Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mencairnya Gletser dan Dampaknya yang Meluas

Meningkatnya suhu Bumi telah mempercepat fenomena mencairnya gletser. Apa saja dampaknya?
Oleh Kresentia Madina
31 Januari 2025
gletser di argentina

Foto: Rachel Jarboe di Unsplash.

Pemanasan suhu Bumi telah menimbulkan berbagai ancaman bagi kehidupan. Salah satu dampak paling mengerikan adalah mencairnya gletser, yang telah terjadi dalam skala kecepatan yang mengkhawatirkan.

Mencairnya Gletser

Gletser merupakan bongkahan es besar yang bergerak lambat yang terbentuk dari salju yang menumpuk dan terkompresi selama berabad-abad. Gletser menutupi sekitar 10% permukaan Bumi dan dapat ditemukan di hampir setiap benua di dunia, terutama yang bersuhu rendah dan bersalju lebat seperti Arktik.

Sebagai penopang ekosistem Bumi, gletser menyediakan aliran air tawar ke sungai-sungai di sekitarnya. Orang-orang sering bergantung pada lelehan gletser untuk air minum dan irigasi tanaman, terutama selama musim kemarau. Selain itu, gletser menyimpan identitas budaya dan spiritual bagi banyak Masyarakat Adat dan komunitas lokal di Peru, Pegunungan Himalaya, dan berbagai tempat lain.

Namun, seiring meningkatnya suhu global, fungsi gletser pun kian terancam. Penelitian menemukan bahwa gletser telah menghilang pada tingkat yang mengkhawatirkan. Data UNESCO menunjukkan bahwa 78–97% gletser di Andes, Amerika Selatan, dapat hilang sepenuhnya pada tahun 2100. Pada tahun 2023, Venezuela kehilangan gletser terakhirnya, La Corona. Hal serupa juga terjadi di pegunungan di Asia dan Afrika.

Dampak yang Meluas

Mencairnya gletser akan menimbulkan dampak yang mengerikan dan meluas. Gletser yang mencair dengan cepat dapat membuat sungai melimpah, sehingga meningkatkan risiko banjir. Pada tahun 2022, Pakistan mengalami sedikitnya 16 banjir luapan danau glasial, yang menghancurkan banyak rumah dan bangunan lainnya.

Lebih lanjut, gletser yang mencair juga menyebabkan naiknya permukaan air laut, yang secara signifikan berdampak terhadap masyarakat pesisir. Lapisan es Greenland kehilangan sekitar 2,5 juta liter air tawar per detik pada tahun 2023, yang mengakibatkan kenaikan permukaan air laut setinggi 0,2 mm. Sejak tahun 1986, hilangnya lapisan es secara keseluruhan telah menyebabkan kenaikan permukaan laut setinggi 15,9 mm.

Tumbuhan dan spesies hewan juga terdampak oleh gletser yang mencair berupa lingkungan yang berubah dan habitat yang menghilang. Gletser yang mencair juga melepaskan ratusan bakteri dan mikroba yang dampaknya terhadap manusia dan planet Bumi belum diketahui.

Meningkatkan Kesadaran

Meski telah dilakukan penelitian selama bertahun-tahun, masih banyak hal yang perlu ditemukan tentang gletser yang mencair dan bagaimana pengaruhnya terhadap masyarakat dan ekosistem di sekitarnya. Namun yang jelas, fenomena ini merupakan dampak nyata perubahan iklim.

PBB telah menetapkan tahun 2025 sebagai Tahun Pelestarian Gletser Internasional. Dengan UNESCO dan Organisasi Meteorologi Dunia sebagai mitra pelaksana utama, hal ini memberikan kesempatan untuk menarik perhatian para pembuat keputusan dan seluruh anggota masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan merumuskan strategi untuk adaptasi dan mitigasi. Di sisi lain, para pemimpin dunia juga harus meningkatkan komitmen dan aksi mereka untuk mengurangi emisi karbon dan mempercepat transisi energi guna menghentikan krisis iklim.

Editor: Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Memastikan Distribusi Pendapatan yang Adil sebagai Pilar Keadilan Sosial
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Kesetaraan Gender dalam Bisnis: Sebuah Tanggung Jawab dan Peluang

Continue Reading

Sebelumnya: Perkembangan dan Prospek Energi Surya di Indonesia
Berikutnya: Perkembangan, Hambatan, dan Peluang Transisi ke Kendaraan Listrik di Indonesia

Lihat Konten GNA Lainnya

Fasilitas LNG di dekat laut. Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi

Oleh Andi Batara
29 Oktober 2025
Sebuah nampan berisi ikan yang di sekitarnya terdapat sikat, pisau, dan makanan laut lainnya. Memanfaatkan Limbah Makanan Laut sebagai Peluang Ekonomi Biru yang Berkelanjutan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memanfaatkan Limbah Makanan Laut sebagai Peluang Ekonomi Biru yang Berkelanjutan

Oleh Attiatul Noor
29 Oktober 2025
Pembangkit listrik tenaga nuklir dengan dua menara pendingin besar yang mengeluarkan uap di malam hari, dikelilingi lampu-lampu dan struktur industri lainnya. Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
28 Oktober 2025
Seorang pria menjual dan mengipas jagung bakar di samping meja yang penuh dengan kelapa muda. Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia

Oleh Nazalea Kusuma dan Dina Oktaferia
28 Oktober 2025
Cover buku We are Eating the Earth: The Race to Fix Our Food System and Save Our Climate oleh Michael Grunwald. Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Resensi Buku

Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?

Oleh Jalal
27 Oktober 2025
orang-orang diatas pohon saling membantu naik ke atas Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia

Oleh Cut Nurul Aidha dan Aimee Santos-Lyons
27 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia