Program Kota Hijau untuk Kehidupan Berkelanjutan di Singapura
Tiada tempat sebagaimana rumah sendiri. Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan pokok umat manusia. Ketika jumlah penduduk bertumbuh, jumlah bangunan tempat tinggal juga bertumbuh di mana-mana. Lalu, bagaimana caranya agar dapat menciptakan tempat tinggal yang layak huni serta berkelanjutan bagi lingkungan hidup?
Sekitar 5,6 juta orang tinggal di Singapura, dan 80% dari penduduk tersebut berdiam di dalam perumahan yang disediakan oleh HDB. Dalam rangka memperbaiki kehidupan yang berkelanjutan dan kelayakan perumahan-perumahan tersebut, HDB sedang merintis Program Kota Hijau.
Apakah itu Program Kota Hijau?
HDB merupakan lembaga yang berwenang bagi perumahan publik di Singapura. Mereka membangun pemukiman yang terjangkau dan hunian yang lebih layak bagi warga Singapura. Saat ini, HDB adalah penyedia perumahan yang terbesar, dengan menyediakan sekitar 54,000 rumah susun.
Program Kota Hijau adalah rancangan sepuluh tahun untuk memangkas konsumsi energi rumah tangga sebanyak 15% pada tahun 2030. Penurunan sebanyak 1,7% telah terjadi dalam keseluruhan konsumsi listrik dari tahun 2019 sampai 2020. Namun, peningkatan konsumsi listrik dalam sektor rumah tangga juga mengalami peningkatan dari 7,681.3 GWh menjadi 8,244.5 GWh. Memperhatikan jumlah konsumsi listrik di sektor rumah tangga yang meningkat pada tahun tersebut, maka Program Kota Hijau dibutuhkan untuk memangkas konsumsi listrik dan energi lainnya.
Bagaimana Program ini Berjalan?
Program Kota Hijau berfokus pada penambahan sarana untuk mengurangi konsumsi energi, teknologi daur ulang air hujan, dan menurunkan suhu dalam perumahan. Detailnya sebagai berikut:
- Memasang panel-panel surya di sepanjang kompleks perumahan HDB. Panel surya memiliki potensi untuk menghasilkan daya listrik bagi 135,500 rumah susun dengan empat kamar. Saat ini, terdapat 2,700 panel yang telah dipasang dari 8,400 panel.
- Menggunakan Lampu Smart LED di tempat-tempat umum. Intensitas lampu jenis ini dapat disesuaikan melalui sensor gerakan. Perkiraan untuk memangkas energi dari pemakaian lampu adalah dengan mengurangi konsumsi sebanyak 60%.
- Mengintegrasikan sistem pemanenan air hujan perkotaan untuk mendaur ulang air hujan. Air hujan ditampung di dalam tangki pemanen air hujan di bawah tanah, didaur ulang, dan digunakan untuk membersihkan tempat-tempat umum. Sistem ini akan memangkas konsumsi air sebanyak 50%.
- Mengecat bangunan-bangunan dengan pelapis cool coating untuk menurunkan suhu di kawasan hunian HDB. Lapisan dari pelapis tersebut menyerap sedikit panas pada siang hari dan mengeluarkan sedikit panas pada malam hari. Tujuannya adalah menurunkan total suhu lingkungan setempat sebanyak 2 derajat celcius.
- Menggiatkan penghijauan dengan menggubah lahan-lahan parkir menjadi lahan pertanian kota dan lahan perkebunan masyarakat.
Menuju Rancangan Singapura Hijau 2030
Mewujudkan impian akan sebuah negara yang berkelanjutan memerlukan upaya gotong-royong dan antar sektor dari banyak bidang. Pemerintah Singapura bertujuan untuk mencapai emisi nol-bersih dengan Rancangan Singapura Hijau 2030 dan menjalankan upaya tersebut dalam berbagai bidang seperti pariwisata dan keuangan. Melalui Program Kota Hijau ini, HDB juga bersumbangsih bagi mewujudkan hunian yang berkelanjutan bagi penduduk Singapura.
Sumber: ASEAN Briefing, HDB
Penerjemah: Gayatri W.M
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia
Jika Anda melihat artikel ini bermanfaat, berlangganan Newsletter Mingguan Green Network Asia untuk mengikuti kabar dan cerita seputar pembangunan berkelanjutan dari komunitas multistakeholder di Indonesia dan dunia.
Madina adalah Asisten Manajer Program di Green Network Asia. Dia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia dengan dua tahun pengalaman profesional dalam editorial, penelitian, dan penciptaan konten kreatif.