Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • Akar Rumput
  • GNA Knowledge Hub

Buruan SAE: Inovasi Urban Farming di Bandung Dukung Kemandirian Pangan Kota

DAS Sungai Cilimus yang sebelumnya kumuh dan bau, kini menjadi hijau dan asri setelah ada kegiatan Buruan SAE.
Oleh Muamar Haqi
26 Oktober 2023
deretan sayur dalam pot hitam

Kebun milik kelompok Buruan SAE Kebun Sauyunan, RW 03 Kelurahan Sarijadi Kecamatan Sukasari. | Foto: Muamar Haqi.

Sebagai kota metropolitan yang berpenduduk 2,46 juta jiwa sekaligus sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat, Kota Bandung telah mengalami alih fungsi lahan secara masif. Lahan-lahan terbuka yang dulunya dipakai untuk pertanian, kini telah menjelma bangunan dan berbagai infrastruktur lainnya. Bersamaan dengan itu, kebutuhan pangan utama Kota Bandung seperti beras, daging, sayur, dan buah-buahan, kini menjadi sangat bergantung pada pasokan dari luar daerah. Oleh karena itu, kemandirian pangan menjadi hal yang mendesak di Kota Kembang. 

Mewujudkan Kemandirian Pangan melalui Buruan SAE

Menanggapi masalah kerawanan pangan, Pemerintah Kota Bandung menghadirkan program inovasi pertanian perkotaan (urban farming) yang diberi nama Buruan SAE. Buruan SAE adalah program pengembangan inovatif dari konsep urban farming. Dalam Bahasa Sunda, buruan artinya halaman atau pekarangan. Sementara SAE adalah akronim dari Sehat, Alami, dan Ekonomis.

Dalam tata kelola pertanian perkotaan, istilah urban farming bukan hal yang baru. Namun, melalui Buruan SAE, praktik urban farming dibuat lebih integratif. Jika aktivitas urban farming pada umumnya berfokus pada berkebun sayur, Buruan SAE mengintegrasikan kegiatan pertanian dengan peternakan, perikanan, tanaman obat keluarga, buah-buahan, dan pengelolaan sampah menjadi pupuk organik (composting).

Konsep pertanian perkotaan terintegrasi dari Buruan SAE merupakan upaya untuk membangun sistem ketahanan pangan perkotaan yang berkelanjutan. Buruan SAE telah dimulai sejak tahun 2020, dan setiap tahunnya selalu ada penambahan kelompok baru di setiap kelurahan. Pada tahun 2022, sudah terdapat 335 kelompok yang tersebar di 151 kelurahan. Tujuannya tak lain adalah untuk mewujudkan kemandirian pangan.

“Minimal di setiap kelurahan di Kota Bandung sekarang sudah ada keterwakilan kelompok Buruan SAE. Tahun 2023 kembali terdapat 50 kelompok baru Buruan SAE yang dibentuk oleh DKPP Kota Bandung,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, dalam wawancara pada Maret 2023. 

Dalam pembentukan kelompok baru Buruan SAE, Pemerintah Kota Bandung melalui DKPP memberikan paket stimulan berupa peralatan urban farming untuk pengelolaan kompos, media tanam, bibit, benih, ayam petelur, dan benih ikan lele, yang dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung. Kelompok baru juga akan diberikan sosialisasi dan pendampingan. Untuk diketahui, DKPP memiliki pendamping dan penyuluh di setiap kecamatan di Kota Bandung.

Praktik Baik dari Beberapa Kelompok

plang selamat datang di atas bibit tanaman di dalam pot.
Agrowisata yang dikembangkan oleh Kelompok Buruan SAE 04 Pajajaran, RW 04 Kelurahan Pajajaran, Kecamatan Cicendo. | Foto: Muamar Haqi.

Beberapa waktu lalu, saya dan rekan-rekan saya berkesempatan untuk mengunjungi dan menyaksikan langsung praktik urban farming terintegrasi Buruan SAE di beberapa kelurahan. Kami menyaksikan bagaimana praktik pertanian perkotaan mereka cukup berhasil dan berdampak positif bagi lingkungan, sosial, dan ekonomi mereka.

