatan teknologi praktis dibutuhkan untuk memangkas waktu dan biaya. Selain itu, teknologi juga dapat memecahkan persoalan akurasi, pemetaan objek tersembunyi, analisis lanskap, serta rekonstruksi dan visualisasi. Dengan memanfaatkan teknologi LIDAR, para arkeolog dapat melakukan pemodelan dan menciptakan peta tiga dimensi secara detail sebelum melakukan ekskavasi fisik.
Dengan kemampuannya untuk menembus dedaunan dan mengidentifikasi variasi permukaan yang halus, LIDAR efektif mengungkap reruntuhan tersembunyi, jalan, dan fitur-fitur arkeologi lainnya. Dengan mengungkap situs-situs tersembunyi ini, LIDAR dapat memperluas pemahaman tentang peradaban masa lalu dan praktik budaya, sosial, dan ekonomi.
Teknologi LIDAR tidak hanya memiliki potensi besar untuk penemuan arkeologi, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan pada berbagai aspek lainnya seperti konservasi warisan budaya, manajemen sumber daya, dan monitoring dan konservasi lingkungan.
Pemanfaatan LIDAR di Situs Muarajambi
Melalui kerjasama Historia.id dan Djarum Foundation, teknologi LIDAR berhasil memetakan temuan baru di Situs Muarajambi. Situs Sejarah Muarajambi, yang terletak di Provinsi Jambi, Indonesia, adalah permata arkeologi yang menawarkan pandangan menarik tentang peradaban Buddha kuno di Pulau Sumatera. Situs sejarah ini mencakup area yang luasnya sekitar 30 kilometer persegi, yang terdiri dari sisa-sisa candi kuno, biara, dan struktur lain yang berasal dari abad ke-7 dan ke-8. Fitur arsitektur situs ini meliputi patung batu yang diukir secara rumit, stupa, dan kanal kuno, mencerminkan warisan budaya yang kaya dan praktik keagamaan Buddha di masa lampau.
Sejak 2019, para arkeolog telah menemukan adanya reruntuhan candi tambahan, jaringan kanal yang lebih luas, dan pola tata kota yang lebih kompleks berkat bantuan LIDAR. Temuan ini memberikan wawasan baru tentang skala dan kompleksitas peradaban Buddha di Muarajambi.
“Penelitian menggunakan LIDAR ini menunjukkan kemungkinan panjang situs mencapai 9 kilometer,” kata Junus Satrio Atmodjo, arkeolog senior di Tim Ahli Cagar Budaya Nasional (TACB). Junus menambahkan bahwa penelitian menggunakan LIDAR juga dapat mengungkap lebih jauh peradaban yang ada di Muarajambi.
Meningkatkan Pemanfaatan Teknologi
Berbagai permasalahan dunia membutuhkan pendekatan interdisipliner untuk memecahkannya, dan arkeologi adalah salah satunya. Arkeologi tidak hanya dapat memberikan kontribusi terhadap pelestarian warisan budaya, melainkan juga sebagai sumber evaluasi dampak lingkungan, perencanaan kota yang berkelanjutan, wawasan tentang pengetahuan tradisional, dan adaptasi perubahan iklim.
Pemanfaatan teknologi dapat mendorong manfaat yang lebih luas di berbagai bidang. Kerjasama antarpemangku kepentingan seperti pemerintah, universitas, lembaga riset, dan pihak swasta praktis dibutuhkan. Dengan mengintegrasikan inovasi teknologi, penelitian di berbagai bidang dan pelestarian warisan budaya ke dalam inisiatif pembangunan, kita dapat menubuhkan masa depan yang lebih tangguh dan kaya akan nilai budaya.
Editor: Abul Muamar
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Fahmi adalah Reporter & Peneliti In-House untuk Green Network Asia - Indonesia.