Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Wilayah
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • ESG
  • Muda
  • Dunia
  • Ikhtisar
  • Unggulan

5 Upaya Konservasi Satwa Liar di Asia

Saat ini terjadi krisis keanekaragaman hayati global akibat perubahan iklim dan aktivitas manusia. Berikut beberapa upaya konservasi satwa liar di Asia.
Oleh Nazalea Kusuma
22 Mei 2023
dua macan tutul salju

Foto: Pascal Mauerhofer di Unsplash.

Bumi adalah tempat bernaung bagi banyak makhluk hidup dengan jutaan spesies. Yang mengkhawatirkan, kita sedang menghadapi krisis keanekaragaman hayati global akibat perubahan iklim dan aktivitas manusia. Ilmuwan dan aktivis di seluruh dunia sedang berusaha menghentikan penurunan keanekaragaman hayati melalui berbagai cara. Berikut beberapa upaya konservasi satwa liar di Asia.

1. Lumba-lumba Irrawaddy di Sungai Mekong, Kamboja

penampakan sirip lumba-lumba Irrawaddy di atas permukaan air
Photo: Dibyendu Ash via Wikimedia Commons.

Lumba-lumba Irrawaddy (Orcaella brevirostris) memiliki ciri-ciri yang mirip dengan beluga, dengan dahi yang menonjol dan paruh yang pendek. Sungai Mekong adalah salah satu dari tiga sungai yang menampung lumba-lumba Irrawaddy, yang juga dikenal dengan nama pesut. Dulu mereka menempati ruang yang lebih luas di Sungai Mekong, namun kini populasi yang tersisa hanya mendiami sebagian kecil wilayah sungai yang membentang sepanjang 180 km itu.

Pada tahun 2012, Kamboja melarang penggunaan jaring insang, keramba ikan, dan listrik untuk memancing agar tidak membahayakan lumba-lumba. Pada Februari 2023, pemerintah negara tersebut mengeluarkan surat keputusan untuk mengatur kawasan perlindungan lumba-lumba Irrawaddy yang disebut Area Pengelolaan Lumba-lumba Sungai Mekong untuk mendukung aktivitas migrasi, perolehan makanan, dan reproduksi lumba-lumba.

2. Macan Tutul Salju di Asia Tengah

anak macan tutul salju mengincar mangsanya
Foto: Robert Sachowski di Unsplash.

Macan tutul salju (Panthera uncia) adalah kucing besar yang hidup di pegunungan tinggi Asia bagian utara dan tengah. Ciri khas kucing besar ini adalah bulunya yang tebal dan bermotif roset dan ekornya sangat panjang. Mirisnya, bulu tersebut adalah salah satu alasan manusia memburu mereka. Data tahun 2016 memperkirakan 200-400 macan tutul salju telah diburu setiap tahun sejak 2008. Dan kini, Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) memasukkan mereka ke dalam daftar spesies berstatus Rentan

Pada tahun 2019, IUCN meluncurkan SOS Central Asia, sebuah proyek tiga tahun yang mendukung migrasi spesies dan organisasi masyarakat sipil di seluruh Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Tajikistan. IUCN mendanai tiga proyek yang dilaksanakan oleh berbagai organisasi yang bertujuan untuk melestarikan macan tutul salju dan mengembangkan komunitas di dekat habitatnya.

3. Dugong di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab

seekor dugong sedang mengunyah lamun dan dikelilingi oleh ikan berwarna kuning
Seekor dugong sedang memakan lamun. | Foto: EAD.

Ekosistem laut dan garis pantai Abu Dhabi adalah rumah bagi populasi dugong (ikan duyung) terbesar kedua di dunia, satu-satunya mamalia laut herbivora. Kawasan ini menampung sekitar 3.000 ekor dugong. Dugong (Dugong dugon) telah punah di beberapa tempat dan IUCN menetapkannya berstatus Rentan secara global .

Konservasi dugong di Abu Dhabi berfokus pada pemulihan habitatnya. Badan Lingkungan Hidup Abu Dhabi memimpin upaya restorasi kolaboratif yang diikuti oleh pemerintah, konservasionis, dan masyarakat sipil untuk menghidupkan kembali wilayah darat dan laut guna menciptakan habitat yang subur bagi kehidupan laut untuk hidup dan bereproduksi. Tujuannya adalah memulihkan 12.000 hektare hutan bakau, terumbu karang, dan padang lamun pada tahun 2030. Hingga akhir tahun 2022, sekitar 7.500 hektare telah dipulihkan.

4. Salamander Raksasa di Jepang

Salamander raksasa Jepang.
Salamander raksasa Jepang. | Foto: Sustainable Daisen.

Salamander raksasa Jepang (Andrias japonicus) adalah salah satu amfibi terbesar di dunia. Spesies endemik Jepang ini ditetapkan sebagai Monumen Alam Khusus dan Harta Karun Jepang. Lembah Sungai Nawa di Gunung Daisen merupakan salah satu tempat dengan populasi salamander raksasa Jepang tertinggi. Sayangnya, populasi satwa unik menurun karena hilangnya habitat akibat pembangunan jalan, bendung, dan bendungan.

Pada tahun 2021, Daisen Berkelanjutan berdiri. Organisasi nirlaba ini bertekad untuk melindungi dan melestarikan salamander raksasa Jepang dan habitat aslinya melalui penjangkauan, pendidikan, penelitian, dan intervensi ekologis.

5.  Harimau di Nepal

dua harimau berdiri di rerumputan di samping sungai menghadap ke kamera.
Foto: Ilja Nedilko di Unsplash.

Seabad yang lalu, ada sekitar 100.000 harimau yang hidup di Asia. Sekarang, jumlahnya menurun drastis menjadi 3.500 ekor terutama akibat perburuan, perdagangan ilegal, hilangnya habitat, dan konflik dengan manusia. Harimau kini masuk dalam daftar satwa yang terancam punah – tiga spesies harimau bahkan telah punah.

Pada tahun 2009, Nepal diperkirakan memiliki 121 harimau. Tahun berikutnya, negara tersebut berpartisipasi dalam Program Pemulihan Harimau Global Bank Dunia dengan 12 negara lain untuk mengurangi kepunahan harimau. Pada tahun 2022, Survei Harimau dan Mangsa Nasional mengungkapkan jumlah harimau di Nepal bertambah menjadi 335 ekor.

—

Artikel ini diterbitkan dalam rangka memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia. Pelajari lebih lanjut tentang Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem di Green Network Indonesia.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli dari artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.

Jika Anda melihat konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia

Langganan Anda akan memperkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia, sekaligus mendukung kapasitas finansial GNA untuk terus menerbitkan konten yang didedikasikan untuk pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder.

Pilih Paket Langganan

Nazalea Kusuma
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Naz adalah Manajer Publikasi Digital Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengulik Tren Gaya Hidup Minimalis di TikTok
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengatasi Tantangan dalam Implementasi Adaptasi Berbasis Ekosistem (EbA)
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Polusi Cahaya dan Dampaknya terhadap Manusia dan Makhluk Hidup Lainnya
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Menurunnya Keterampilan Literasi Orang Dewasa di Seluruh Dunia

Continue Reading

Sebelumnya: Bagaimana Seagrass Watch Melindungi Padang Lamun Indonesia
Berikutnya: Kemitraan untuk Lindungi Keanekaragaman Hayati Wallacea

Baca Kabar dan Cerita Lainnya

kubus kayu warna-warni di atas jungkat-jungkit kayu Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama

Oleh Abul Muamar
22 Agustus 2025
penggiling daging di peternakan Menghentikan Pendanaan Peternakan Industri di Vietnam: Jalan Menuju Pendanaan Sistem Pangan yang Adil dan Berkelanjutan
  • Opini
  • Unggulan

Menghentikan Pendanaan Peternakan Industri di Vietnam: Jalan Menuju Pendanaan Sistem Pangan yang Adil dan Berkelanjutan

Oleh Brian Cook
22 Agustus 2025
dua orang sedang menandatangani dokumen di atas meja Pembaruan Kemitraan Indonesia-PBB dalam Agenda SGDs 2030
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pembaruan Kemitraan Indonesia-PBB dalam Agenda SGDs 2030

Oleh Abul Muamar
21 Agustus 2025
sekelompok perempuan dan dua laki-laki berfoto bersama. Bagaimana Para Perempuan di Kampung Sempur Bogor menjadi Aktor dalam Mitigasi Bencana Longsor
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Bagaimana Para Perempuan di Kampung Sempur Bogor menjadi Aktor dalam Mitigasi Bencana Longsor

Oleh Sahal Mahfudz
21 Agustus 2025
Sebuah ilustrasi karya Frendy Marcelino yang menggambarkan tumpukan tote bag dan tumbler tak terpakai yang tumpah keluar dari sebuah tumbler besar. Fenomena Penumpukan Produk Ramah Lingkungan di Indonesia
  • Kolom IS2P
  • Opini
  • Partner
  • Unggulan

Fenomena Penumpukan Produk Ramah Lingkungan di Indonesia

Oleh Nadia Andayani
20 Agustus 2025
orang-orang menonton pertunjukan teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami” Merenungi Suramnya Dunia Pendidikan lewat Teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami”
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Merenungi Suramnya Dunia Pendidikan lewat Teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami”

Oleh Nareswari Reswara Widya
20 Agustus 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia