Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Meningkatkan Akses terhadap Vaksin Rabies

Masyarakat pedesaan dan miskin masih kekurangan akses terhadap vaksin untuk mencegah penyakit yang mengancam nyawa, termasuk vaksin rabies.
Oleh Dinda Rahmania dan Nazalea Kusuma
1 Juli 2024
suntikan vaksin sedang disiapkan

Foto: Mufid Majnun di Unsplash.

Dalam pembangunan berkelanjutan, memastikan akses layanan kesehatan yang adil dan universal merupakan salah satu prioritas utama. Namun hingga saat ini, masih terdapat kesenjangan layanan kesehatan, terutama dirasakan oleh masyarakat di daerah tertinggal. Sebagai contoh, banyak masyarakat pedesaan dan miskin yang tidak memiliki akses terhadap vaksin untuk penyakit yang mengancam nyawa seperti rabies. Saat ini, upaya penyediaan vaksin rabies di seluruh dunia sedang dilakukan.

Apa itu Rabies?

Rabies merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui kontak dengan mamalia yang terinfeksi, seperti anjing, kucing, ternak, dan satwa liar. Virus ini biasanya menyebar ke manusia melalui air liur, paling sering melalui gigitan. 

Penyakit rabies mempengaruhi sistem saraf pusat, menyebabkan demam, nyeri, atau sensasi kesemutan. Rabies juga menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan menelan karena hidrofobia atau aerofobia, serta mengalami kejang tenggorokan saat minum atau bernapas. Saat ini, belum ada alat diagnostik untuk mendeteksi rabies sebelum gejala khasnya muncul. Begitu gejalanya muncul, peluang untuk bertahan hidup nyaris nol.

Hampir semua kasus infeksi rabies disebabkan oleh interaksi manusia dengan anjing yang terinfeksi. Sebagian besar kasus terjadi di Afrika dan Asia, dimana anjing yang terinfeksi rabies seringkali tidak terkontrol dengan baik. Selain itu, risiko lebih tinggi terjadi pada anak-anak karena mereka lebih mungkin tergigit, dan kejadiannya sering kali tidak dilaporkan.

Vaksin Rabies untuk Masyarakat Miskin dan Masyarakat Pedesaan

Rabies dapat berdampak besar terhadap masyarakat terpencil, miskin, dan tinggal di pedesaan yang tidak memiliki program pengendalian dan akses terhadap vaksin. Meski telah ada vaksin dan pengobatan yang efektif, biayanya bisa jadi terlalu mahal atau sulit didapat karena ‘persediaan terbatas’. Sebagai contoh, biaya rata-rata pengobatan rabies setelah terpapar mencapai $108 (setara Rp1,7 juta), belum termasuk ongkos perjalanan.

Dalam hal ini, pendanaan yang tepat dan kerangka kerja yang kuat akan membantu negara mengamankan persediaan vaksin rabies yang cukup untuk melayani masyarakat. Salah satu upaya yang sedang berjalan saat ini adalah inisiatif Gavi, Aliansi Vaksin, yang mendukung negara-negara dalam memastikan akses yang lebih mudah terhadap vaksin rabies profilaksis pascapajanan (PEP). 

Inisiatif ini menawarkan pendanaan untuk pasokan vaksin ke negara-negara yang memenuhi pedoman dan mengajukan permohonan. Setiap tahunnya, akan ada tiga periode pengajuan pendanaan. Gavi berharap jika pemerintah menyediakan vaksin rabies, maka biayanya akan jauh lebih terjangkau dibandingkan jika disediakan oleh sektor swasta saja. Inisiatif ini merupakan bagian dari kampanye Zero by 30, yang bertujuan untuk menghilangkan kematian akibat rabies yang disebabkan oleh anjing.

Kesehatan untuk Semua

Memastikan akses yang adil terhadap layanan kesehatan sangatlah penting, terutama di komunitas pedesaan, miskin, dan terpinggirkan dimana penyakit yang dapat dicegah dan diobati dapat berakibat fatal. Fasilitas kesehatan, sumber daya, dan informasi yang tidak memadai membuat masyarakat pedesaan lebih rentan terhadap penyakit. Oleh karena itu, perbaikan mekanisme pendanaan dan kebijakan yang mendukung di sektor ini diharapkan dapat mencapai kemajuan global dalam mewujudkan cakupan kesehatan semesta.

Kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan saling terhubung layaknya tiga sisi segitiga. Isu-isu pembangunan berkelanjutan seperti perubahan iklim, kesejahteraan hewan, keanekaragaman hayati, pangan & nutrisi, kesehatan, dan kemiskinan semuanya saling berkelindan. Oleh karena itu, strategi multi-sektoral dan multi-stakeholder merupakan kunci keberhasilan dalam melakukan pendekatan holistik untuk mewujudkan kesehatan dan kesejahteraan tanpa seorang pun tertinggal di belakang.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Dinda Rahmania
Reporter at Green Network Asia | Website |  + posts Bio

Dinda adalah Reporter di Green Network Asia. Ia belajar Ilmu Hubungan Internasional di President University. Dinda bersemangat menulis seputar isu keberagaman, konsumsi berkelanjutan, dan pemberdayaan.

  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Mengurangi Limbah Elektronik dengan Material yang Dapat Didaur Ulang dan Diperbaiki
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Singapura Luncurkan Alat Pelaporan ESG Otomatis
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    PUA-DEM: Model Komputer yang Lebih Akurat untuk Prediksi Longsor
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Memahami Prinsip Bisnis dan HAM (BHR) untuk Keseimbangan HAM dan Keuntungan
Nazalea Kusuma
Editor at Green Network Asia | Website |  + posts Bio

Naz adalah Manajer Publikasi Digital Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengulik Tren Gaya Hidup Minimalis di TikTok
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengatasi Tantangan dalam Implementasi Adaptasi Berbasis Ekosistem (EbA)
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Polusi Cahaya dan Dampaknya terhadap Manusia dan Makhluk Hidup Lainnya
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Menurunnya Keterampilan Literasi Orang Dewasa di Seluruh Dunia

Continue Reading

Sebelumnya: Bagaimana Desa Wisata Pela Lindungi Keberadaan Pesut Mahakam
Berikutnya: Meningkatkan Kualitas Pendidikan Vokasi melalui Pendanaan

Artikel Terkait

Mengulik Peluang dan Tantangan Saham Syariah dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
  • Opini
  • Unggulan

Mengulik Peluang dan Tantangan Saham Syariah dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan

Oleh Sri Maulida
2 Juli 2025
bendera tuvalu Australia Sediakan Visa Iklim untuk Warga Negara Tuvalu
  • Kabar
  • Unggulan

Australia Sediakan Visa Iklim untuk Warga Negara Tuvalu

Oleh Kresentia Madina
2 Juli 2025
seorang nelayan berdiri di kapal kecil di tengah perairan Kolaborasi untuk Dukung Penghidupan Nelayan Skala Kecil melalui SeaBLUE
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Kolaborasi untuk Dukung Penghidupan Nelayan Skala Kecil melalui SeaBLUE

Oleh Abul Muamar
1 Juli 2025
tembok memanjang di hadapan air laut dengan burung-burung bertengger di atasnya Ambisi Pembangunan Giant Sea Wall di Pantura dan Dampak Yang Harus Diantisipasi
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Ambisi Pembangunan Giant Sea Wall di Pantura dan Dampak Yang Harus Diantisipasi

Oleh Seftyana Khairunisa
30 Juni 2025
kaca yang retak Femisida yang Terus Berulang: Alarm tentang Kekerasan terhadap Perempuan
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Femisida yang Terus Berulang: Alarm tentang Kekerasan terhadap Perempuan

Oleh Abul Muamar
27 Juni 2025
kumbang kepik menempel di dedaunan Penurunan Jumlah Serangga yang Kian Mengkhawatirkan
  • Kabar
  • Unggulan

Penurunan Jumlah Serangga yang Kian Mengkhawatirkan

Oleh Kresentia Madina
27 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.