Kelompok Buruan SAE 04 Pajajaran, RW 04 Kelurahan Pajajaran, Kecamatan Cicendo, misalnya, merupakan salah satu kelompok Buruan SAE yang menurut saya berhasil memberikan manfaat besar bagi masyarakat sekitar dan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan kota. Bermula dari kepedulian warga terhadap Daerah Aliran Sungai Cilimus yang kumuh dan bau, warga kemudian melakukan kegiatan berkebun di atas bantaran sungai menggunakan penyangga dan alas dari besi dengan menanam berbagai aneka sayuran hidroponik, buah-buah dalam pot, dan budidaya ikan. Kini, aktivitas mereka telah berkembang dan membentuk daerah agrowisata. DAS Sungai Cilimus yang sebelumnya kumuh dan bau, kini menjadi hijau dan asri setelah ada kegiatan Buruan SAE.

Praktik baik lainnya datang dari kelompok Buruan SAE Kebun Sauyunan, RW 03 Kelurahan Sarijadi Kecamatan Sukasari. Selain dikonsumsi oleh anggota kelompok sendiri, hasil komoditas pangan dari kegiatan urban farming kelompok ini juga ada yang dijual sehingga mendukung kesejahteraan dan peluang usaha anggota kelompok. Produk pangan yang dijual tidak hanya berupa hasil panen mentah, tapi juga ada yang sudah dalam bentuk olahan seperti sabun herbal, es krim pakcoy (terbuat dari sayur pakcoy), dan  minuman teh bunga telang.

Potensi Urban Farming

Urban farming memiliki potensi besar bukan hanya sebagai upaya untuk menjaga ketahanan pangan perkotaan dan mendukung pertanian berkelanjutan, namun juga dapat mendukung ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang sejalan dengan aspek keasrian lingkungan perkotaan serta aspek keberlanjutan ekonomi. 

Selain itu, urban farming juga dapat mendukung terciptanya lapangan pekerjaan melalui nilai ekonomi dari keuntungan hasil panen dan keberlanjutan program. Karena itu, urban farming patut ditingkatkan di setiap kota di Indonesia mengingat potensinya dalam mendukung kemandirian pangan kota secara berkelanjutan.

Editor: Abul Muamar

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Muamar Haqi
Website |  + postsBio

Muamar adalah Peneliti di Pusat Riset Kependudukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Ia adalah alumnus Magister Ilmu Hukum di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Ia terlibat dalam riset Peningkatan Peran Urban Farming Melalui Integrasi dan Tata Kelola Urban Farming for Urbanization untuk Ketahanan Pangan Rumah Tangga Migran Perkotaan, kerja sama BRIN dengan LPDP.

  • Muamar Haqi
    https://greennetwork.id/author/muamarhaqi/
    Gerakan Sumsel Mandiri Pangan: Pemanfaatan Lahan Pekarangan untuk Mendukung Ketahanan Pangan

Continue Reading

Sebelumnya: Upaya UNEP Atasi Kelangkaan Air di Sudan dengan Proyek Infrastruktur
Berikutnya: Memerangi Kejahatan terhadap Satwa Liar dengan Kolaborasi Internasional

Lihat Konten GNA Lainnya

tangan memutari bibit tanaman Mengarusutamakan Spiritualitas Ekologis dalam Praktik Keagamaan
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Mengarusutamakan Spiritualitas Ekologis dalam Praktik Keagamaan

Oleh Polykarp Ulin Agan
20 Oktober 2025
Seseorang memberikan paper bag kepada orang lain Bagaimana Hong Kong dapat Membangun Kepercayaan Konsumen terhadap Keberlanjutan
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bagaimana Hong Kong dapat Membangun Kepercayaan Konsumen terhadap Keberlanjutan

Oleh Kun Tian
20 Oktober 2025
bangunan roboh Robohnya NZBA: Kritik, Analisis, dan Seruan untuk Perbankan Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Opini

Robohnya NZBA: Kritik, Analisis, dan Seruan untuk Perbankan Indonesia

Oleh Jalal
17 Oktober 2025
Empat tangan anak-anak yang saling berpegangan Mengatasi Perundungan di Lingkungan Pendidikan dengan Aksi Kolektif
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengatasi Perundungan di Lingkungan Pendidikan dengan Aksi Kolektif

Oleh Andi Batara
17 Oktober 2025
sekawanan bison sedang memamah di atas padang rumput yang tertutup salju Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi

Oleh Kresentia Madina
17 Oktober 2025
meja dengan berbagai ikan segar tersusun di atasnya Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan

Oleh Seftyana Khairunisa
16 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia