Mendukung Ibu Pekerja Melalui Peningkatan Layanan Daycare
Menjadi ibu sekaligus bekerja merupakan tantangan bagi perempuan Indonesia. Banyak perempuan yang akhirnya berhenti bekerja setelah menikah dan punya anak. Di samping itu, angkatan kerja perempuan terbilang masih rendah. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2021 jumlah tenaga kerja perempuan di Indonesia adalah 35,57 persen, jauh berada di bawah angka tenaga kerja laki-laki yang mencapai 43,97 persen.
Hasil kajian Bank Dunia menemukan pentingnya akses terhadap layanan penitipan anak atau daycare bagi pekerja perempuan. Namun sayangnya, ketersediaan daycare yang berkualitas dan terjangkau masih menjadi persoalan di Indonesia. Masih banyak daycare dengan prosedur penitipan anak yang cenderung tidak teratur, belum dilengkapi dengan perangkat keamanan yang memadai, dan belum ada standar yang ditetapkan untuk menjadi pengasuh.
Pentingnya Daycare bagi Ibu Pekerja
Menurut Bank Dunia, kurangnya layanan daycare yang terjangkau dan berkualitas merupakan salah satu kendala bagi perempuan yang ingin bekerja atau memperoleh penghasilan. Peningkatan akses ke layanan daycare memiliki korelasi erat dengan peningkatan peluang kerja perempuan. Kajian ini menemukan jika layanan penitipan anak lebih banyak disediakan, maka partisipasi dan kesempatan ibu untuk bekerja akan meningkat sehingga dapat berkontribusi lebih terhadap pertumbuhan ekonomi negara.
Ibu bekerja dapat mendukung kualitas kesejahteraan keluarga dengan memberi nilai tambah ekonomi, bahkan membantu keluar dari kemiskinan. Ibu bekerja juga dapat membantu anak untuk memperoleh pendidikan lebih baik dan peningkatan nutrisi buah hati.
Mendukung investasi dalam pengasuhan dan perkembangan anak pada 1000 hari pertama kehidupan mereka dapat memberikan keuntungan jangka panjang. Selain itu, dalam jangka pendek, keuntungan ekonomi dapat diwujudkan melalui peningkatan lapangan kerja dan pendapatan perempuan. Dalam hal ini, intervensi dari pemerintah menjadi hal yang krusial.
Peningkatan anggaran untuk peningkatan layanan pengasuhan anak dapat mendorong lebih banyak perempuan bergabung dengan pasar tenaga kerja dan memiliki penghasilan. Selain itu, dengan peningkatan partisipasi angkatan kerja perempuan menjadi 58 persen, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar USD 62 miliar.
Meningkatkan Layanan Pengasuhan Anak
Sejauh ini, anggaran pemerintah Indonesia secara keseluruhan untuk pengasuhan dan pengembangan anak usia dini hanya sekitar 0,04 persen dari PDB, masih di bawah rekomendasi OECD (Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan) , yakni sebesar satu persen dari PDB. Peningkatan anggaran untuk layanan daycare dapat mendatangkan manfaat progresif dan meningkatkan kesejahteraan yang berdampak pada semua kategori pendapatan di Indonesia.
Dengan skenario peningkatan pemanfaatan anggaran 0,1 persen dari PDB untuk layanan daycare, partisipasi pekerja perempuan akan meningkat 53,5 persen dan menambah pertumbuhan PDB 0,4 persen pada 2030. Sementara jika anggaran dinaikkan menjadi 0,5 persen, maka angkatan kerja perempuan akan mencapai 58,3 persen dan potensi pertumbuhan PDB sebesar 0,69 persen.
Untuk itu, Bank Dunia merekomendasikan pemerintah Indonesia untuk melakukan beberapa tindakan berikut:
- Menyusun visi dan peta jalan komprehensif terkait layanan pengasuhan anak yang dijabarkan dalam kebijakan, target, dan tujuan nasional. Peta jalan ini harus didukung oleh lintas stakeholder terkait peran dan tanggung jawab.
- Merancang dan menerapkan stimulus fiskal dalam kebijakan layanan pengasuhan anak. Dukungan fiskal ini penting terutama untuk keluarga berpenghasilan rendah dan kurang mampu.
- Menyesuaikan berbagai layanan pendamping pengasuhan berdasarkan kebutuhan anak sesuai usia, mulai dari anak baru lahir hingga usia enam tahun agar orang tua dapat kembali bekerja tanpa rasa khawatir terhadap anak mereka.
- Mendukung investasi bisnis jasa pengasuhan anak, termasuk dari stimulus fiskal untuk mendukung penyiapan tenaga kerja pengasuhan hingga layanan pendukung lainnya seperti gedung hingga sarana prasarana.
- Memberikan edukasi dan kampanye secara aktif kepada ibu yang memiliki anak untuk meyakinkan bahwa mereka bisa dan mampu untuk kembali bekerja tanpa perlu khawatir akan keadaan anak.
Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Kurniawati Hastuti Dewi menulis “sudah saatnya pemerintah memegang kendali dan tanggung jawab terhadap pengelolaan daycare agar seluruh daycare di Indonesia memiliki standar kualitas yang sama, baik dari sisi manajemen maupun perekrutan calon pengasuh anak.”
Layanan daycare yang bagus, aman, dan nyaman bukan hanya hak ibu dari kalangan mampu, tetapi semua ibu dari semua kalangan, mengingat daycare merupakan salah satu faktor pendukung terpenting bagi perempuan pekerja.
Editor: Abul Muamar
Kami harap konten ini bermanfaat bagi Anda.
Berlangganan Green Network Asia – Indonesia untuk mendapatkan akses tanpa batas ke semua kabar dan cerita yang didesain khusus untuk membawakan wawasan lintas sektor tentang pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan keberlanjutan (sustainability) di Indonesia dan dunia.
Maulina adalah Reporter & Peneliti untuk Green Network Asia - Indonesia. Dia meliput Indonesia bagian barat, tengah, dan timur.