Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Mengenal Dana Kerugian dan Kerusakan untuk Bantu Negara yang Rentan terhadap Krisis Iklim

Dana Kerugian dan Kerusakan bertujuan untuk memberikan bantuan keuangan kepada negara-negara yang paling rentan dan terkena dampak krisis iklim.
Oleh Kresentia Madina
27 November 2023
domino kayu tertahan oleh seikat uang tunai

Foto: Freepik.

Perubahan iklim memberikan dampak di seluruh dunia. Namun, wilayah yang kontribusinya paling kecil sering kali menanggung beban perubahan iklim yang paling besar. Dalam hal ini, pendanaan menjadi salah satu aspek penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Pada Conference of the Parties (COP27) ke-27 UNFCCC, para pemimpin dunia menyepakati terobosan mengenai mekanisme pendanaan global yang disebut Dana Kerugian dan Kerusakan (Loss and Damage Fund).

Apa itu Dana Kerugian dan Kerusakan?

Dana Kerugian dan Kerusakan bertujuan untuk memberikan bantuan keuangan kepada negara-negara yang paling rentan dan terkena dampak krisis iklim. Kerugian dan kerusakan yang dimaksud merujuk pada dampak parah yang terjadi akibat perubahan iklim, seperti kenaikan muka air laut, frekuensi kekeringan dan penggurunan yang meningkat, gelombang panas ekstrem, dan gagal panen.

Dampak-dampak ini diperkirakan akan semakin sering terjadi dan semakin parah seiring berlanjutnya krisis iklim. Kesepakatan terobosan mengenai dana tersebut dicapai setelah bertahun-tahun negosiasi antarnegara.

Laporan Kesenjangan Adaptasi PBB tahun 2022 memperkirakan bahwa dibutuhkan lebih dari US$300 miliar per tahun pada tahun 2030 untuk memenuhi kebutuhan adaptasi iklim di negara-negara berkembang. Oleh karena itu, dana tersebut menjadi jembatan yang diperlukan untuk menutup kesenjangan pendanaan mitigasi dan adaptasi iklim.

Tantangan

Meskipun telah mencapai kesepakatan, para pemimpin dunia masih harus mendiskusikan lebih lanjut rincian dan mekanisme Dana Kerugian dan Kerusakan yang telah disepakati. Pertanyaan mengenai siapa yang harus mendanai dana tersebut, dari mana dana tersebut berasal, dan negara mana yang akan memperoleh manfaat dari dana tersebut, masih terus dibahas.

Selain perjanjian mengenai Dana Kerugian dan Kerusakan, COP27 juga membentuk Komite Transisi dengan tujuan membuat rekomendasi untuk dipertimbangkan dan diadopsi oleh COP28. Komite tersebut merilis rekomendasi tersebut pada tanggal 3 November; beberapa di antaranya adalah:

  • Dana tersebut harus memiliki sumber daya yang stabil, dapat diprediksi, bersifat tambahan, dan memadai sejak awal. Komite mengusulkan angka kapitalisasi awal sebesar $150 miliar, yang secara bertahap dapat meningkat sesuai dengan proyeksi dan pencatatan biaya yang diperbarui. Tujuannya adalah untuk mencapai penambahan sebesar $300 miliar pada tahun 2030.
  • Dana tersebut harus dapat diakses oleh semua negara berkembang. Kriteria akses yang efektif untuk berbagai keadaan harus ditetapkan dengan mendiskusikan praktik terbaik, kerangka kerja, parameter, dan pemicu.
  • Mengingat kebutuhan mendesak akan penggalangan dana, komite percaya bahwa potensi sumber pendanaan inovatif harus dikaji secara menyeluruh untuk menghindari dampak distribusi yang regresif terhadap negara-negara berkembang dan kelompok-kelompok yang terpinggirkan.

Langkah Selanjutnya

Penerapan Dana Kerugian dan Kerusakan masih harus dilihat pada COP28 berikutnya di Uni Emirat Arab (30 November–12 Desember 2023). Namun, meski diskusi mengenai pendanaan, stimulus, dan jaring pengaman sosial diperlukan, hal ini juga harus berjalan seiring dengan komitmen untuk mengatasi akar permasalahan perubahan iklim. Transisi sistemik menuju praktik yang adil dan merata di seluruh sektor juga harus dipercepat untuk mencapai kemajuan bagi manusia dan planet Bumi.

Editor: Nazalea Kusuma 

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Penurunan Jumlah Serangga yang Kian Mengkhawatirkan
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Australia Luncurkan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan untuk Dukung Pencapaian Net Zero
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik

Continue Reading

Sebelumnya: Memperkuat Strategi untuk Hapus Kekerasan terhadap Perempuan
Berikutnya: Meningkatkan Mobilitas Perkotaan Berkelanjutan dengan Jalur Sepeda yang Aman

Artikel Terkait

seorang nelayan berdiri di kapal kecil di tengah perairan Kolaborasi untuk Dukung Penghidupan Nelayan Skala Kecil melalui SeaBLUE
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Kolaborasi untuk Dukung Penghidupan Nelayan Skala Kecil melalui SeaBLUE

Oleh Abul Muamar
1 Juli 2025
tembok memanjang di hadapan air laut dengan burung-burung bertengger di atasnya Ambisi Pembangunan Giant Sea Wall di Pantura dan Dampak Yang Harus Diantisipasi
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Ambisi Pembangunan Giant Sea Wall di Pantura dan Dampak Yang Harus Diantisipasi

Oleh Seftyana Khairunisa
30 Juni 2025
kaca yang retak Femisida yang Terus Berulang: Alarm tentang Kekerasan terhadap Perempuan
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Femisida yang Terus Berulang: Alarm tentang Kekerasan terhadap Perempuan

Oleh Abul Muamar
27 Juni 2025
kumbang kepik menempel di dedaunan Penurunan Jumlah Serangga yang Kian Mengkhawatirkan
  • Kabar
  • Unggulan

Penurunan Jumlah Serangga yang Kian Mengkhawatirkan

Oleh Kresentia Madina
27 Juni 2025
lahan sawah dengan pepohonan kelapa di belakang Bagaimana Sekolah Lapang Iklim Bantu Petani Hadapi Dampak Perubahan Iklim
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Bagaimana Sekolah Lapang Iklim Bantu Petani Hadapi Dampak Perubahan Iklim

Oleh Abul Muamar
26 Juni 2025
seorang anak berdiri di sebuah rumah kayu Kemiskinan Anak dan Tingkat Pendapatan yang Rendah saat Dewasa
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Kemiskinan Anak dan Tingkat Pendapatan yang Rendah saat Dewasa

Oleh Abul Muamar
25 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.