Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Mendorong Layanan Kesehatan Mental Berbasis Masyarakat

Berbeda dengan model konvensional yang berpusat pada rumah sakit, layanan kesehatan mental berbasis masyarakat memprioritaskan pendekatan penuh kasih dengan keterlibatan aktif masyarakat.
Oleh Dinda Rahmania
29 Maret 2024
Berbagai orang saling menumpuk tangan

Foto: Defense Visual Information Distribution Service di Picryl.

Ketika membahas tentang layanan kesehatan mental, persepsi yang paling umum adalah berupa gambaran di rumah sakit jiwa dimana pasien dikucilkan, terpisah dari masyarakat dan aktivitas umum. Namun, ini bukanlah satu-satunya pendekatan. Ada model layanan kesehatan mental berbasis masyarakat, dengan pendekatan yang menekankan welas asih dan mengutamakan keterlibatan masyarakat dalam merawat individu dengan penyakit mental.

Kelemahan Layanan Kesehatan Mental Konvensional

Dalam laporan Kesehatan Aon dan TELUS 2023, terungkap bahwa 35% pekerja di Asia menghadapi risiko masalah kesehatan mental yang tinggi, dan 47% lainnya memiliki risiko sedang. Selain itu, 54% pekerja yakin bahwa karier mereka akan terhambat jika pemberi kerja tahu penyakit mental mereka.

Rumah sakit dan pusat layanan kesehatan mental konvensional lainnya memang telah lama membantu masyarakat, namun pendekatan yang diterapkan menunjukkan beberapa kelemahan. Mengisolasi pasien karena alasan keamanan dapat membatasi interaksi mereka dengan keluarga dan sesama pasien. Selain tidak manusiawi, tindakan isolasi juga dapat menimbulkan perasaan terkurung pada pasien, dan membuat hak-hak mereka dilucuti. 

Dalam berbagai layanan kesehatan mental konvensional, lingkungan yang tertutup dapat menimbulkan potensi kasus pelecehan. Pendekatan ini seringkali tidak memiliki pengawasan yang memadai dari dunia luar, sehingga sulit untuk menilai bagaimana perawat memperlakukan pasien di dalam rumah sakit.

Layanan Kesehatan Mental Berbasis Masyarakat sebagai Alternatif

Beragam orang melakukan tos
Foto: Yan Krukau di Pexels.

Model layanan kesehatan mental berbasis masyarakat menawarkan alternatif menarik yang berakar pada model Trieste dari tahun 1960-an. Berfokus pada pengobatan pasien penyakit mental secara bermartabat, pendekatan ini memprioritaskan keterlibatan masyarakat dan aktivitas sehari-hari, dengan berpedoman pada slogan “kebebasan adalah terapi”. 

Di Trieste, Italia, orang-orang dengan masalah kesehatan mental, yang dulu berada di gedung fasilitas kesehatan mental, kini secara aktif didorong untuk melakukan pekerjaan di kota. Transformasi ini difasilitasi oleh koperasi sosial La Collina, yang beroperasi dalam kerangka model Trieste.

Orang-orang dengan penyakit mental dipersilakan untuk bekerja di berbagai tempat seperti kafe, museum, perpustakaan, dan bengkel menjahit. Mereka dapat berkontribusi aktif untuk masyarakat, membantu staf di tempat kerja sambil tetap menerima pengobatan kapan saja, 24 jam dalam seminggu.

Layanan kesehatan mental berbasis masyarakat menghindarkan orang-orang dengan gangguan mental untuk menjalani isolasi yang traumatis. Sebaliknya, pendekatan ini menyediakan perumahan jangka pendek yang menawarkan dukungan berharga berdasarkan pengalaman hidup mereka.

Kesadaran Komunal, Inklusi, dan Aksesibilitas

Namun, untuk menerapkan layanan kesehatan mental berbasis masyarakat, beberapa aspek harus dipertimbangkan untuk menciptakan lingkungan perawatan yang efektif.

Sebagai pendukung utama, lingkungan sekitar seperti tempat kerja, sekolah, atau keluarga perlu memupuk kesadaran dan pemahaman mereka tentang tantangan kesehatan mental. Dengan demikian, mereka dapat membantu menghilangkan stigma sosial tentang penyakit mental dan bukan malah melanggengkannya. Pengetahuan dan wawasan mengenai masalah kesehatan mental juga merupakan prasyarat untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman, inklusif, dan mendukung.

Faktor budaya juga mesti diperhatikan. Setiap budaya memiliki keyakinan, sikap, dan cara yang berbeda dalam menangani masalah kesehatan mental. Oleh karena itu, penting juga untuk mengakui perbedaan budaya ini untuk memberikan dukungan dan kepedulian yang lebih inklusif dalam komunitas yang beragam.

Pada akhirnya, menjamin akses universal terhadap layanan dan fasilitas kesehatan mental adalah prioritas. Asia Tenggara sendiri masih memiliki jumlah pekerja kesehatan mental per kapita terendah. Selain itu, layanan dan fasilitas kesehatan mental di kawasan ini juga masih kurang. Hal ini menyebabkan empat dari lima orang tidak memiliki akses terhadap layanan kesehatan mental.

Pengembangan dan penerapan layanan kesehatan mental berbasis masyarakat sebagai pendekatan alternatif akan bermanfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan semua orang. Advokasi terkait kebijakan, pendanaan, dan tindakan pemerintah merupakan langkah penting untuk meningkatkan perawatan pasien penyakit mental di fasilitas kesehatan. Hal ini termasuk melindungi hak-hak individu dengan masalah kesehatan mental, mencegah pelanggaran, dan memastikan akses perawatan untuk semua.

Editor: Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Dinda Rahmania
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Dinda adalah Reporter di Green Network Asia. Ia belajar Ilmu Hubungan Internasional di President University. Dinda bersemangat menulis seputar isu keberagaman, konsumsi berkelanjutan, dan pemberdayaan.

  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Mengurangi Limbah Elektronik dengan Material yang Dapat Didaur Ulang dan Diperbaiki
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Singapura Luncurkan Alat Pelaporan ESG Otomatis
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    PUA-DEM: Model Komputer yang Lebih Akurat untuk Prediksi Longsor
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Memahami Prinsip Bisnis dan HAM (BHR) untuk Keseimbangan HAM dan Keuntungan

Continue Reading

Sebelumnya: Dedikasi Rumah Lentera Mengasuh dan Merawat Asa Anak-Anak dengan HIV/AIDS
Berikutnya: SMART dan NTU Kembangkan Metode Baru untuk Dukung Konservasi Lahan Gambut

Artikel Terkait

sekelompok orang berfoto bersama dengan sebagian berdiri dan sebagian berjongkok. Sammuane Pannu: Jalan Panjang Menyelamatkan Habitat Penyu di Pesisir Pantai Majene
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Sammuane Pannu: Jalan Panjang Menyelamatkan Habitat Penyu di Pesisir Pantai Majene

Oleh Ihsan Tahir
3 Juli 2025
Serpihan arang dan serbuk arang Mengulik Potensi Biochar sebagai Agen Bioremediasi
  • Kabar
  • Unggulan

Mengulik Potensi Biochar sebagai Agen Bioremediasi

Oleh Ayu Nabilah
3 Juli 2025
Mengulik Peluang dan Tantangan Saham Syariah dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
  • Opini
  • Unggulan

Mengulik Peluang dan Tantangan Saham Syariah dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan

Oleh Sri Maulida
2 Juli 2025
bendera tuvalu Australia Sediakan Visa Iklim untuk Warga Negara Tuvalu
  • Kabar
  • Unggulan

Australia Sediakan Visa Iklim untuk Warga Negara Tuvalu

Oleh Kresentia Madina
2 Juli 2025
seorang nelayan berdiri di kapal kecil di tengah perairan Kolaborasi untuk Dukung Penghidupan Nelayan Skala Kecil melalui SeaBLUE
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Kolaborasi untuk Dukung Penghidupan Nelayan Skala Kecil melalui SeaBLUE

Oleh Abul Muamar
1 Juli 2025
tembok memanjang di hadapan air laut dengan burung-burung bertengger di atasnya Ambisi Pembangunan Giant Sea Wall di Pantura dan Dampak Yang Harus Diantisipasi
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Ambisi Pembangunan Giant Sea Wall di Pantura dan Dampak Yang Harus Diantisipasi

Oleh Seftyana Khairunisa
30 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.