Deklarasi Rabat dan Komitmen Dunia untuk Tingkatkan Kesehatan Pengungsi dan Migran
Pandemi COVID-19 telah menunjukkan betapa rentannya kita terhadap ancaman kesehatan global. Kerentanan ini semakin nyata bagi mereka yang menjadi pengungsi. Berangkat dari hal tersebut, sejumlah menteri dan perwakilan negara-negara di dunia menandatangani Deklarasi Rabat sebagai komitmen untuk meningkatkan kesehatan pengungsi dan migran.
Kesehatan Pengungsi dan Migran
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), satu dari delapan orang di dunia merupakan migran atau orang yang terpaksa mengungsi. Migran, pengungsi, dan orang-orang yang terlantar terancam menjadi orang yang tak memiliki kewarganegaraan.
Ancaman pandemi global hanyalah satu masalah. Perubahan iklim adalah masalah lainnya, yang dapat meningkatkan kerentanan para pengungsi. Sejauh ini, negara-negara di seluruh dunia sejatinya telah menyusun, meningkatkan, dan menerapkan berbagai rencana aksi, termasuk menyangkut kesehatan. Sayangnya, semua rencana yang telah dibuat seringkali mengabaikan pengungsi, migran, dan orang-orang tanpa kewarganegaraan.
“Pengungsi dan migran menghadapi ancaman nyata terkait kesehatan dan hambatan signifikan untuk mengakses layanan kesehatan yang mereka butuhkan. Melindungi kesehatan dan martabat para pengungsi dan migran selama perjalanan mereka yang penuh bahaya, dan di negara yang menampung mereka, adalah persoalan hak asasi manusia dan moral manusia,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Deklarasi Rabat
Deklarasi Rabat adalah deklarasi politik yang diadopsi dalam segmen tingkat tinggi Konsultasi Global Ketiga tentang Kesehatan Pengungsi dan Migran yang berlangsung di Rabat, Maroko, pada 13-15 Juni 2023. Diselenggarakan oleh beberapa badan PBB, pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan pemerintah dari 48 Negara Anggota PBB, pengamat, dan perwakilan dari organisasi kemanusiaan, masyarakat sipil, serta komunitas pengungsi dan migran.
Deklarasi tersebut bertujuan untuk menyertakan pengungsi dan migran ke dalam sistem kesehatan nasional, termasuk cakupan kesehatan semesta (Universal Health Coverage/UHC). Deklarasi tersebut menegaskan kembali bahwa setiap orang, termasuk pengungsi dan migran, memiliki hak untuk menikmati standar kesehatan fisik dan mental terbaik yang dapat dicapai. Dokumen tersebut menyatakan bahwa “UHC hanya benar-benar universal jika mencakup pengungsi dan migran.”
Melalui Deklarasi Rabat, negara-negara anggota berkomitmen untuk mempercepat upaya peningkatan kesehatan pengungsi, migran, dan masyarakat yang menaungi mereka. Dokumen tersebut memaparkan sejumlah rekomendasi dan tindakan kunci untuk mencapainya, di antaranya adalah:
- Mengatasi akar permasalahan yang berdampak negatif terhadap kesehatan pengungsi dan migran, termasuk hal-hal yang berada di luar ranah kesehatan.
- Menyertakan pertimbangan kesehatan masyarakat dan perlindungan sosial dalam kebijakan nasional terkait pengungsi dan migran.
- Mengakui sertifikasi profesional kesehatan pengungsi dan migran di negara asal mereka.
- Mempromosikan partisipasi yang berarti dari pengungsi dan migran dalam diskusi kebijakan kesehatan.
- Membina kerja sama dan mekanisme keuangan inklusif yang berkelanjutan untuk mengurangi beban anggaran negara.
- Berinvestasi dalam sistem data yang inklusif dan sesuai serta penelitian global berkualitas tinggi tentang kesehatan pengungsi dan migran.
Kesehatan untuk Semua
Pengungsi, migran, dan orang-orang tanpa kewarganegaraan mengingatkan bahwa kita semua adalah warga dunia. Dalam upaya untuk menghadapi tantangan dan ancaman yang belum pernah ada sebelumnya, kita tidak boleh meninggalkan siapa pun. Deklarasi Rabat adalah satu langkah ke arah yang benar. Kerja sama di tingkat lokal, nasional, dan internasional sangat penting untuk meningkatkan semua aspek kesehatan bagi manusia dan planet ini, termasuk kesehatan pengungsi dan migran.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Naz adalah Manajer Editorial Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.