WHO Luncurkan Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Kanker di Asia Tenggara
![dua orang berpegangan tangan](https://greennetwork.id/wp-content/uploads/sites/2/2025/02/PEOPLE_HOLD_HAND_IN_BED-1024x504.webp)
Foto: RDNE Stock project di Pexels.
Saat ini kita sedang mengalami berbagai krisis secara bersamaan, mulai dari perubahan iklim hingga ketahanan pangan. Krisis-krisis ini berdampak langsung terhadap kesehatan kita dan dapat meningkatkan risiko penyakit fatal jika tidak ada tindakan yang tepat. Terkait hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia telah menerbitkan strategi pencegahan dan penanggulangan kanker di Asia Tenggara.
Risiko Penyakit yang Semakin Meningkat
Hampir 10 juta kematian yang terjadi pada tahun 2018 disebabkan oleh kanker. Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia. Di Asia Tenggara saja, WHO memperkirakan terdapat 2,4 juta kasus kanker baru dan 1,5 juta kematian pada tahun 2022, dan jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat lebih dari 85% pada tahun 2050.
Penggunaan tembakau, konsumsi alkohol, rendahnya asupan buah dan sayur, serta kurangnya aktivitas fisik merupakan beberapa faktor penyebab kanker. Semua itu diperparah dengan polikrisis yang sedang melanda dunia. Polusi udara, yang level keparahannya meningkat dalam beberapa tahun terakhir, meningkatkan risiko kanker paru-paru. Pada saat yang sama, perubahan iklim berdampak terhadap sistem pangan, yang pada akhirnya mengganggu ketersediaan dan keterjangkauan makanan bergizi.
Strategi Pencegahan dan Penanggulangan Kanker dari WHO
Meringankan beban pengobatan kanker sangat penting bagi pasien dan sistem layanan kesehatan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi faktor risiko, melakukan skrining dan diagnosis dini, serta memastikan pengobatan dan dukungan yang sesuai bagi pasien kanker dan keluarganya.
Untuk meningkatkan respons terhadap pencegahan dan penanganan kanker, Sekretariat WHO di Asia Tenggara telah mengembangkan Strategi Regional untuk Pencegahan dan Penanggulangan Kanker Komprehensif 2024–2030, dengan masukan dan kontribusi dari negara-negara anggota.
Di bagian awal, dokumen ini mencatat bahwa meskipun upaya pencegahan dan penanggulangan kanker telah mengalami kemajuan, kebijakan dan program nasional yang ada masih kurang optimal. Setiap negara di Asia Tenggara memiliki kapasitas dan tingkat kematangan yang berbeda-beda dalam menangani penyakit ini, sehingga menyebabkan rasio kematian terhadap insiden di kawasan ini lebih tinggi (64,5%) dibandingkan dengan negara-negara berpendapatan tinggi (36,5%).
Oleh karena itu, pedoman WHO ini mengusulkan tujuh prioritas strategis untuk memandu negara-negara dalam mencegah dan menanggulangi kanker, yaitu:
- Merumuskan rencana pengendalian kanker nasional dengan tata kelola dan akuntabilitas yang kuat.
- Memperkuat kebijakan dan program pencegahan kanker yang efektif.
- Memprioritaskan dan melaksanakan diagnosis dan skrining dini dengan sumber daya yang memadai.
- Meningkatkan kapasitas untuk menerapkan manajemen kanker dengan peningkatan kualitas.
- Meningkatkan akses terhadap perawatan suportif, perawatan penyintas, dan perawatan paliatif.
- Menilai beban, memantau tren, dan dampak dari tindakan yang telah dilakukan.
- Bermitra dengan komunitas, masyarakat sipil, sektor swasta, dan pemangku kepentingan lainnya.
Kolaborasi untuk Kesehatan Masyarakat yang Lebih Baik
Kesehatan masyarakat adalah tanggung jawab kita bersama. Strategi Regional tersebut menekankan keterlibatan pemangku kepentingan dan komunitas, tindakan multisektoral, dan partisipasi sosial sebagai faktor kunci dalam penerapan pencegahan dan manajemen kanker di Asia Tenggara.
“Rencana ini dirancang untuk memanfaatkan dukungan dari inisiatif global mengenai kanker anak-anak, serviks, dan payudara, serta fokus pada kanker yang berhubungan dengan tembakau. Menyadari perlunya tindakan multicabang yang terkoordinasi dari pemerintah dan mitra, strategi regional ini menguraikan tindakan yang harus diambil oleh semua pemangku kepentingan,” kata Saima Wazed, Direktur Regional WHO Asia Tenggara.
“Bersama-sama, kita dapat mendorong kemajuan yang cepat dan berkelanjutan menuju target 2030 demi masa depan yang lebih sehat, adil, dan berkelanjutan.”
Editor: Nazalea Kusuma
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia
![](https://greennetwork.asia/wp-content/uploads/2024/06/Membership-Envelope-Individual-2.webp)
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Madina adalah Reporter di Green Network Asia. Dia adalah alumni program sarjana Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Dia memiliki tiga tahun pengalaman profesional dalam editorial dan penciptaan konten kreatif, penyuntingan, dan riset.