Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Meningkatkan Pembangunan Manusia di Asia-Pasifik melalui Kebijakan

Di tengah kesenjangan dan ketidakpastian yang semakin meningkat, bagaimana kebijakan dapat mendorong perubahan struktural untuk mengarusutamakan pembangunan manusia di Asia-Pasifik?
Oleh Nazalea Kusuma
29 Januari 2024
seorang perempuan sedang mengajar seorang anak laki-laki

Foto: UNDP.

Ketika mendengar kata ‘pembangunan’, sebagian besar orang mungkin akan berpikir tentang gedung pencakar langit, jalan yang penuh dengan mobil, mal, atau cara kita mengirimkan apapun ke rumah kita hari ini. Pendek kata: ekonomi. Beberapa dekade terakhir, terjadi perkembangan ekonomi yang signifikan di Asia-Pasifik. Sayangnya, fokus pada pertumbuhan ekonomi saja cenderung menimbulkan kesenjangan tinggi pada aspek lain, seperti pembangunan manusia. Di tengah kesenjangan yang meningkat, diperlukan perubahan untuk mengarusutamakan pembangunan manusia di Asia-Pasifik.

Pertumbuhan & Disparitas Ekonomi

gedung-gedung tinggi di kota
Foto: UNDP.

Pertumbuhan ekonomi Jepang yang didorong oleh ekspor berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Asia-Pasifik. Model ini kemudian menyebar ke seluruh Asia-Pasifik, membuat kawasan ini bertanggung jawab atas sepertiga produksi global saat ini.

Kawasan Asia-Pasifik juga telah menciptakan pendekatan baru terhadap pembangunan manusia. Beberapa contohnya adalah proyek perumahan rakyat di Singapura, mobile banking di Indonesia dan Filipina, dan keuangan mikro di Bangladesh. Pendekatan-pendekatan ini membantu mengangkat lebih dari 1,5 miliar orang keluar dari kemiskinan ekstrem dalam beberapa generasi.

Namun kesenjangan masih terjadi di kawasan ini. Misalnya, 10% orang terkaya secara konsisten menguasai setengah dari total pendapatan Asia-Pasifik. Hal ini menggambarkan bahwa manfaat pertumbuhan ekonomi tidak dapat dirasakan oleh sebagian besar masyarakat dan tidak menjamin keadilan secara merata. Intinya, pertumbuhan ekonomi saja tidak menjamin kehidupan yang lebih baik dimana tidak ada seorangpun yang tertinggal.

Risiko Utama

Pada November 2023, Program Pembangunan PBB (UNDP) merilis Laporan Pembangunan Manusia Asia-Pasifik 2024 untuk mengeksplorasi masalah ini. Laporan tersebut berpendapat bahwa diperlukan perubahan mendesak dalam pembangunan manusia karena “aspirasi yang tidak terpenuhi, meningkatnya kerentanan manusia, dan potensi masa depan yang semakin bergejolak.”

“Laporan ini memaparkan risiko-risiko dan ketidakpastian di masa depan, menggambarkan struktur terhadap risiko-risiko tersebut, dan mengartikulasikan arah yang luas untuk tindakan yang tegas untuk mendorong perubahan,” kata Administrator UNDP Achim Steiner.

Laporan tersebut mengidentifikasi tiga kelompok risiko utama di kawasan Asia-Pasifik:

  • Ancaman eksistensial akibat perubahan iklim dan pandemi.
  • Gangguan dalam sektor ekonomi dan lapangan kerja akibat perubahan demografi dan teknologi yang intens.
  • Kemunduran demokrasi, meningkatnya populisme, dan polarisasi.

Pembangunan Manusia di Asia-Pasifik

seorang perempuan menggendong seorang anak berbicara dengan tenaga kesehatan.
Foto: UNDP.

Ekonom Pakistan Mahbub ul-Haq memperkenalkan pendekatan pembangunan manusia pada tahun 1990. Perspektif ini berpusat pada manusia, menekankan kedalaman dan kualitas pengalaman manusia, termasuk hak pilihan dan kebebasan. Sejak saat itu, paradigma tersebut telah berkembang dan mencakup perlindungan lingkungan. Pendekatan pembangunan manusia kini mengutamakan kesetaraan, inovasi, dan pengelolaan alam.

Laporan tersebut menyatakan bahwa mengupayakan pembangunan manusia di Asia-Pasifik berarti “mempertahankan pertumbuhan ekonomi sembari melakukan upaya yang gigih untuk memerangi kesenjangan antara kelompok yang berbeda, berdasarkan pendapatan rumah tangga, misalnya, jenis kelamin, usia, etnis atau tempat tinggal, dan untuk memulihkan martabat manusia.”

Upaya ini harus lebih dari sekadar melakukan penyesuaian di sana-sini. Perubahan yang berarti dalam pembangunan manusia memerlukan transformasi sistemik yang mencakup kerangka kebijakan baru, adil, inklusif, dan berkelanjutan. Laporan tersebut menyebutnya sebagai “kontrak eko-sosial baru antara pemerintah dan warga negara”.

Pengarusutamaan Pembangunan Manusia

Perubahan struktural memang rumit namun bukan hal yang mustahil. Laporan Pembangunan Manusia Asia-Pasifik 2024 membagi tiga bidang utama yang menjadi fokus kebijakan:

  • Memperluas pilihan masyarakat

Hal ini melibatkan penanganan pengecualian struktural dan peningkatan kemampuan manusia. Mengatasi eksklusi struktural memerlukan pencabutan undang-undang yang diskriminatif, penambahan undang-undang perlindungan, membongkar ketidakadilan historis, melawan norma, praktik, dan bias masyarakat yang merugikan, serta menangani beragam kebutuhan kelompok rentan. Selanjutnya, meningkatkan kemampuan manusia berkaitan dengan akses universal terhadap layanan dasar yang berkualitas sebagai landasan untuk berkembang dalam dunia yang kompetitif dan penuh gejolak. Hal ini mencakup akses terhadap kesehatan, pendidikan, keterampilan, dan dunia digital.

  • Keamanan manusia di dunia yang lebih bergejolak

Setiap orang membutuhkan lingkungan yang aman dan stabil untuk berkembang. Untuk mencapai hal ini, diperlukan pendekatan holistik, terutama dalam empat bidang: penerapan skema perlindungan sosial, menjamin keamanan kesehatan, manajemen risiko bencana yang proaktif dan pembangunan berbasis informasi risiko, dan menjamin ketahanan pangan.

  • Kewajiban terhadap generasi mendatang

Hal ini berarti mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan sosial. Para pengambil kebijakan harus fokus pada percepatan transisi energi yang adil dan mencapai net zero, berinvestasi dalam pembangunan yang berketahanan iklim, dan melindungi keanekaragaman hayati dan ekosistem sekaligus mengelola keuangan publik dengan lebih bertanggung jawab.

Pedoman ini merupakan gambaran umum tentang bagaimana meningkatkan pembangunan manusia di Asia-Pasifik. Namun, masih banyak strategi dan kekhususan yang perlu dieksplorasi dan diterapkan untuk menjadikan Asia dan Pasifik sebagai kawasan dengan pertumbuhan berkelanjutan bagi manusia dan planet Bumi.

“Setiap negara akan mempunyai strateginya masing-masing yang disesuaikan dengan keadaan nasional dan lokal, namun semua negara akan mendapatkan keuntungan dari pendekatan yang lebih terintegrasi yang mengutamakan masyarakat, memberikan pertumbuhan yang cerdas dan secara efektif mendorong perubahan.”

Baca laporan selengkapnya di sini.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Nazalea Kusuma
Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Naz adalah Manajer Publikasi Digital Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengulik Tren Gaya Hidup Minimalis di TikTok
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengatasi Tantangan dalam Implementasi Adaptasi Berbasis Ekosistem (EbA)
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Polusi Cahaya dan Dampaknya terhadap Manusia dan Makhluk Hidup Lainnya
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Menurunnya Keterampilan Literasi Orang Dewasa di Seluruh Dunia

Continue Reading

Sebelumnya: Pentingnya Energi Terbarukan untuk Mengatasi Trilema Energi
Berikutnya: Cengkeraman Tambang di Pulau-Pulau Kecil Indonesia

Artikel Terkait

bola lampu dengan colokan dengan latar hijau Pemerintah Luncurkan Peta Jalan Hidrogen dan Amonia Nasional
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pemerintah Luncurkan Peta Jalan Hidrogen dan Amonia Nasional

Oleh Abul Muamar
9 Juli 2025
balok-balok kayu dengan simbol ASEAN dan Inggris Luncurkan Kemitraan untuk Ketahanan Kesehatan
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

ASEAN dan Inggris Luncurkan Kemitraan untuk Ketahanan Kesehatan

Oleh Kresentia Madina
9 Juli 2025
sepasang kaki bayi berbalut kain putih Kelindan Penurunan Angka Kelahiran dan Meningkatnya Biaya Hidup
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Kelindan Penurunan Angka Kelahiran dan Meningkatnya Biaya Hidup

Oleh Abul Muamar
8 Juli 2025
Seorang remaja laki-laki duduk sendirian di ruangan temaram, tampak tertekan sambil memegang telepon genggamnya Bagaimana Manosphere Membentuk Ulang Identitas Lelaki Muda
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Bagaimana Manosphere Membentuk Ulang Identitas Lelaki Muda

Oleh Sukma Prasanthi
8 Juli 2025
infografik kemiskinan anak Kemiskinan Anak dan Tingkat Pendapatan yang Rendah saat Dewasa
  • Infografik
  • Unggulan

Kemiskinan Anak dan Tingkat Pendapatan yang Rendah saat Dewasa

Oleh Irhan Prabasukma
7 Juli 2025
beberapa orang mendayung perahu di permukiman saat banjir. Menilik Masalah Kesejahteraan Relawan Sosial di Indonesia
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Menilik Masalah Kesejahteraan Relawan Sosial di Indonesia

Oleh Andi Batara
7 Juli 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.