Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Upaya EcoNusa Wujudkan Ekonomi Hijau dan Ketahanan Pangan Masyarakat Adat di Papua dan Maluku

Wirausaha sosial KOBUMI yang digagas Yayasan EcoNusa bersama masyarakat adat mendorong pengembangan ekonomi hijau Tanah Papua.
Oleh Maulina Ulfa
14 Februari 2023
Berbagai rempah-rempah khas Nusantara

Foto oleh Emily Wade di Unsplash.

Papua merupakan rumah bagi hampir 50% hutan Indonesia dan 52% hutan bakau yang tersisa. Lautan wilayah ini menyediakan hampir 50% stok ikan Indonesia. Selain itu, wilayah berjuluk ‘Surga Kecil’ ini merupakan habitat bagi beraneka ragam flora dan fauna, serta merupakan pusat segitiga karang dunia. Namun sayangnya, kekayaan alam tersebut rentan terhadap kerusakan yang pada gilirannya dapat mengancam ketahanan ekonomi dan pangan masyarakat setempat.

Yayasan EcoNusa bekerja bersama masyarakat adat untuk meningkatkan taraf ekonomi dan ketahanan pangan tanpa merusak ekosistem hutan, pesisir, dan laut Tanah Papua dengan membentuk kewirausahaan sosial lingkungan yang dinamai KOBUMI. Selain Papua, inisiatif ini juga melibatkan masyarakat adat di Maluku dan Maluku Utara. 

Yang Dilakukan KOBUMI

Berdiri pada Juni 2022, KOBUMI berupaya menciptakan bisnis berkelanjutan dengan mempromosikan komoditas khas Indonesia Timur yang bernilai tinggi seperti pala, kenari, kayu manis, cengkih, kelapa, kopi, kakao, keladi, pisang, sagu, udang bakau, dan ikan serta produk perikanan lainnya yang telah dikelola turun temurun oleh masyarakat.

Misi KOBUMI adalah meningkatkan daya saing komoditas sekaligus kesejahteraan masyarakat adat berdasarkan sistem koperasi multi-pihak yang berfokus pada pengembangan nilai komoditas dan produk khas Indonesia Timur. Beberapa tantangan dalam pengembangan komoditas di wilayah Indonesia Timur, khususnya di Papua dan Kepulauan Maluku adalah kesenjangan pasar, rendahnya produktivitas dan nilai tambah, serta rantai pasok dan biaya logistik yang tinggi.

KOBUMI bekerja di wilayah-wilayah masyarakat adat yang rentan terhadap ancaman kerusakan dan memiliki nilai konservasi penting termasuk wilayah perhutanan sosial. Upaya ini guna mendukung pengembangan model ekonomi lokal yang berbasis ekosistem dan sejalan dengan agenda FOLU Net Sink 2030 serta memperkuat ketahanan pangan lokal masyarakat. 

Selain itu, EcoNusa dan masyarakat adat setempat juga mengembangkan wisata alam berbasis masyarakat di beberapa wilayah Papua. Di antaranya kawasan Malaumkarta, yang menawarkan atraksi wisata alam seperti pengamatan burung dan menyelam.

Potensi Ekonomi Hijau untuk Ketahanan Pangan

Ekonomi hijau merupakan pilar pembangunan Tanah Papua yang telah disepakati dalam Deklarasi Manokwari pada 7 Oktober 2018 lalu. Deklarasi ini memuat tentang Pembangunan Berkelanjutan Berbasis Wilayah Adat di Tanah Papua. 

Sesuai konsep ekonomi hijau, KOBUMI memiliki visi mengangkat komoditas lokal agar berdaya saing global untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adat dan lokal sekaligus menghindari kerusakan lingkungan dan menjaga ekosistem. Model bisnis yang diadopsi oleh KOBUMI dapat menjadi percontohan pengembangan ekonomi hijau dengan memaksimalkan potensi kearifan lokal tanpa harus merusak alam.

Inisiatif di Tanah Papua ini dapat menjadi inspirasi bagi kabupaten atau provinsi lain yang kaya akan sumberdaya alam. Berbagai produk komoditas pertanian lokal dapat dikembangkan menjadi potensi ekonomi hijau dan ketahanan pangan.

“Pemerintah sangat mendukung upaya pengembangan komoditas unggulan daerah berupa tanaman hortikultura, karena selain menggerakkan perekonomian rakyat, juga dapat menjadi alternatif pangan bagi rakyat serta mendukung ketahanan pangan yang menjadi salah satu isu global saat ini,” ujar Sesmenko Susiwijono, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Editor: Abul Muamar


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Maulina Ulfa
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Maulina adalah Reporter di Green Network Asia. Ia belajar program Sarjana Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Jember.

  • Maulina Ulfa
    https://greennetwork.id/author/maulinaulfa/
    Darurat Kebakaran Hutan di Tengah Kemarau Panjang dan Bagaimana Mengatasinya
  • Maulina Ulfa
    https://greennetwork.id/author/maulinaulfa/
    Upaya Agradaya Berdayakan Petani Rempah di Menoreh
  • Maulina Ulfa
    https://greennetwork.id/author/maulinaulfa/
    Dekarbonisasi dengan Pemanfaatan Teknologi CCUS
  • Maulina Ulfa
    https://greennetwork.id/author/maulinaulfa/
    Upaya Perkuat Pembangunan Berkelanjutan Melalui Indonesian Sustainability Forum 2023

Continue Reading

Sebelumnya: Roam Hadirkan Kendaraan Listrik di Jalanan Kenya
Berikutnya: Sekjen PBB Ungkap Prioritas untuk 2023

Artikel Terkait

seekor orangutan duduk di ranting pohon di hutan GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Oleh Abul Muamar
20 Juni 2025
mesin tik dengan kertas bertuliskan “artificial intelligence” Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab
  • Kabar
  • Unggulan

Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab

Oleh Ayu Nabilah
20 Juni 2025
Pulau-pulau kecil di tengah laut Raja Ampat Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam
  • Kabar
  • Unggulan

Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam

Oleh Andi Batara
19 Juni 2025
bunga matahari yang layu Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana

Oleh Kresentia Madina
19 Juni 2025
tulisan esg di atas peta negara ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?
  • Opini
  • Unggulan

ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?

Oleh Setyo Budiantoro
18 Juni 2025
beberapa megafon terpasang pada pilar Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik

Oleh Kresentia Madina
18 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.