Melihat Pemberdayaan Perempuan Pedesaan di Kolombia sebagai Penjaga Mangrove

Foto: Jcomp di Freepik.
Selama ini, perempuan sering terlibat dalam kegiatan ekonomi dan telah mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berharga dalam prosesnya. Di Kolombia, perempuan pedesaan mengumpulkan kerang dari hutan bakau untuk mencari nafkah, namun alih fungsi lahan dan deforestasi mengancam sumber pendapatan mereka. Untuk mengatasi hal ini, program Roots: Women Sowers of Change membantu perempuan pedesaan di Kolombia dengan memberdayakan mereka secara ekonomi dan mendukung peran mereka sebagai penjaga ekosistem mangrove.
Hilangnya Hutan Bakau, Hilangnya Mata Pencaharian
Mangrove memegang peran vital dalam ekosistem pesisir sebagai penyerap karbon dan habitat bagi banyak spesies. Namun, deforestasi telah mengancam hutan mangrove di seluruh dunia. Di antara negara-negara Amerika Selatan, Kolombia memiliki tingkat deforestasi hutan bakau tahunan tertinggi. Sejak 1984 hingga 2020, luas hutan bakau di Kolombia menyusut dari sekitar 331.356 hektare menjadi sekitar 283.419 hektare. Ini berarti Kolombia kehilangan sekitar 14% hutan bakaunya.
Selain berdampak negatif terhadap lingkungan, hilangnya hutan bakau juga dapat mengakibatkan hilangnya mata pencaharian masyarakat pedesaan. Hal ini turut dirasakan oleh para perempuan Conchera (cangkang) di Nariño, Kolombia. Selama ini, mereka hidup dengan mengumpulkan piangua, kerang lokal yang menjadi makanan populer di negara itu.
Selama beberapa generasi, mereka mencari kerang ini dari hutan bakau terdekat, kemudian menjual dan memasaknya. Namun pesatnya deforestasi telah mengancam sumber pendapatan mereka. Penduduk setempat memperkirakan panen piangua telah menurun 40% dalam beberapa tahun terakhir.
Perempuan Pedesaan Menjaga Mangrove
“Perempuan cangkang” di Kolombia tahu bahwa melindungi hutan bakau sangat penting bagi kesehatan populasi kerang. Mereka belajar teknik pemanenan dan pengolahan berkelanjutan dari perempuan lain di keluarga dan komunitas mereka. Melalui program Roots: Women Sowers of Change, para perempuan ini menjadi penjaga hutan bakau untuk melindungi sumber pendapatan mereka sekaligus melestarikan hutan.
Sebagai bagian dari inisiatif ini, ratusan perempuan cangkang membersihkan dan menanam lebih dari 6.000 bibit bakau untuk membantu pemulihan tiga hektare hutan. Setiap perempuan menerima 1 juta peso per bulan sebagai penghasilan tambahan untuk membersihkan dan melindungi hutan bakau.
Selain itu, program ini mengajarkan keterampilan penting, seperti perencanaan bisnis dan manajemen keuangan, dengan menekankan nilai saling mendukung satu sama lain. Selain itu, program ini juga akan menerapkan teknologi yang lebih baik untuk membantu para perempuan cangkang memproses piangua dengan lebih efisien.
Kolaborasi dan Kebijakan yang Lebih Baik
Apa yang dilakukan para perempuan cangkang di Kolombia menekankan pentingnya peran perempuan pedesaan dalam melindungi alam. Namun, hal ini tidak boleh menjadi satu-satunya jalan.
Industri perlu menyadari dampak luas deforestasi terhadap masyarakat lokal dan keanekaragaman hayati dan segera mengadopsi praktik-praktik berkelanjutan. Sementara itu, pemerintah harus menyadari pentingnya kolaborasi dalam mengambil tindakan terhadap restorasi mangrove dan menetapkan kebijakan yang lebih baik untuk melindungi mangrove dan sumber daya alam yang lebih luas. Tindakan-tindakan ini akan membantu menjamin mata pencaharian lokal, melestarikan keanekaragaman hayati, dan memastikan ekosistem yang sehat untuk masa depan berkelanjutan yang menguntungkan semua orang.
Editor: Kresentia Madina & Nazalea Kusuma
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Dinda adalah Reporter di Green Network Asia. Dia belajar Ilmu Hubungan Internasional di President University. Dinda bersemangat menulis tentang isu keberagaman, konsumsi berkelanjutan, dan pemberdayaan.