Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Soft News
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • ESG
  • GNA Knowledge Hub
  • Partner
  • Soft News

Keterlibatan Perempuan Harus Jadi Pilar Utama Pencapaian SDGs Desa

Peran dan keterlibatan perempuan bukan sekadar pelengkap dalam pencapaian SDGs Desa, melainkan mesti menjadi salah satu pilar utama.
Oleh Abul Muamar
30 Juni 2022
Dua wanita di Bali berjalan membawa batu bata beton di atas kepala.

Foto oleh Artem Beliaikin on Unsplash

Implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Desa di Indonesia telah berjalan sejak 2021. Pembangunan desa amatlah penting mengingat 188 juta warga desa merupakan 43% dari penduduk Indonesia. Sejauh ini, sejumlah desa di Indonesia telah menunjukkan capaian SDGs melalui praktik baik dalam berbagai bentuk. Lalu, satu pertanyaan muncul: sejauh mana desa-desa tersebut melibatkan peran dan partisipasi perempuan dalam mencapai SDGs?

Praktik Baik SDGs di 10 Desa

Dalam data yang disusun oleh Yayasan Kalyanamitra dan INFID sebagaimana disampaikan dalam diskusi publik bertajuk “Pengalaman Desa dalam Implementasi SDGs Desa yang Berperspektif Gender dan Inklusi”, Selasa (28/6/2022), ada 10 desa yang telah menunjukkan praktik kesetaraan gender dan inklusi dalam mencapai SDGs, meskipun belum sempurna. 

  • Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, DIY: Membangun Pos Gizi untuk melawan stunting.
  • Desa Banjarharjo, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, DIY: Membentuk Forum Perlindungan Korban Kekerasan (FPKK) di tingkat padukuhan. 
  • Desa Kuanek, Kecamatan Bikomi Tengah, Kabupaten Timor Tengah, NTT, yang membentuk satgas khusus untuk mencegah tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak.
  • Desa Ajaobaki, Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT: Membangun Sanggar Suara Perempuan, menyusun Peraturan Desa (Perdes) yang memberdayakan perempuan dalam banyak aspek kehidupan. 
  • Desa Sidorejo, Kecamatan Sekampung Udik, Lampung Timur, Lampung: Menerapkan praktik kebebasan beragama dan keberagaman identitas, dengan membentuk Forum Pecalang.
  • Desa Pugung Raharjo, Kecamatan Sekampung Udik, Lampung Timur, Lampung: Membentuk Satgas Perlindungan Perempuan Pekerja Migran Indonesia (PMI). Satgas ini sudah banyak berperan dalam mencegah perdagangan orang.
  • Desa Pringgasela Selatan, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur, NTB: Membangun Sekolah Tenun untuk meningkatkan keterampilan perempuan. 
  • Desa Batu Tulis, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, NTB: Mengadakan musrenbang khusus perempuan. Posyandu di desa ini juga sangat aktif dan ramah perempuan. 
  • Desa Babakan Gebang, Kecamatan Babakan, Cirebon, Jawa Barat. Di desa ini, anggaran desa untuk pemberdayaan perempuan dan anak yang disetujui oleh BPD mencapai 30%. 
  • Desa Oesena, Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang, NTT, yang memberdayakan ekonomi perempuan, salah satunya melalui BUMDes yang membantu memasarkan produk.

Tantangan

Setiap desa memiliki cara dan pendekatan masing-masing dalam mendorong kesetaraan gender dan inklusi. Ada yang mendorong partisipasi aktif perempuan dalam musyawarah desa, ada yang memilih memberikan program stimulus untuk kewirausahaan perempuan, hingga ada yang memberi kesempatan perempuan duduk di pemerintahan. 

Yang pasti, jalan menuju SDGs Desa dengan perspektif kesetaraan gender dan inklusi masihlah panjang. Desa-desa lain di Indonesia perlu memahami dan menyadari hal ini. 

Yanu Endar Prasetyo, peneliti sekaligus salah satu penulis buku “Praktik Baik SDGs Desa” dari INFID & Kalyanamitra, menyebut bahwa peran dan keterlibatan perempuan bukan sekadar pelengkap dalam pencapaian SDGs Desa, melainkan mesti menjadi salah satu pilar utama yang tidak dapat dikesampingkan. Tujuan 5 dalam SDGs Desa bukanlah tujuan yang berdiri sendiri, tetapi melekat pada 17 tujuan SDGs Desa lainnya.

“Tantangan utamanya tentu stigma yang masih dihadapi perempuan dan difabel, masih banyak yang memandang sebelah mata kemampuan mereka. Padahal, terbukti perempuan menjadi ruh dan pilar keberhasilan dari berbagai macam kegiatan dan program pemerintah di desa,” ujar Yanu kepada Green Network.

Editor: Marlis Afridah

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Pilih Paket Langganan Anda

Abul Muamar
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor untuk beberapa media tingkat nasional di Indonesia. Ia juga adalah penulis, editor, dan penerjemah, dengan minat khusus pada isu-isu sosial-ekonomi dan lingkungan.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Ketimpangan, Pengangguran, hingga Korupsi yang Merajalela: 6 Isu Sosial yang Mendesak untuk Diatasi
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Dunia yang Kian Gemerlap dan Kelap-kelip Kunang-Kunang yang Kian Lenyap
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Peta Jalan Dekarbonisasi Industri untuk Tekan Emisi di Subsektor Intensif-Energi
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama

Continue Reading

Sebelumnya: Hari Laut Sedunia 2022: Gotong Royong untuk Revitalisasi Laut
Berikutnya: Pergulatan Jakarta Hadapi Kualitas Udara yang Buruk

Lihat Konten GNA Lainnya

ilustrasi misinformasi; manekin kepala dengan bagian atas terbuka menerima koran yang dilabeli tulisan palsu Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi

Oleh Seftyana Khairunisa
12 September 2025
Seorang anak berkacamata menerima piring berisi makanan. Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia

Oleh Attiatul Noor
12 September 2025
pembagian makanan kepada anak-anak Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih
  • GNA Knowledge Hub
  • Komunitas

Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih

Oleh Dilla Atqia Rahmah
11 September 2025
Seorang perempuan pengguna kursi roda sedang meraih tombol lift. Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik

Oleh Dinda Rahmania
11 September 2025
foto udara pemukiman padat yang ada di dekat bantaran sungai perkotaan Jerat Kemiskinan di Perkotaan
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Jerat Kemiskinan di Perkotaan

Oleh Seftyana Khairunisa
10 September 2025
seorang anak perempuan menulis dengan kapur di papan tulis hitam Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India

Oleh Attiatul Noor
10 September 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia