Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Mengenal Sistem Penyimpanan Energi Baterai (BESS) dan Perannya dalam Transisi Energi

Sistem penyimpanan energi baterai (BESS) mengintegrasikan baterai yang dapat diisi ulang ke dalam sistem energi terbarukan.
Oleh Lalita Fitrianti
26 Juni 2024
baterai dikemas ke dalam stasiun pengisian skuter

Foto: Kumpan Electric di Unsplash.

Dulu, baterai kerap diidentikkan dengan benda-benda seperti jam, kalkulator, dan sebagainya. Kemudian sejak tahun 2000-an, kita mulai mengenal baterai yang dapat diisi ulang melalui perangkat elektronik seperti ponsel, laptop, dan banyak lainnya. Tak butuh waktu lama, baterai isi ulang pun menjadi kebutuhan pokok dalam berbagai bentuk. Salah satunya adalah sistem penyimpanan energi baterai (battery energy storage system/BESS). 

Apa Itu Sistem Penyimpanan Energi Baterai (BESS)?

Industri baterai mulai berubah ketika muncul kendaraan listrik (EV). Orang-orang mulai tahu bahwa baterai tidak hanya mampu memberi daya pada peralatan rumah tangga, tetapi juga untuk berbagai hal lainnya.

Pada prinsipnya, sistem penyimpanan energi baterai (BESS) mirip dengan baterai isi ulang. BESS dapat menyimpan energi dan mengeluarkannya saat dibutuhkan. 

Perbedaan utama antara BESS dan baterai isi ulang adalah BESS mampu menghasilkan listrik yang cukup untuk memberi daya pada jaringan listrik. Inilah sebabnya mengapa BESS biasanya terdiri dari lebih dari satu baterai yang dapat diisi ulang. Untuk memberi daya pada jaringan listrik, BESS harus berlokasi di dekat sumber energi agar dapat menyimpan energi.

Sampai saat ini, ada dua jenis penggunaan BESS. Yang pertama penggunaan utilitas atau “front-of-the-meter” (FTM), seperti untuk pembangkitan dan distribusi listrik. Yang keduanya adalah “Behind-the-Meter” (BTM). Penggunaan BTM mencakup penyimpanan energi untuk stasiun pengisian kendaraan listrik, fotovoltaik atap, dan cadangan darurat.

BESS untuk Stabilitas Energi

BESS memainkan peran penting dalam sistem tenaga listrik yang dihasilkan dari energi terbarukan variabel (variable renewable energy/VRE). Kendala VRE, seperti tenaga angin, tenaga surya, dan tenaga air, adalah ketidakkonsistenannya. Berbeda dengan batu bara dan gas, yang dapat menghasilkan keluaran listrik yang sama (stabil) sepanjang tahun, keluaran VRE bersifat musiman. 

Dengan mengintegrasikan BESS, sistem VRE dapat menyimpan kelebihan listrik di BESS ketika penetrasi VRE mencapai puncaknya untuk jangka waktu yang lama dan kemudian melepaskannya ketika penetrasi berada pada titik terendah. 

Hal ini dapat dilihat pada BESS 24 MW/32 MWh yang berlokasi di PLTA Magat di Filipina. Proyek ini mengintegrasikan BESS dengan pembangkit listrik tenaga air untuk memastikan keluaran energi yang stabil dan berkelanjutan. Pembangkit listrik tenaga air, seperti VRE lainnya, dikenal karena perubahan musimnya. Dengan begitu, BESS dapat berfungsi sebagai penyangga fluktuasi daya, menstabilkan keluaran energi, dan menjadi sumber cadangan darurat.

Potensi “Behind-the-Meter”

Berbeda dengan FTM yang kapasitas BESS-nya bisa mencapai hingga 10 MWh, Behind-the-Meter (BTM) biasanya memiliki kapasitas yang lebih kecil, yaitu kurang dari 30 kWh. Ini karena BTM ditujukan untuk penggunaan komersial atau residensial.

