Skip to content
  • Tentang
  • Advisory & Consulting
  • Kemitraan Iklan
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Wilayah
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Malnutrisi pada Anak Adalah Masalah Struktural

Diperlukan pemahaman dan penanganan sistemik untuk menciptakan kemajuan yang berarti dalam mengakhiri malnutrisi pada anak.
Oleh Kresentia Madina dan Nazalea Kusuma
14 Januari 2025
dua anak sekolah sedang makan siang

Foto: Katerina Holmes di Pexels.

Masa kanak-kanak adalah periode krusial dimana seseorang membutuhkan nutrisi yang tepat pada waktu yang tepat untuk memastikan perkembangan yang baik. Sayangnya, malnutrisi pada anak terjadi di seluruh dunia. Ketidakmampuan untuk menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak harus dipahami dan ditangani secara sistemik untuk menciptakan kemajuan yang berarti dalam mengakhiri masalah ini.

Masalah Struktural

Malnutrisi pada anak mengacu pada kondisi kekurangan atau kelebihan gizi yang dikonsumsi oleh anak-anak. Ketidakseimbangan ini terwujud dalam kasus-kasus seperti terhambatnya pertumbuhan, kekurangan berat badan, dan kelebihan berat badan, yang menghambat anak-anak untuk tumbuh dengan sehat dan menikmati hidup sepenuhnya.

Sekilas, malnutrisi pada anak mungkin dianggap sebagai akibat kelalaian orang tua dan pilihan gaya hidup. Namun, anggapan demikian sangat sempit karena malnutrisi sesungguhnya merupakan masalah struktural yang disebabkan oleh berbagai faktor yang saling terkait. Ada banyak aspek yang menyebabkan keluarga tidak mampu menyediakan makanan bergizi di atas meja, mulai dari kemiskinan hingga perubahan iklim.

Data UNICEF menunjukkan bahwa 181 juta anak di bawah usia 5 tahun hidup dalam kemiskinan pangan yang parah, kondisi di mana makanan tidak dapat diakses atau tidak terjangkau bagi keluarga. Kondisi ini merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan malnutrisi pada anak karena keluarga terpaksa memilih makanan dan minuman yang lebih murah dengan gizi yang rendah.

Hampir setengah dari anak-anak tersebut (46%) berasal dari rumah tangga di dua kelompok termiskin. Sementara itu, sisanya berasal dari rumah tangga di kelompok menengah dan atas, yang menunjukkan bahwa masalah ini jauh melampaui masalah kemiskinan pendapatan rumah tangga. Sanitasi yang buruk, layanan kesehatan yang terbatas, kekurangan gizi ibu selama masa kehamilan dan menyusui, kurangnya pendidikan dan informasi, dan ketimpangan gender juga berkontribusi terhadap masalah ini.

Namun, malnutrisi pada anak sangat erat kaitannya dengan kemiskinan multidimensi. Menurut data PBB dari tahun 2018, dua pertiga dari seluruh anak yang mengalami stunting dan tiga perempat dari seluruh anak yang mengalami wasting tinggal di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Kemiskinan meningkatkan risiko malnutrisi pada anak. Dengan meningkatnya biaya layanan kesehatan dan berkurangnya fungsi kognitif yang dapat memengaruhi produktivitas di masa mendatang, malnutrisi pada anak dapat melanggengkan siklus kemiskinan.

Aspek penting lainnya dalam malnutrisi pada anak adalah sistem pangan yang tidak berkelanjutan yang gagal menyediakan makanan yang sehat dan terjangkau bagi semua orang. Perubahan iklim secara signifikan mengancam keragaman, kuantitas, dan kualitas makanan yang tersedia bagi anak-anak dan keluarga mereka. Meningkatnya suhu dan peristiwa cuaca ekstrem yang berkaitan dengan perubahan iklim mengganggu pertumbuhan, hasil panen, dan produksi tanaman. Selain membatasi produksi pangan, faktor ini juga menyebabkan kenaikan harga pangan.

Lebih jauh, konflik dan krisis juga menciptakan gangguan dalam produksi dan distribusi pangan global, dan memperparah keadaan. Semua faktor ini terkait secara struktural dan dapat saling memperburuk jika tidak ada intervensi yang tepat.

Mencari Solusi

Memerangi malnutrisi merupakan salah satu tantangan kesehatan global terbesar, yang menekankan pentingnya kolaborasi pemerintah, bisnis, dan masyarakat sipil dalam mengatasinya di tingkat sistemik.

Jawaban yang jelas dan langsung untuk masalah ini adalah memberi anak-anak makanan. Salah satu contohnya adalah melalui program makanan gratis di sekolah. Di Kamboja, program ini tidak hanya mengatasi kekurangan gizi tetapi juga memberi insentif kepada orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka dan membuat lebih banyak anak tetap bersekolah. Program serupa sedang dilaksanakan oleh beberapa negara lain dalam berbagai bentuk, termasuk di Indonesia—Program Makan Bergizi Gratis.

Meskipun dapat memberi manfaat yang jelas, program makan gratis di sekolah masih jauh dari cukup. Program semacam ini akan memakan biaya besar dan tidak berkelanjutan dalam jangka panjang. Mengatasi malnutrisi pada anak memerlukan penanganan akar penyebab masalah secara sistematis untuk menghasilkan dampak yang lebih besar dan intervensi yang lebih efisien.

Mengatasi Akar Permasalahan

Salah satu caranya adalah membekali orang tua dengan pengetahuan yang memadai tentang nutrisi dan praktik pemberian makanan yang tepat. Di Argentina, organisasi masyarakat sipil mendukung para ibu dengan pengasuhan praktis dan bimbingan gizi melalui seminar dan diskusi. Selain memperoleh pengetahuan, para perempuan yang berpartisipasi dalam program ini juga membentuk ikatan dan komunitas.

Lebih jauh, keluarga juga dapat belajar menanam sayuran di rumah, seperti halnya yang telah diterapkan UNICEF di Sudan. Dalam konteks yang lebih luas, para pemangku kepentingan utama juga harus berkolaborasi untuk membangun infrastruktur sanitasi dan kebersihan air (WASH), menyediakan skema bantuan sosial yang tepat sasaran, membuat program pelatihan dan peningkatan keterampilan untuk mendapatkan pekerjaan, dan mengembangkan program terkait lainnya berdasarkan penelitian dan partisipasi publik. Bagaimanapun, mengatasi kemiskinan multidimensi merupakan jalur utama untuk mengakhiri malnutrisi pada anak.

Tak ketinggalan, menghentikan perubahan iklim juga merupakan bagian penting dalam mengatasi malnutrisi pada anak. Sebab, kesehatan sangat terhubung dengan kesehatan lingkungan. Oleh karena itu, menjaga keanekaragaman hayati dan ekosistem planet ini untuk membangun sistem pangan yang berkelanjutan sangat penting di antara upaya lain dalam produksi, pemrosesan, perdagangan, distribusi, penetapan harga, pelabelan, dan pemasaran makanan.

Mengakhiri Malnutrisi pada Anak

Mengakhiri malnutrisi pada anak bukanlah tugas mudah, namun juga bukan mustahil. Program intervensi dalam layanan kesehatan, perlindungan sosial, pendidikan, serta pertanian dan sistem pangan dapat mengatasi “beban ganda” malnutrisi pada anak, yaitu kekurangan gizi serta obesitas dan penyakit tidak menular yang terkait dengan pola makan. Pemerintah, bisnis, dan masyarakat sipil harus menunjukkan komitmen serius, berinvestasi dalam sumber daya dan persiapan, berkolaborasi, serta memantau dan mengevaluasi implementasi program secara ketat untuk mencapai hasil yang besar.

Anak-anak adalah masa depan kita. Menciptakan lingkungan yang tepat bagi mereka untuk tumbuh dengan aman, sehat, dan bahagia adalah hak mereka dan itu semua demi kepentingan bersama kita. Mendukung kesehatan dan kesejahteraan anak adalah salah satu kunci untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi semua.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + posts Bio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    UKRI Danai Enam Proyek untuk Atasi Kerawanan Pangan di Inggris Raya
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    ASEAN dan Inggris Luncurkan Kemitraan untuk Ketahanan Kesehatan
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    GRI Luncurkan Standar Keberlanjutan Baru tentang Perubahan Iklim dan Energi
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Australia Sediakan Visa Iklim untuk Warga Negara Tuvalu
Nazalea Kusuma
Editor at Green Network Asia | Website |  + posts Bio

Naz adalah Manajer Publikasi Digital Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengulik Tren Gaya Hidup Minimalis di TikTok
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengatasi Tantangan dalam Implementasi Adaptasi Berbasis Ekosistem (EbA)
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Polusi Cahaya dan Dampaknya terhadap Manusia dan Makhluk Hidup Lainnya
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Menurunnya Keterampilan Literasi Orang Dewasa di Seluruh Dunia

Continue Reading

Sebelumnya: Makan Bergizi Gratis dan Potensi Korupsi yang Mengintai
Berikutnya: Meningkatkan Perlindungan Sosial untuk Dukung Kesetaraan Gender

Artikel Terkait

Lima kincir angin yang berjejer di tengah bukit Peluang dan Tantangan Industri Manufaktur Energi Terbarukan di Indonesia
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Peluang dan Tantangan Industri Manufaktur Energi Terbarukan di Indonesia

Oleh Andi Batara
16 Juli 2025
piring berwarna merah dengan garpu dan pisau UKRI Danai Enam Proyek untuk Atasi Kerawanan Pangan di Inggris Raya
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

UKRI Danai Enam Proyek untuk Atasi Kerawanan Pangan di Inggris Raya

Oleh Kresentia Madina
16 Juli 2025
foto udara kawasan dengan lahan yang ditambang, dengan beberapa truk Pelanggaran HAM dan Dampak Lingkungan Tambang Nikel di Pulau Kabaena
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Pelanggaran HAM dan Dampak Lingkungan Tambang Nikel di Pulau Kabaena

Oleh Seftyana Khairunisa
15 Juli 2025
seorang nenek berbaju hitam berjalan di antara orang-orang Mempromosikan Penuaan Sehat dengan Kota Ramah Lansia
  • Kabar
  • Unggulan

Mempromosikan Penuaan Sehat dengan Kota Ramah Lansia

Oleh Sukma Prasanthi
15 Juli 2025
anak kecil menggunakan alat bantu pernafasan, dengan judul riset. Nafas Indonesia dan DBS Foundation Luncurkan Studi tentang Dampak Polusi Udara dan Kasus Pneumonia pada Balita di Jakarta
  • Siaran Pers
  • Unggulan

Nafas Indonesia dan DBS Foundation Luncurkan Studi tentang Dampak Polusi Udara dan Kasus Pneumonia pada Balita di Jakarta

Oleh Nafas Indonesia
14 Juli 2025
Dua anak sedang memegang roti dengan banyak kotak bekal berisi buah dan berbagai makanan di hadapannya. Pentingnya Lingkungan Gizi Sehat di Sekolah dalam Mendukung Kesehatan Anak
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Pentingnya Lingkungan Gizi Sehat di Sekolah dalam Mendukung Kesehatan Anak

Oleh Andi Batara
14 Juli 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.