Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Kesenjangan Gender di Perkotaan Masih Berlangsung, Bagaimana Mengatasinya?

Perempuan yang tinggal di lingkungan perkotaan masih menghadapi berbagai tantangan terkait kesenjangan gender. Lantas, apa yang diperlukan untuk mengatasi kesenjangan gender di perkotaan?
Oleh Kresentia Madina
6 November 2023
seorang perempuan menyeberang jalan

Foto: Jimmy Liao di Pexels

Secara umum, kota merupakan tempat berkumpulnya orang-orang dari berbagai latar belakang untuk mencari peluang. Saat ini, lebih dari separuh populasi dunia tinggal di wilayah perkotaan. Namun, perempuan yang tinggal di lingkungan perkotaan masih menghadapi berbagai tantangan dan kerentanan. Lantas, bagaimana mengatasi kesenjangan gender di perkotaan untuk memastikan kota menjadi tempat tinggal yang aman bagi semua?

Kesenjangan Gender di Perkotaan

Kota seringkali dirancang tanpa mempertimbangkan aspek keselamatan dan kebutuhan perempuan. Berbagai tantangan masih menghalangi perempuan di perkotaan untuk hidup dan berkembang dengan aman, mulai dari kurangnya penerangan di malam hari hingga terbatasnya fasilitas umum.

Laporan bersama yang disusun oleh Arup, UNEP, dan Universitas Liverpool mengeksplorasi tantangan dan tindakan utama yang penting untuk mengatasi kesenjangan gender di perkotaan. Penelitian tersebut mengelaborasi keahlian teknis dan pengetahuan dengan cerita dari 770 responden yang didominasi perempuan untuk mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang cara merancang kota yang bermanfaat bagi perempuan.

Laporan tersebut merangkum tantangan yang dihadapi perempuan di perkotaan ke dalam empat aspek utama: keselamatan dan keamanan saat beraktivitas di tempat umum; keadilan dan kesetaraan dalam pemerintahan; kesehatan dan kesejahteraan; dan pengayaan dan pemenuhan hak dalam pendidikan dan pekerjaan.

Tidak jarang, perempuan merasa tidak aman di tempat umum dan saat naik transportasi umum. Laporan tersebut menyebutkan bahwa 32% responden merasa tidak aman di ruang publik pada malam hari karena penerangan trotoar yang buruk. Ancaman pelecehan di dalam transportasi umum juga sering membuat perempuan terpaksa mengambil rute yang lebih panjang atau memilih transportasi yang lebih aman, seperti taksi, yang biayanya lebih mahal.

Selain itu, 76% responden percaya bahwa akses terhadap ruang publik yang hijau sangat penting dalam menjadikan suatu wilayah sebagai tempat tinggal yang sehat. Sayangnya, laporan tersebut mengungkapkan bahwa kurangnya fasilitas toilet dan ruang ganti bayi, terbatasnya akses bagi perempuan difabel, dan ketakutan umum terhadap pelecehan berbasis gender membuat perempuan enggan terlibat di ruang publik yang ramah lingkungan. Gedung-gedung dan ruang kerja juga sering dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan khas laki-laki dan mengabaikan kebutuhan perempuan.

Kurangnya Keterwakilan Perempuan

empat perempuan berdiri di tengah kereta yang penuh sesak
Foto: Chang Hsien di Pexels.

Permasalahan kesenjangan gender di perkotaan sering kali diabaikan dalam proses pengambilan keputusan. Kesetaraan gender belum dianggap sebagai prioritas bagi pemerintah kota. Kurangnya suara perempuan dalam pemerintahan perkotaan juga berkontribusi terhadap masalah ini, dengan hanya 21% pejabat yang merupakan perempuan pada bulan September 2022.

Merancang kota yang bermanfaat bagi perempuan perlu mempertimbangkan pandangan dan kebutuhan perempuan dan kelompok rentan lainnya di semua tahapan. Laporan tersebut menekankan pentingnya meningkatkan keterwakilan perempuan di kalangan perencana kota, pemerintah, dan pengambil keputusan kota. Oleh karena itu, mendorong remaja perempuan untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang ini sangatlah penting. Sementara itu, orang-orang yang berkuasa saat ini harus mulai menyadari pentingnya kesetaraan gender dan bagaimana menerapkannya dalam pekerjaan mereka.

Mengintegrasikan pendekatan responsif gender ke dalam perencanaan, tata kelola, dan pengambilan keputusan kota tidak hanya memberikan manfaat bagi perempuan. Hal tersebut juga merupakan langkah maju untuk mencapai masyarakat yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan di mana setiap orang dapat berpartisipasi dalam bidang sosial dan ekonomi;m serta dapat berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di berbagai sektor.

Aksi Responsif Gender untuk Kota

Laporan tersebut diakhiri dengan seruan kepada para pemimpin kota dan pembuat kebijakan, para profesional di bidang lingkungan hidup, pengembang dan investor, serta kelompok masyarakat untuk bekerja sama dalam mengatasi kesenjangan gender di perkotaan. Laporan tersebut mengusulkan peta jalan proyek yang responsif gender bagi para ahli dan praktisi untuk mengintegrasikan responsivitas gender dalam pekerjaan mereka.

Cities Alive Report 2022 oleh Arup, UNDP, dan Universitas Liverpool.
Cities Alive Report 2022 oleh Arup, UNDP, dan Universitas Liverpool.

Laporan tersebut menyimpulkan, “Kita berada pada momen penting dalam evolusi kota. Bersama-sama, kita dapat menghapus praktik perkotaan tradisional demi merancang kota yang ramah perempuan dan anak perempuan. Kita tidak bisa lagi mengabaikan kebutuhan mereka.”

Baca laporan selengkapnya di sini.

Editor: Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Seruan untuk Aksi Iklim yang Lebih Kuat di KTT Iklim 2025
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Bagaimana Laut Kaspia Menyusut Akibat Tekanan Perubahan Iklim
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Menghentikan Penurunan Populasi Lebah Dunia
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Menilik Risiko Iklim di Australia

Continue Reading

Sebelumnya: Mewujudkan Pekerjaan yang Layak untuk Pekerja Rumah Tangga
Berikutnya: Mendorong Kebijakan Transisi yang Berkeadilan untuk Kurangi Konsumsi dan Produksi Daging

Lihat Konten GNA Lainnya

meja dengan berbagai ikan segar tersusun di atasnya Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan

Oleh Seftyana Khairunisa
16 Oktober 2025
dua elang hitam kepala putih bertengger di ranting pohon yang tak berdaun Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam

Oleh Dina Oktaferia
16 Oktober 2025
Kursi roda anak berukuran kecil di samping deretan kursi kayu, dengan latar belakang papan tulis hitam dan lantai berkarpet berwarna cerah. Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
15 Oktober 2025
orang-orang menunggang kuda menyusuri aliran sungai Bagaimana Ongi River Movement di Mongolia Melindungi Manusia dan Lingkungan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Ongi River Movement di Mongolia Melindungi Manusia dan Lingkungan

Oleh Dinda Rahmania
15 Oktober 2025
dua buah kakao berwarna kuning di batang pohon Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao

Oleh Abul Muamar
14 Oktober 2025
Beberapa orang berada di dalam air untuk memasang kerangka jaring persegi berwarna hijau, sementara lainnya berdiri di pematang tambak dengan pagar bambu sederhana di bagian belakang. Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
13 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia