Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Maju-Mundur Transisi Energi Sektor Ketenagalistrikan dalam RUPTL 2025-2034

Pemerintah menerbitkan dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 yang diklaim untuk mendorong transisi ke energi terbarukan. Namun, terdapat sejumlah catatan kritis untuk beberapa target dan rencana yang dimuat dalam rencana tersebut.
Oleh Seftyana Khairunisa
6 Juni 2025

Krisis iklim dan dampaknya yang semakin parah membuat transisi ke energi terbarukan menjadi semakin mendesak. Pada 26 Mei 2025, pemerintah merilis dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 yang merupakan pedoman untuk pengembangan sistem ketenagalistrikan dalam memenuhi kebutuhan listrik hingga 10 tahun mendatang. Namun, masih terdapat sejumlah celah dalam beberapa target dan rencana yang dimuat dalam rencana tersebut.

RUPTL 2025-2034

Dalam dokumen RUPTL, PLN memproyeksikan bahwa bauran energi terbarukan akan mencapai 34,4% pada akhir tahun 2034. Target ini akan dicapai melalui rencana pembangunan pembangkit hingga sebesar 69,5 gigawatt (GW), yang ditingkatkan dari rencana dalam dokumen sebelumnya, yaitu 40,6 GW untuk tahun 2021-2030.

Dalam rencana tersebut, 76% dari total kapasitas pembangkit disebutkan akan berasal dari energi hijau dan sistem penyimpanan energi seperti baterai dan pumped storage. Lebih rinci, pembangkit energi baru terbarukan sebesar 42,1 GW, kapasitas penyimpanan 10,3 GW, dan tenaga nuklir sebesar 0,5 GW. Sementara 24% sisanya, yaitu sekitar 16,6 GW, akan ditambahkan dari pembangkit listrik energi fosil, yaitu gas (10,3 GW) dan batubara (6,3 GW).

Adapun jenis energi yang akan dikembangkan meliputi tenaga surya (17,1 GW), angin (7,2 GW), panas bumi (5,2 GW), hidro (11,7 GW), dan juga bioenergi (0,9 GW). Sementara itu, tenaga nuklir akan mulai diperkenalkan dengan pembangunan dua unit reaktor kecil di Sumatera dan Kalimantan, masing-masing berkapasitas 250 megawatt.

RUPTL juga diproyeksikan dapat menarik investasi hingga sebesar Rp2.967 triliun dan menciptakan 1,7 juta lapangan kerja yang 91% di antaranya diklaim pekerjaan hijau. Selain itu, RUPTL juga memuat program Listrik Desa (Lisdes) yang menargetkan aliran listrik ke 780 ribu rumah tangga di wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal.

Catatan Kritis

Namun, dokumen RUPTL 2025-2034 memiliki celah yang berpotensi mengaburkan arah transisi energi Indonesia, terutama karena dokumen ini masih memasukkan energi fosil dalam proporsi yang cukup besar. Padahal sebelumnya, pemerintah telah mengeluarkan Permen ESDM 10/2025 yang memuat pelarangan pengembangan PLTU baru dan percepatan pengakhiran masa operasional PLTU sebagai strategi transisi energi di sektor ketenagalistrikan.

Menurut Yayasan Kesejahteraan Berkelanjutan Indonesia (SUSTAIN), penambahan energi fosil dalam RUPTL 2025-2034 mencerminkan adanya kemunduran terhadap komitmen transisi energi nasional dan bertentangan dengan ambisi penghentian penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Hal ini dapat menciptakan ketidakpastian bagi publik, sektor keuangan, dan investor swasta yang ingin beralih ke energi bersih.

Selain itu, Yayasan Indonesia CERAH juga menilai bahwa RUPTL 2025-2034 dapat memperkuat ketergantungan pada energi fosil. Misalnya, pembangunan pembangkit tenaga gas dengan umur teknis 25-30 tahun biasanya akan disertai dengan pembangunan infrastruktur tambahan, kontrak jangka panjang, serta subsidi harga gas bumi tertentu (HGBT). Dengan modal besar yang sudah tertanam, akan sulit bagi pemerintah untuk menutup pembangkit lebih awal kecuali dengan kompensasi besar.

Sementara itu, IESR menilai bahwa rencana pengembangan energi nuklir perlu dikaji secara cermat karena minimnya kerangka regulasi yang mengatur keamanan operasinya. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) juga berpotensi menimbulkan risiko keamanan yang tinggi, sementara masih belum ada kejelasan teknologi yang akan dipakai serta rendahnya penerimaan masyarakat.

Mengawasi Implementasi

Implementasi RUPTL harus dikawal dan diawasi untuk memastikan agar transisi menuju energi terbarukan dapat tercapai sesuai target yang ditentukan. Pemerintah juga perlu  menyusun berbagai kebijakan yang mendukung, seperti menciptakan iklim investasi yang sehat dalam sektor energi terbarukan, mendukung penelitian dan pengembangan teknologi, dan berbagai regulasi lain untuk mempercepat transisi ke energi terbarukan. Selain itu, implementasi RUPTL harus dipastikan sejalan dengan transisi energi berkeadilan lewat partisipasi publik yang bermakna dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.

Editor: Abul Muamar

Seftyana Khairunisa
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Nisa adalah reporter dan asisten peneliti di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Sarjana Ilmu Hubungan Internasional dari Universitas Gadjah Mada. Ia memiliki minat di bidang penelitian, jurnalisme, dan isu-isu seputar hak asasi manusia.

  • Seftyana Khairunisa
    https://greennetwork.id/author/seftyanaauliakhairunisa/
    Mekanisme Anti-SLAPP Lewat Putusan Sela: Harapan Baru bagi Pembela Lingkungan?
  • Seftyana Khairunisa
    https://greennetwork.id/author/seftyanaauliakhairunisa/
    Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan
  • Seftyana Khairunisa
    https://greennetwork.id/author/seftyanaauliakhairunisa/
    Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat
  • Seftyana Khairunisa
    https://greennetwork.id/author/seftyanaauliakhairunisa/
    Mengupayakan Keadilan Ekologis

Continue Reading

Sebelumnya: Menilik Program Penghapusan Kendaraan di China
Berikutnya: Bagaimana Bank Makanan Bantu Atasi Kelaparan dan Limbah Pangan

Lihat Konten GNA Lainnya

Cover buku We are Eating the Earth: The Race to Fix Our Food System and Save Our Climate oleh Michael Grunwald. Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Resensi Buku

Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?

Oleh Jalal
27 Oktober 2025
orang-orang diatas pohon saling membantu naik ke atas Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia

Oleh Cut Nurul Aidha dan Aimee Santos-Lyons
27 Oktober 2025
siluet pabrik dengan asap yang keluar dari cerobong dan latar belakang langit oranye dan keabuan Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon

Oleh Seftyana Khairunisa
24 Oktober 2025
fotodari atas udara mesin pemanen gabungan dan traktor dengan trailer yang bekerja di ladang yang berdekatan, satu berwarna hijau dan yang lainnya berwarna keemasan Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat

Oleh Kresentia Madina
24 Oktober 2025
Tiga anak sedang mengikuti lomba balap karung di antara balon yang tergantung, sementara dua anak di samping memberi taburan bedak. Mereka mengenakan kaos merah putih dan berada di jalan tanah di antara pepohonan. Memperkuat Pendidikan Nonformal untuk Perluas Akses Pendidikan bagi Semua
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Memperkuat Pendidikan Nonformal untuk Perluas Akses Pendidikan bagi Semua

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
23 Oktober 2025
Dua orang duduk di perahu menyusuri perairan dengan salah seorang menebar benih ikan. Memberdayakan Pembudidaya Ikan Skala Kecil untuk Akuakultur Berkelanjutan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memberdayakan Pembudidaya Ikan Skala Kecil untuk Akuakultur Berkelanjutan

Oleh Attiatul Noor
23 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia