Wawancara dengan Manoj Kumar Rustagi, Chief Sustainability & Innovation Officer di JSW Cement

Manoj Kumar Rustagi, Chief Sustainability & Innovation Officer di JSW Cement. | Foto: JSW Cement.
Bisa ceritakan tentang organisasi Anda dan peran Anda saat ini?
JSW Cement Limited adalah bagian dari JSW Group yang terdiversifikasi senilai US$23 miliar. Sebagai salah satu konglomerat terkemuka di India, bisnis inti JSW Group mencakup baja, energi, infrastruktur, cat, olahraga, dan modal ventura. JSW Cement adalah perusahaan semen terkemuka di India, dengan kapasitas saat ini mencapai lebih dari 20 juta Mt di seluruh India. Peran saya sebagai Chief Sustainability and Innovation Officer adalah mengintegrasikan pertumbuhan dengan keberlanjutan dan inovasi serta mempertahankan posisi kami sebagai perusahaan bahan bangunan berkelanjutan terkemuka di India seiring dengan pertumbuhan kami secara organik.
Apa komitmen dan tujuan keberlanjutan perusahaan Anda?
Komitmen kami adalah menyeimbangkan pertumbuhan dan keberlanjutan. Seiring dengan meningkatnya permintaan konstruksi di India, permintaan akan semen dan beton turut meningkat. Kami bertujuan untuk berkontribusi pada agenda pembangunan nasional India melalui keahlian kami dalam memproduksi semen yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan tahan lama.
Kami telah berkomitmen dan menandatangani beberapa inisiatif iklim, seperti Peta Jalan Industri Semen dan Beton GCCA 2050 untuk Beton Nol Bersih (Net Zero Concrete) sejak tahun 2020; Grup Iklim RE100, EP100, dan EV100 pada tahun 2021; Perjanjian Energi PBB pada tahun 2021; dan Prinsip Kerangka Global untuk Dekarbonisasi Industri Berat.
Kami juga telah menjadi anggota IUCN – Leaders for Nature (LfN) dan IBBI (India Business and Biodiversity Initiative) pada tahun 2022 dan UNGC (United Nations Global Compact) pada Juni 2023.
Kami menetapkan tujuan-tujuan ESG sebagai berikut:
- Penurunan intensitas Emisi CO2 Bersih sebesar 15% (Cakupan 1+2) pada tahun 2026 (vs 2021)
- Portofolio Energi Bersih 60% pada tahun 2030
- Tingkat Substitusi Termal 30% pada tahun 2030
- 5 Kali Positif Air pada tahun 2030
- Pengurangan pengambilan air tawar sebesar 15% pada tahun 2030 (vs 2021)
- ‘No Net Loss’ Keanekaragaman Hayati pada tahun 2030
- 10 Kali Negatif Plastik pada tahun 2030
- 15% keberagaman tenaga kerja (karyawan perusahaan) pada tahun 2030
- Dampak ~ Penerima Manfaat Lakh melalui intervensi komunitas
- EV100 (untuk kendaraan berkomitmen) pada tahun 2030
Apa tantangan tersulit Anda dalam mencapai tujuan tersebut?
Dalam 10 tahun terakhir, kami telah meningkatkan produksi sebesar lima kali lipat (peningkatan sekitar 400%) dan mengurangi intensitas emisi CO2 hingga sepertiga dari kondisi dasar (penurunan lebih dari 66%). Ke depannya, hal ini merupakan sebuah tantangan karena kami telah mengeksploitasi sebagian besar tuas primer melalui substitusi kerak besi. Bagi kami, inovasi adalah kunci untuk melakukan upaya lain, dan hal ini harus didukung oleh kebijakan yang mendorong permintaan akan produk dan pendanaan rendah karbon untuk memungkinkan investasi modal dalam teknologi baru. Di India, permintaan akan produk semen rendah karbon mulai meningkat dan hal ini perlu dipercepat.
Peluang apa yang Anda lihat untuk mengatasi tantangan tersebut?
Saat ini ada banyak peluang yang hadir. Misalnya, pasar karbon yang berkembang di India, pengadaan ramah lingkungan untuk proyek-proyek publik, metode konstruksi baru seperti pencetakan pracetak dan 3D, peningkatan sirkularitas antar industri, pemanfaatan limbah industri dan kota, pemanfaatan limbah pembongkaran, inovasi dalam pengembangan produk baru, kolaborasi antara perusahaan dan akademisi untuk inovasi, peningkatan kesadaran akan embodied carbon dalam lingkungan binaan, dan munculnya bioekonomi. Secara pribadi, saya sangat antusias dengan Solusi Berbasis Alam (NbS) dan India yang menerapkan bioekonomi.
Apa saja isu-isu penting ESG (lingkungan, sosial, dan tata kelola) yang menjadi fokus organisasi Anda, dan bagaimana Anda mengintegrasikannya ke dalam keberlanjutan perusahaan Anda?
Kami telah mengidentifikasi area fokus berdasarkan proses penilaian materialitas kami. Berdasarkan latihan terakhir yang dilakukan pada TA21-22, kami telah mengidentifikasi 11 area fokus utama. Melalui upaya tersebut, kami menemukan bahwa kami telah memperoleh kematangan dan kepemimpinan dalam beberapa aspek, khususnya dalam strategi iklim, ekonomi sirkular, konservasi bahan mentah, dan produk yang berkelanjutan dan tahan lama. Saat ini, kami berfokus pada bidang-bidang lainnya, yang mencakup transportasi dan logistik, energi terbarukan dan bersih, hak asasi manusia, penilaian ESG untuk pengadaan, dan lain-lain.
Bagaimana Anda mengkomunikasikan strategi dan inisiatif keberlanjutan perusahaan Anda kepada para pemangku kepentingan internal dan eksternal?
Kami mengkomunikasikan strategi dan inisiatif keberlanjutan kami melalui laporan terpadu tahunan, profil ESG di situs web kami, dan pengungkapan CDP (Carbon Disclosure Project). Kami juga melakukan representasi di berbagai forum untuk berdiskusi dan berbagi tentang perjalanan dan inisiatif kami. Kami mengadakan pertemuan komite keberlanjutan setiap triwulan dengan anggota Dewan yang dipimpin oleh MD kami untuk tinjauan internal.
Jika Anda hendak membagikan saran yang Anda pelajari selama menjalani peran Anda yang mungkin bermanfaat bagi rekan-rekan Anda dan para praktisi keberlanjutan di seluruh dunia, apa yang akan Anda sampaikan?
- Keberlanjutan adalah tentang membuat pilihan yang benar dan melaksanakan pilihan yang tepat. Seringkali biayanya tidak mahal.
- Keberlanjutan adalah tentang menjadi selaras dengan alam dan mencapai keseimbangan. Kita akan lebih ramah lingkungan jika kita belajar hidup berdampingan dengan alam. Promosi dan penerapan bioekonomi akan membawa kita menuju perekonomian rendah karbon.
- Lakukan dengan benar sejak awal – terutama bagi negara-negara berkembang; mereka tidak harus melakukan kesalahan yang sama seperti yang dilakukan negara-negara Global North. Hal ini terutama berlaku di bidang konstruksi, yang merupakan sektor penting di negara-negara berkembang. Berbagai produk dan teknologi tersedia untuk menciptakan lingkungan binaan yang hijau dan berketahanan yang menghasilkan lebih sedikit emisi karbon dan, pada saat yang sama, juga tahan terhadap bencana iklim dan bencana alam.
Editor: Lalita Fitrianti
Penerjemah: Abul Muamar
Publikasi ini adalah bagian dari Laporan Khusus Leaders in Sustainability 2023 Green Network Asia. Baca juga versi asli wawancara ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.
Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan Anda