Bumi Langit Institute: Bersahabat dengan Alam
“Sebagai manusia, selama ini kita hanya mengambil dari alam tanpa memberi, sehingga cenderung merusak. Dengan memburuknya kondisi alam saat ini, sudah saatnya kampanye kesadaran untuk saling bersinergi dengan alam dan memberikan timbal balik pada bumi, terus digalakkan.” Demikian kiranya misi yang diusung oleh Bumi Langit Institute, sebuah ruang belajar publik di Yogyakarta yang bertujuan untuk memahami hubungan antara manusia dengan lingkungan secara holistik.
Iskandar Waworuntu, pendiri Bumi Langit Institute, mulai menggarap lahan tandus di Imogiri, Bantul, Yogyakarta, pada tahun 2006. Di lahan seluas kurang lebih tiga hektar ini, Iskandar bersama segenap ‘keluarga besar’ Bumi Langit mempraktikkan teknik pertanian berkelanjutan atau permakultur (permanent agriculture), sebuah pendekatan holistik kepada lingkungan yang dicetuskan oleh Bill Mollison. Teknik ini mengandalkan sistem kerja tanah dan lingkungan secara alami dan berkelanjutan.
Setelah menyiapkan tanah di tahun-tahun pertama, ia berhasil menyulap wilayah tandus nan kering itu menjadi lahan pertanian yang sangat produktif. Bumi Langit memanfaatkan petak-petak lahan untuk membudidayakan lebih dari satu jenis tanaman pangan. Mereka menanam berbagai jenis sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian.
Mereka juga beternak ayam, kambing, kelinci, ikan, dan sapi, yang sekaligus menghasilkan pupuk secara mandiri. Ada pula instalasi panel surya dan biogas untuk memenuhi kebutuhan energi listrik Bumi Langit. Maka praktis, penghuni Bumi Langit yang berjumlah tujuh keluarga berhasil mewujudkan kedaulatan pangan dan energi bagi lingkungan mereka.
“Apa yang saya lakukan di sini, melalui permakultur, adalah mencoba mempraktikkan konsep khalifah Tuhan di muka bumi yang saya imani. Yaitu bagaimana memposisikan manusia sebagai pemelihara alam semesta yang tidak hanya mengambil, tetapi juga memberi kepada lingkungan sekitarnya. Mencoba mematuhi kodrat alam dengan menjaga kesinambungan manfaatnya,” ujar Iskandar Waworuntu.
Hasil bumi yang dipanen dari lahan Bumi Langit kemudian diolah menjadi berbagai produk. Seperti kefir, yogurt, keju, selai, roti, kue, dan sebagainya. Selain untuk konsumsi di lingkungan sendiri, semua produk itu juga dijual di Warung Bumi, sebuah restoran yang menyajikan menu-menu sehat, dimasak langsung dari kebun Bumi Langit. Selain makan dan menikmati pemandangan yang betul-betul memukau dari atas bukit, para pengunjung Warung Bumi juga bisa melakukan tur singkat di lahan dan peternakan Bumi Langit.
Bumi Langit juga merajut jejaring dengan para petani organik dari berbagai daerah, misalnya untuk menyuplai beras pecah kulit. Setiap hari Minggu, mereka menggelar Pasar Organik untuk menjual produk-produk para petani organik tersebut. Kegiatan ini sekaligus sebagai bentuk kampanye kedaulatan pangan sehat dan berkelanjutan.
Sebagai media edukasi publik tentang praktik pertanian ramah lingkungan, Bumi Langit menggelar pelatihan desain permakultur atau Permaculture Design Course (PDC) setiap tahun. Dalam waktu dua minggu penuh, peserta PDC akan belajar konsep manajemen kesuburan tanah, energi terbarukan, strategi penanaman, pengolahan bahan pangan, hingga mendesain praktik permakultur di lingkungan masing-masing.
Bumi Langit Institute berupaya mewujudkan kehidupan yang harmonis dengan alam, sambil terus aktif mengedukasi masyarakat tentang fitrah persahabatan bersama alam sekitarnya. Mereka berharap, kelak manusia bisa kembali hidup serasi dengan alam secara berkelanjutan, tidak semata-mata mencari keuntungan darinya dan merusaknya perlahan-lahan.
Editor: Inez Kriya
Sumber: Bumi Langit Institute
Kegiatan Bumi Langit Institute bisa diikuti melalui akun Instagram.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Zia adalah penulis kontributor untuk Green Network ID. Saat ini aktif menjadi Pendamping Belajar di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah (KBQT).