Salah satu contoh umum BTM adalah penggunaan baterai pada fotovoltaik atap di gedung-gedung. Banyak bangunan menggunakan fotovoltaik untuk menghasilkan listrik sendiri melalui tenaga surya. Tenaga surya dipanen sepanjang hari, dan kelebihan energinya disimpan dalam BESS. Energi yang tersimpan kemudian dapat digunakan untuk kebutuhan listrik di malam hari, seperti penerangan, penghangat ruangan, dan operasional gedung.

Yang Akan Terjadi di Masa Depan

Badan Energi Internasional (IEA) memprediksi bahwa penggunaan baterai sebagai penyimpan energi akan meningkat enam kali lipat dari di bawah 25 GWh pada tahun 2020 menjadi di atas 150 GWh pada tahun 2026. Di tengah gegas negara-negara di dunia untuk memenuhi target emisi nol bersih, tidak mengherankan jika pemerintah mempertimbangkan baterai sebagai sumber energi alternatif. Faktanya, Asia Pasifik diperkirakan akan melampaui Amerika Utara dalam hal konsumsi baterai global pada tahun 2026.

Meski demikian, sebagaimana sumber energi lainnya, BESS juga memiliki masalah. Di antaranya terkait bahan sumber dan tenaga kerja yang digunakan untuk mengekstraknya. Selain itu, baterai yang habis pakai dapat membahayakan lingkungan jika dibuang sembarangan, sementara penerapan daur ulang baterai secara global masih buruk. 

Oleh karena itu, perlu lebih banyak penelitian dan pendekatan kasus per kasus untuk memastikan bahwa BESS merupakan pilihan baik yang mengarah pada dekarbonisasi yang adil dan merata serta bermanfaat bagi seluruh manusia dan planet Bumi.

Editor: Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Lalita Fitrianti
Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Lalita adalah Manajer Program & Kemitraan di Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Ilmu Manajemen Lingkungan dari University of Queensland, Australia. Ia seorang environmental & biodiversity impact specialist, memperkuat program dan kemitraan Green Network Asia khususnya dalam lensa dan wawasan lingkungan.

  • Lalita Fitrianti
    https://greennetwork.id/author/lalitafitrianti/
    Melibatkan Pemangku Kepentingan dalam Konservasi Mangrove
  • Lalita Fitrianti
    https://greennetwork.id/author/lalitafitrianti/
    Mengevaluasi Teknologi CCS sebagai Opsi untuk Percepat Pencapaian Target Nol Emisi
  • Lalita Fitrianti
    https://greennetwork.id/author/lalitafitrianti/
    Menyelaraskan Praktik Bisnis dengan HAM
  • Lalita Fitrianti
    https://greennetwork.id/author/lalitafitrianti/
    Mengatasi Eksploitasi Anak di Asia: Wawancara dengan Bushra Zulfiqar dari Terre Des Hommes Netherlands

Continue Reading

Sebelumnya: ILO dan Singapura Lanjutkan Kemitraan untuk Wujudkan Pekerjaan Layak di ASEAN
Berikutnya: Mendorong Ekonomi Biru Berkelanjutan dengan Blue SEA Finance Hub

Artikel Terkait

seekor orangutan duduk di ranting pohon di hutan GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Oleh Abul Muamar
20 Juni 2025
mesin tik dengan kertas bertuliskan “artificial intelligence” Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab
  • Kabar
  • Unggulan

Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab

Oleh Ayu Nabilah
20 Juni 2025
Pulau-pulau kecil di tengah laut Raja Ampat Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam
  • Kabar
  • Unggulan

Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam

Oleh Andi Batara
19 Juni 2025
bunga matahari yang layu Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana

Oleh Kresentia Madina
19 Juni 2025
tulisan esg di atas peta negara ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?
  • Opini
  • Unggulan

ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?

Oleh Setyo Budiantoro
18 Juni 2025
beberapa megafon terpasang pada pilar Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik

Oleh Kresentia Madina
18 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.