Membuka Potensi Bioenergi Indonesia dan JET-P sebagai Pendorong Rebranding
Indonesia, dengan sumber daya alam yang melimpah dan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan, telah mengidentifikasi bioenergi sebagai kebijakan strategis untuk mencapai target Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (Nationally Determined Contribution/NDC). Namun, bioenergi di Indonesia sejauh ini masih didominasi oleh biodiesel berbasis kelapa sawit yang menghadirkan tantangan lingkungan dan sosial. Untuk mengatasinya, kita mesti mengubah citra sektor bioenergi Indonesia dan mendukung transisi energi yang adil. Artikel ini mengadvokasi pembentukan Kemitraan Transisi Energi Adil (Just Energy Transition Partnership/JET-P) untuk membuka potensi bioenergi Indonesia, mempromosikan keadilan sosial, dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan untuk semua.
Sektor bioenergi Indonesia sangat menjanjikan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendiversifikasi bauran energi. Namun, ketergantungan yang berlebihan pada biodiesel berbasis kelapa sawit telah menyebabkan deforestasi, hilangnya habitat, dan konflik hak atas tanah. Selain itu, produksi bioenergi berbasis masyarakat dan diversifikasi bahan baku telah terabaikan karena kurangnya dukungan dan ketidakpastian pasar. Sudah saatnya untuk melakukan transformasi dalam lanskap bioenergi yang memprioritaskan kelestarian lingkungan dan inklusivitas sosial.
Rebranding Bioenergi Indonesia
Rebranding sektor bioenergi Indonesia sangat penting untuk mengatasi tantangan yang ada dan memastikan transisi energi yang adil. Dengan merangkul bahan baku alternatif, seperti residu pertanian dan bahan baku non-pangan, kita dapat mengurangi jejak lingkungan dari produksi bioenergi. Selain itu, rebranding dapat merangsang inisiatif berbasis masyarakat, menciptakan lapangan kerja pedesaan, dan memberdayakan masyarakat lokal untuk berpartisipasi dalam rantai nilai bioenergi. Melalui transformasi inilah kita dapat mendorong sektor bioenergi yang inklusif dan berkelanjutan.
Transisi energi yang berkeadilan membutuhkan pendekatan terpadu yang mempertimbangkan aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi. Keterlibatan masyarakat dan kesetaraan sosial harus menjadi pusat pengembangan dan penerapan inisiatif bioenergi. Selain itu, pengaturan tata kelola baru, kolaborasi antar-aktor, dan model bisnis inovatif dapat memungkinkan partisipasi berbagai pemangku kepentingan dan memastikan distribusi manfaat yang adil. Pendekatan holistik ini dapat mempromosikan inklusivitas, memberdayakan komunitas yang terpinggirkan, dan memastikan bahwa transisi bioenergi tidak meninggalkan siapa pun.
Keterlibatan aktif masyarakat sangat penting bagi pengembangan bioenergi untuk memenuhi prinsip keadilan dan membawa manfaat di tingkat akar rumput. Keterlibatan masyarakat harus dimulai dari hulu ke hilir, mulai dari tahap perencanaan dan pengembangan hingga kepemilikan proyek bioenergi. Pendekatan ini mengutamakan kebutuhan dan aspirasi lokal, inklusi sosial, dan penguatan ekonomi lokal. Pengembangan bioenergi berbasis masyarakat juga dapat membantu mengatasi ketidaksetaraan historis di sektor energi dan memastikan pemerataan manfaat energi terbarukan di seluruh masyarakat.
Di Indonesia, beberapa daerah telah menerapkan pengembangan bioenergi berbasis masyarakat, seperti program Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Panggung Lestari di Bantul, Yogyakarta, yang mengolah tanaman nyamplung menjadi minyak tamanu dan biofuel. Contoh lainnya adalah kelompok GenOil di Kota Makassar yang mengumpulkan minyak goreng bekas untuk dijadikan biodiesel bagi nelayan. Namun, adaptasi teknologi dan hambatan pembiayaan menjadi tantangan utama dalam mengembangkan bioenergi berbasis masyarakat.
Hambatan disebabkan di antaranya oleh lambatnya adaptasi dan transfer teknologi, monopoli bahan baku, dan subsidi yang tidak inklusif. Inovasi dan adaptasi didorong oleh ketersediaan pasar, permintaan, dan harga yang kompetitif yang juga akan secara langsung menentukan ketersediaan bahan baku yang stabil dalam rantai pasokan.
JET-P sebagai Pendorong Rebranding Bioenergi
Untuk mengatasi penghambat inovasi dan adaptasi teknologi, pengembangan bioenergi memerlukan intervensi seperti regulasi, model bisnis, dan skema pembiayaan. Skema Just Energy Transition Partnership (JET-P) merupakan alternatif potensial untuk mengatasi kendala tersebut.
JET-P dapat menyediakan platform yang diperlukan untuk mendorong rebranding sektor bioenergi Indonesia. JET-P, sebagai inisiatif kolaboratif, dapat menyatukan pembuat kebijakan, pemangku kepentingan industri, akademisi, dan masyarakat sipil untuk menyusun strategi dan menerapkan solusi bioenergi berkelanjutan. Dengan berorientasi kepada keahlian dan jaringan, JET-P dapat mempercepat akses praktik terbaik global, mekanisme pembiayaan inovatif, bantuan teknis, dan mempercepat transisi bioenergi di Indonesia.
Namun, keberhasilan pembiayaan JETP untuk pengembangan bioenergi di Indonesia akan bergantung pada beberapa faktor. Pertama, pemerintah Indonesia harus menciptakan lingkungan kebijakan yang memungkinkan untuk proyek bioenergi, termasuk regulasi yang mendukung dan insentif berbasis investasi. Kedua, harus ada pipeline proyek bioenergi berkualitas tinggi yang kuat di Indonesia yang siap menerima pembiayaan. Terakhir, harus ada persediaan tenaga ahli yang memenuhi syarat yang dapat mengelola proyek bioenergi.
Membuka potensi bioenergi Indonesia melalui transisi energi yang adil tidak hanya penting untuk mencapai tujuan keberlanjutan tetapi juga untuk mendorong keadilan sosial dan kemakmuran ekonomi. Dengan membangun Kemitraan Transisi Energi yang Adil, kita dapat mendorong rebranding sektor bioenergi Indonesia dan membuka jalan untuk masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Mari kita raih kesempatan ini dan bekerja sama menuju lanskap energi yang lebih hijau dan adil.
Editor: Abul Muamar
Publikasikan thought leadership dan wawasan Anda bersama Green Network Asia, pelajari Panduan Artikel Opini kami
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Rahmat Riyadi lahir dan besar di Kota Makassar, Sulawesi Selatan dan memiliki minat yang tinggi terhadap isu lingkungan. Dia menyelesaikan pendidikannya dalam bidang geofisika dan ilmu lingkungan. Saat ini bekerja sebagai Bioenergy Program Assistant di Madani Berkelanjutan di Jakarta.