Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Penelitian UNCCD Ungkap Pentingnya Menjamin Hak Atas Tanah bagi Perempuan

Perempuan menghadapi dampak krisis yang lebih buruk. Karenanya, menjamin hak atas tanah bagi perempuan sangat penting untuk meningkatkan ketahanan keuangan dan upaya restorasi tanah mereka.
Oleh Kresentia Madina
20 Juni 2023
dua perempuan bekerja di sawah

Photo: Anjan Ghosh di Unsplash.

Tanah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan. Kita membutuhkan tanah untuk berbagai hal, termasuk membangun rumah, menggembalakan hewan, dan menanam pohon. Namun, krisis iklim memperparah degradasi lahan dan kekeringan di seluruh dunia. Kita semua terkena dampaknya, tetapi perempuan menanggung beban lebih berat akibat kesenjangan gender yang terus berlanjut. Untuk itu, menjamin pemenuhan hak atas tanah bagi perempuan sangat penting untuk meningkatkan ketahanan keuangan dan upaya restorasi tanah mereka.

Gender dalam perkara hak atas tanah

Orang-orang di daerah pedesaan dan kelompok masyarakat adat pada umumnya bergantung pada tanah untuk hidup. Mereka menanam berbagai tanaman dan memanennya untuk dijual sebagai penghasilan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Namun, perubahan iklim menyebabkan kondisi tanah berubah. Kekeringan lebih sering terjadi, dan kualitas tanah semakin memburuk dari waktu ke waktu.

Kita semua terdampak degradasi lahan dan kekeringan, namun sebuah penelitian menemukan bahwa perempuan sering menanggung beban yang lebih berat karena kurangnya hak atas tanah bagi mereka. Hak tersebut mencakup kepemilikan, manajemen, transfer, dan hak ekonomi. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), secara global perempuan yang menjadi pemilik tanah tak sampai 15% pada tahun 2018. Perempuan juga mendapat jatah tanah pertanian yang lebih kecil dibanding laki-laki dan cenderung tidak memiliki dokumen resmi yang membuktikan kepemilikan tanah mereka.

Degradasi lahan dan kekeringan juga mempengaruhi cara kerja perempuan. Kekeringan membuat mereka terpaksa menempuh jarak yang lebih jauh ke sumber air, serta menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas tanaman serta pendapatan mereka. Sebagai pengurus utama rumah tangga, perempuan seringkali harus mengorbankan waktu, tenaga, bahkan jatah makan mereka untuk keluarga. Ditambah dengan kurangnya keamanan finansial dan kepemilikan tanah, beban perempuan menjadi sangat besar.

Peran perempuan dalam pengelolaan lahan

Menjamin hak atas tanah bagi perempuan merupakan langkah maju bagi upaya pemberdayaan ekonomi perempuan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh UNCCD (Konvensi PBB untuk Memerangi Desertifikasi), Tujuan Pembangunan Berkelanjutan mengakui dampak transformasional yang diperoleh dari mengamankan akses perempuan ke tanah karena “hal itu dapat meningkatkan kekuatan pengambilan keputusan dan status perempuan dalam masyarakat dan keluarga mereka serta membuka peluang untuk otonomi ekonomi.”

Perempuan juga diakui atas metode pengelolaan lahan dan upaya restorasi mereka. Perempuan mengadopsi praktik tradisional dan menerapkan strategi baru yang berkelanjutan, yang menghasilkan tanaman yang lebih produktif dan berkualitas tinggi. Kontribusi perempuan dapat menjadi lebih luas dan lebih efektif ketika diberi akses ke teknologi pertanian, pelatihan teknis, dan pengetahuan mengenai ilmu iklim.

Menjamin hak atas tanah bagi perempuan

Kesenjangan gender dalam kepemilikan tanah merupakan akibat dari berbagai faktor budaya dan sosial-ekonomi. Oleh karena itu, mengarusutamakan pemenuhan hak atas tanah bagi perempuan memerlukan pendekatan holistik yang mencakup semua aspek secara komprehensif. Penelitian UNCCD tersebut memberikan beberapa rekomendasi untuk mendukung langkah tersebut, beberapa di antaranya adalah:

  • Pastikan partisipasi yang berarti dan setara secara gender dalam tata kelola lahan dan sumber daya alam di tingkat nasional dan daerah melalui koordinasi tingkat nasional yang inklusif serta pastikan juga keterlibatan, perencanaan, dan kepemimpinan yang dipimpin oleh masyarakat dan perempuan.
  • Tetapkan perlindungan sosial, asuransi, dan mekanisme pembiayaan yang fleksibel untuk mendukung peralihan ekonomi dan sosial yang timbul akibat kekeringan.
  • Bagikan informasi tentang kesetaraan gender secara rutin dalam kepegawaian organisasi nasional yang menangani desertifikasi, degradasi lahan, dan kekeringan.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Penurunan Jumlah Serangga yang Kian Mengkhawatirkan
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Australia Luncurkan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan untuk Dukung Pencapaian Net Zero
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik

Continue Reading

Sebelumnya: Founder & CEO Waste4Change MB Junerosano: Pentingnya Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Sampah di Indonesia
Berikutnya: Pemanfaatan LIDAR di Situs Muarajambi: Pentingnya Meningkatkan Peran Teknologi dalam Bidang Arkeologi

Artikel Terkait

Mengulik Peluang dan Tantangan Saham Syariah dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
  • Opini
  • Unggulan

Mengulik Peluang dan Tantangan Saham Syariah dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan

Oleh Sri Maulida
2 Juli 2025
seorang nelayan berdiri di kapal kecil di tengah perairan Kolaborasi untuk Dukung Penghidupan Nelayan Skala Kecil melalui SeaBLUE
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Kolaborasi untuk Dukung Penghidupan Nelayan Skala Kecil melalui SeaBLUE

Oleh Abul Muamar
1 Juli 2025
tembok memanjang di hadapan air laut dengan burung-burung bertengger di atasnya Ambisi Pembangunan Giant Sea Wall di Pantura dan Dampak Yang Harus Diantisipasi
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Ambisi Pembangunan Giant Sea Wall di Pantura dan Dampak Yang Harus Diantisipasi

Oleh Seftyana Khairunisa
30 Juni 2025
kaca yang retak Femisida yang Terus Berulang: Alarm tentang Kekerasan terhadap Perempuan
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Femisida yang Terus Berulang: Alarm tentang Kekerasan terhadap Perempuan

Oleh Abul Muamar
27 Juni 2025
kumbang kepik menempel di dedaunan Penurunan Jumlah Serangga yang Kian Mengkhawatirkan
  • Kabar
  • Unggulan

Penurunan Jumlah Serangga yang Kian Mengkhawatirkan

Oleh Kresentia Madina
27 Juni 2025
lahan sawah dengan pepohonan kelapa di belakang Bagaimana Sekolah Lapang Iklim Bantu Petani Hadapi Dampak Perubahan Iklim
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Bagaimana Sekolah Lapang Iklim Bantu Petani Hadapi Dampak Perubahan Iklim

Oleh Abul Muamar
26 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.