Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Soft News
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • ESG
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengenal Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan

Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara negara maju dan negara berkembang dalam beralih menuju energi bersih. Afrika Selatan, Indonesia, dan Vietnam adalah tiga negara pertama yang menerima pendanaan.
Oleh Nazalea Kusuma
3 Maret 2023
tiga orang sedang merencanakan pembangunan pembangkit energi terbarukan

Foto: Freepik.

Perubahan iklim adalah masalah kita semua. Namun, dampaknya pada setiap orang berbeda-beda. Begitu juga dengan pihak yang berkontribusi—beberapa negara lebih bertanggung jawab atas perubahan iklim dibanding negara-negara yang lain. Di tengah upaya untuk membatasi pemanasan global tidak lebih dari 1,5°C, kesiapan negara-negara di dunia pun berbeda-beda. Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan (Just Energy Transition Partnership/JETP) bertujuan untuk menjembatani kesenjangan tersebut.

Mengenal JETP

Pada dasarnya, JETP merupakan sebuah mekanisme pembiayaan. Dalam suatu kemitraan, negara-negara yang lebih kaya mendanai negara berkembang yang bergantung pada batu bara untuk mendukung langkah negara itu sendiri dalam menghentikan penggunaan batu bara secara bertahap dan transisi menuju energi bersih seraya mengatasi dampak sosialnya.

Aspek sosial penting di sini. Perlindungan yang kuat dan tindakan proaktif sangat penting dalam rencana JETP karena sebagian besar populasi akan terpengaruh. Reskilling (pelatihan keterampilan baru), upskilling (peningkatan keterampilan), dan penciptaan lapangan kerja baru adalah beberapa cara untuk memastikan transisi energi berkeadilan bagi pekerja dan masyarakat.

Pendanaan JETP dapat disampaikan melalui hibah, pinjaman, atau investasi. Mulai Maret 2023, kumpulan donor mencakup International Partners Group (IPG) dan Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ) Working Group. IPG terdiri dari Jepang, AS, Kanada, Denmark, Prancis, Jerman, Italia, Norwegia, Uni Eropa, dan Inggris. Sedangkan GFANZ Working Group terdiri dari bank pembangunan multilateral dan nasional serta lembaga keuangan seperti HSBC dan Citibank.

Afrika Selatan, Indonesia, dan Vietnam

Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan pertama adalah dengan Afrika Selatan yang diumumkan pada COP 26 di Glasgow pada November 2021. Para penyandang dana, lima dari anggota IPG saat ini, menjanjikan 8,5 miliar USD pada putaran pembiayaan pertama. Setahun kemudian, pada COP 27 di Sharm El Sheikh, Afrika Selatan menerbitkan Rencana Implementasi JETP (JETP Implementation Plan/JETP IP). JETP ini diharapkan dapat mencegah hingga 1-1,5 gigaton emisi dari atmosfer selama 20 tahun ke depan.

Kemitraan kedua diumumkan pada KTT G20 Bali pada November 2022. Indonesia akan menerima pendanaan awal sebesar 20 miliar USD dalam pembiayaan publik dan swasta selama tiga hingga lima tahun ke depan. Para donor akan membantu melalui hibah, pinjaman lunak, pinjaman dengan suku bunga pasar, jaminan, investasi swasta, dan bantuan teknis. Pada Februari 2023, Indonesia meluncurkan Sekretariat Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan.

Berikutnya adalah Vietnam. JETP Vietnam diumumkan pada Desember 2022 setelah melalui proses negosiasi yang panjang. Kemitraan ini akan membantu Vietnam dalam bidang keuangan, teknologi, dan pembangunan kapasitas. Kemitraan ini juga akan mendukung perbaikan kebijakan dan peraturan negara tersebut untuk meningkatkan investasi swasta dalam energi terbarukan. Dana awal untuk tiga sampai lima tahun ke depan adalah 15,5 miliar USD. Vietnam diharapkan dapat menerbitkan Rencana Mobilisasi Sumber Daya JETP (JETP – RMP) pada November 2023.

Yang akan menyusul

Kolaborasi multinasional, multisektor, dan multi-pemangku kepentingan adalah kunci transisi energi global yang berkeadilan untuk mengatasi tantangan perubahan iklim. Menurut Dana Pertahanan Lingkungan (EDF), Filipina, Senegal, dan India telah mengadakan pertemuan dengan negara-negara donor JETP. Mandy Rambharos dari EDF mengatakan, “Ini adalah pendekatan yang kami yakini dapat diskalakan, direplikasi, dan diukur.”

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli dari artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Pilih Paket Langganan Anda

Nazalea Kusuma
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Naz adalah Manajer Publikasi Digital Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Langkah Mundur India dalam Kebijakan Emisi Sulfur Dioksida
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Pentingnya Ruang Terbuka Hijau Perkotaan yang Aksesibel dan Inklusif untuk Semua
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengulik Tren Gaya Hidup Minimalis di TikTok
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengatasi Tantangan dalam Implementasi Adaptasi Berbasis Ekosistem (EbA)

Continue Reading

Sebelumnya: Kemajuan UU Anti-diskriminasi di Lingkungan Kerja Singapura
Berikutnya: Riset Waste4Change & Bicara Udara Ungkap Dampak Pembakaran Sampah Terbuka di Jabodetabek

Lihat Konten GNA Lainnya

Seorang anak berkacamata menerima piring berisi makanan. Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia

Oleh Attiatul Noor
12 September 2025
ilustrasi misinformasi; manekin kepala dengan bagian atas terbuka menerima koran yang dilabeli tulisan palsu Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi

Oleh Seftyana Khairunisa
12 September 2025
pembagian makanan kepada anak-anak Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih
  • GNA Knowledge Hub
  • Komunitas

Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih

Oleh Dilla Atqia Rahmah
11 September 2025
Seorang perempuan pengguna kursi roda sedang meraih tombol lift. Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik

Oleh Dinda Rahmania
11 September 2025
foto udara pemukiman padat yang ada di dekat bantaran sungai perkotaan Jerat Kemiskinan di Perkotaan
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Jerat Kemiskinan di Perkotaan

Oleh Seftyana Khairunisa
10 September 2025
seorang anak perempuan menulis dengan kapur di papan tulis hitam Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India

Oleh Attiatul Noor
10 September 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia