Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • Topik
    • Transisi Energi
    • Keuangan Berkelanjutan
    • Rantai Nilai Berkelanjutan
    • Semua Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • GNA Knowledge Hub
    • Kabar
    • Ikhtisar
    • Wawancara
    • Figur
    • Infografik
    • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Event
    • GNA Talks
    • GNA Flagship Events
  • Pengembangan Kapasitas
    • GNA Insights
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Octopus: Meningkatkan Kualitas Hidup dengan Ekosistem Pengelolaan Sampah yang Baik

Sebuah sistem etik pengumpulan sampah yang menghadirkan cara yang signifikan, praktis, dan efektif untuk membantu pihak-pihak yang terlibat dalam urusan sampah di Indonesia.
Oleh Aliyah Assegaf
8 Juli 2022
Tampilan depan Octopoint, M Bloc Space

Foto oleh Octopus

Persoalan Sampah di Indonesia

Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki masalah khusus dalam pengelolaan sampah. Sistem pengelolaan sampah negara berjibaku menghadapi populasi yang terdesentralisasi dan terus meningkat, serta kerangka kerja politik dan struktural yang terbatas dalam mengikuti tren modern dan mengurangi akumulasi sampah.

Menurut Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), Indonesia harus berupaya membangun sistem pengelolaan sampah yang lebih kuat untuk meminimalkan kerusakan lingkungan. Hal ini mencakup optimalisasi pengumpulan, pengkategorian sampah untuk didaur ulang, dan penerapan metode pembuangan yang ramah lingkungan.

Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan peningkatan kemampuan dan sumber daya pemerintah daerah, infrastruktur, partisipasi dan kesadaran masyarakat, serta model bisnis untuk daur ulang dan penggunaan kembali produk limbah. Seperti halnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, ini membutuhkan peran semua pihak – dari berbagai sektor dan aktor untuk bekerja bersama secara terintegrasi dengan mengumpulkan sumber daya keuangan, pengetahuan, dan keahlian.

Apa itu Octopus?

Didirikan pada tahun 2019, Octopus adalah platform ekonomi sirkular yang memungkinkan produsen melacak dan mengumpulkan produk pasca-pemakaian konsumen mereka untuk bahan yang dapat didaur ulang dan yang tidak. Platform ini juga memungkinkan produsen untuk secara langsung memberi penghargaan kepada pemangku kepentingan terverifikasi mereka. Mekanisme pengumpulan menjamin transparansi untuk keuntungan pemangku kepentingan sampah lokal, dan teknologi AI menawarkan model penetapan harga yang efisien untuk industri daur ulang.

Octopus telah bekerja sama dengan 1.700 bank sampah dan 14.600 pemangku kepentingan sampah lokal yang telah mendapatkan pelatihan konservasi dan telah terverifikasi. Memperluas ekosistem meningkatkan nilai pemangku kepentingan limbah lokal dan upaya untuk mengejar Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Octopus berupaya melindungi lingkungan, menciptakan lapangan kerja, memperbaiki kondisi kehidupan pemulung lokal, mempromosikan bisnis mikro, mengurangi jejak karbon secara signifikan, dan memberdayakan perempuan.

Dampak Octopus

Hingga kini, Octopus telah mengumpulkan 9,1 juta keping plastik, mencegah akumulasi sampah plastik di dalam perairan. Ekosistem tersebut juga dapat memantau dan mengurangi jejak karbon barang-barang konsumsi, dan 80% yang telah tercapai. Octopus juga membantu bisnis rongsokan lokal dalam mengumpulkan bahan PCP bermutu tinggi.

Untuk membantu mengambil limbah dari pelanggan Octopus, platform tersebut telah menciptakan pekerjaan yang disebut Pelestari. Sejauh ini, 49% Pelestari adalah perempuan. Dan baru-baru ini, salah seorang Pelestari menghasilkan Rp10,7 juta dalam sebulan.

Bank dan lembaga keuangan lainnya saat ini memberikan pinjaman modal kepada 1.008 stasiun pengumpulan. Itu terjadi karena Octopus menawarkan aplikasi yang transparan dan akuntabel yang memungkinkan mereka memanfaatkan bisnis mereka untuk terhubung dengan Lembaga Keuangan.

Kolaborasi dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Dengan peresmian Octopoint sebagai bagian dari ekosistem Octopus di M Bloc Space di kawasan Jakarta Selatan pada 29 Juni 2022, warga Jakarta kini dapat mengakses layanan gratis untuk memilah, mengumpulkan, dan mengelola sampah rumah tangga masing-masing. Dr. Teten Masduki, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia, meresmikan peluncuran Octopus Jakarta dan menandatangani MoU antara Octopus dan Kementerian Koperasi dan UKM untuk mempromosikan usaha mikro berbasis sampah, yang lebih dikenal sebagai bank sampah.

Penandatanganan Kerjasama Octopus dengan Kementerian Koperasi dan UKM
Penandatanganan Kerjasama Octopus dengan Kementerian Koperasi dan UKM | Foto oleh Octopus

Sejak 2021, Danone dan Grab telah menjadi mitra Octopus. Diskusi panel langsung dengan Co-Founder dan CMO Octopus Hamish Daud, Wakil Presiden Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto, dan Direktur Strategi dan Proyek Khusus Grab Indonesia Rivana Mezaya, diadakan setelah acara. Mereka membahas tantangan lingkungan menyangkut pengelolaan sampah di Jakarta.

Kolaborasi dan kemitraan diperlukan dalam semua aspek pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini, para pemangku kepentingan memiliki visi dan tujuan yang sama untuk menjalankan sistem pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular.

Sumber: Octopus

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Aliyah Assegaf
Website |  + postsBio

Aliyah adalah seorang eksekutif ESG dan penulis konten di Green Network Asia.

  • Aliyah Assegaf
    https://greennetwork.id/author/aliyah/
    Menilik 7 Tren Keberlanjutan dalam Bisnis
  • Aliyah Assegaf
    https://greennetwork.id/author/aliyah/
    Recycling Village, Memanfaatkan Limbah Plastik untuk Fesyen
  • Aliyah Assegaf
    https://greennetwork.id/author/aliyah/
    Jendela Papua: Cerminan Kita, Papua, dan Indonesia, untuk Dunia
  • Aliyah Assegaf
    https://greennetwork.id/author/aliyah/
    Membuat Bisnis Lebih Berkelanjutan dengan SDG Action Manager

Continue Reading

Sebelumnya: My Neighbor Totoro Ilhami Kampanye Pelestarian Hutan Kota Tokorozawa
Berikutnya: Konferensi Kelautan: Hukum Internasional, Pembiayaan, dan Kerangka Kerja Berbasis Sains untuk Negara Berkembang Pulau Kecil

Lihat Konten GNA Lainnya

Pemandangan pesisir Pantai Utara Jawa dengan garis pantai melengkung, air laut berwarna biru kehijauan, area persawahan di sisi kiri, dan permukiman di tepi pantai. Mengulik Isu Penurunan Muka Tanah Pesisir Jawa
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengulik Isu Penurunan Muka Tanah Pesisir Jawa

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
30 Oktober 2025
beberapa petani perempuan memanen daun teh di kebun Kebangkitan Pertanian Permakultur Lokal di India
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kebangkitan Pertanian Permakultur Lokal di India

Oleh Ponnila Sampath-Kumar
30 Oktober 2025
Fasilitas LNG di dekat laut. Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi

Oleh Andi Batara
29 Oktober 2025
Sebuah nampan berisi ikan yang di sekitarnya terdapat sikat, pisau, dan makanan laut lainnya. Memanfaatkan Limbah Makanan Laut sebagai Peluang Ekonomi Biru yang Berkelanjutan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memanfaatkan Limbah Makanan Laut sebagai Peluang Ekonomi Biru yang Berkelanjutan

Oleh Attiatul Noor
29 Oktober 2025
Pembangkit listrik tenaga nuklir dengan dua menara pendingin besar yang mengeluarkan uap di malam hari, dikelilingi lampu-lampu dan struktur industri lainnya. Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
28 Oktober 2025
Seorang pria menjual dan mengipas jagung bakar di samping meja yang penuh dengan kelapa muda. Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia

Oleh Nazalea Kusuma dan Dina Oktaferia
28 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Advertorial GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia