Ramveer Tanwar Hidupkan Kembali Danau-danau Mati di India
Ramveer Tanwar membersihkan danau bersama timnya. | Foto: Facebook
Lebih dari dua miliar penduduk bumi hidup di wilayah sulit air, bahkan lebih dari empat miliar populasi manusia mengalami kekeringan minimal selama satu bulan dalam setahun, sebagaimana dilansir UNICEF. India adalah salah satu tempat yang mengalami kondisi ini. Berdasarkan riset NITI Aayog, India menghadapi tantangan besar bahwa separuh populasi negara itu akan kesulitan mendapat air bersih pada 2030.
Danau yang Mengering
Ada banyak faktor yang menyebabkan hal ini, salah satunya adalah daerah resapan air maupun tampungan-tampungan air alami seperti danau dan sungai yang semakin berkurang. Di wilayah Greater Noida, daerah kelahiran Ramveer Tanwar, kekeringan telah terjadi. Pemuda kelahiran tahun 1993 ini menyadari bahwa danau desa tempatnya bermain saat kecil mulai mengering dan hilang. Daerah-daerah yang dahulu lembab kini sudah tercemar dan berlumpur.

Dulu, sepulang sekolah dan makan siang, Ramveer kecil akan mengambil buku sekolahnya, lalu menggembala ternak ke pinggir danau di kampungnya, Dhada. Ia umbar ternak itu di rerumputan, sementara dirinya duduk di samping danau dengan santai, mengerjakan PR, sambil menikmati pemandangan yang indah. Kebiasaan ini sangat membekas dalam dirinya. Setelah menyelesaikan studinya di jurusan Teknik Mesin pada 2014, Ramveer melihat keadaan yang jauh berbeda. Urbanisasi dan pertumbuhan populasi yang melonjak membuat danau masa kecilnya surut.
Mengedukasi Masyarakat
Ramveer pun mulai mencari cara untuk mengatasi masalah ini. Langkah pertama yang ia lakukan adalah mengedukasi masyarakat tentang pentingnya air bersih. Ramveer masuk ke lingkungan anak-anak sekolah, membangkitkan semangat mereka untuk melakukan perubahan. Ia lantas memengaruhi mereka agar bicara kepada orang tua masing-masing tentang urgensi air bersih dan masalah pencemaran air. Tapi cara ini ternyata tidak berhasil, warga tak percaya bahwa mereka kelak akan kehabisan air.
Akhirnya Ramveer bergerak sendiri. Ia datangi rumah demi rumah, bicara kepada setiap penduduk desa. Dengan sabar ia jelaskan masalah penurunan debit air kepada masyarakat. Ia juga meminta anak-anak sekolah untuk mengajak orang tua mereka berkumpul setiap hari Minggu. Di momen itu, Ramveer mendampingi warga berdiskusi tentang metode konservasi air. Dengan langkah ini, warga mulai menyadari ada masalah genting yang sedang mereka hadapi. Belakangan, pertemuan mingguan itu disebut sebagai ‘Jal Chaupals’.

Memulihkan Danau
Pada tahun 2015, Ramveer bersama tim relawan, anak-anak sekolah, serta orang tua mereka membersihkan danau desa dari sampah yang mencemarinya. Mereka juga menanami pepohonan di sekitar danau. Setelah aksi dilakukan, Ramveer mulai menghubungi pemerintah setempat untuk datang dan melihat restorasi danau yang dilakukan secara swadaya oleh warga. Sambutan pun mulai berdatangan seiring berita yang tersebar luas.
Sejak saat itu, banyak orang dari desa-desa lain mendatangi Ramveer untuk minta bantuan merestorasi danau-danau kering mereka. Proyek restorasi ini berhasil memulihkan 20 danau di seantero Noida. Selain menjaga debit air, proyek ini juga berhasil menjaga kebersihan sumber air dan mengurangi polusi. Mereka membuat lubang khusus untuk membuang sampah yang diambil dari danau, lalu memasang semacam saringan berupa papan kayu dan rerumputan agar sampah-sampah itu tidak merembes ke danau.

Sejak 2016 Ramveer Tanwar banting setir, meninggalkan karirnya sebagai insinyur dan lebih memilih bergiat dalam pelestarian lingkungan secara total. Tak hanya di desa sekitarnya, Ramveer terus melanjutkan aksinya untuk menjaga ketersediaan air bersih di seantero India. Pemerintah bahkan membantunya membentuk organisasi pelestari lingkungan yang fokus beraksi dalam bidang konservasi air tanah. Salah satu buah kerja Ramveer dapat dilihat di wilayah Gautam Buddha Nagar dan sekitar Delhi. Aksi pemulihan danau yang mereka lakukan berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat, mengembalikan debit air tanah, dan menarik berbagai jenis burung untuk kembali berekosistem di sana.
Menempatkan Masyarakat sebagai Aktor Kunci
Setiap aksi pelestarian yang dilakukan Ramveer dan timnya selalu dimulai dengan upaya penyadaran masyarakat lebih dulu. Mereka melakukan edukasi kepada masyarakat tentang betapa pentingnya pelestarian lingkungan. Sebab mereka sadar bahwa masyarakatlah kunci utama aksi tersebut. Partisipasi masyarakat sangat vital dalam pelestarian lingkungan agar bisa tetap berkelanjutan.
Aksi pelestarian danau Ramveer dan timnya berhasil menjamin ketersediaan air, bukan hanya untuk kebutuhan minum dan irigasi manusia, tapi juga tumbuhan dan hewan-hewan sebagai bagian dari keanekaragaman hayati dalam ekosistem keberlanjutan.
Aktivisme Ramveer dan jaringannya bisa diikuti melalui akun Facebook.
Editor: Inez Kriya
Join Membership Green Network Asia – Indonesia
Di tengah tantangan global yang semakin kompleks saat ini, membekali diri, tim, dan komunitas dengan wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) bukan lagi pilihan — melainkan kebutuhan strategis untuk tetap terdepan dan relevan.
Join SekarangZia is a Reporter at Green Network Asia. He graduated from UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta with a bachelor's degree in Islamic Education. He is currently a Learning Companion at Qaryah Thayyibah Learning Community (KBQT).

Sehat Tidak Harus Mahal: Pangan Lokal untuk Pola Makan Sehat yang Lebih Terjangkau
Hilangnya Gletser di Seluruh Dunia dengan Laju yang Kian Mengkhawatirkan
Ekspansi Pertambangan di Kawasan Hutan dan Menakar Efektivitas Pemberlakuan Denda
Memahami Dampak Kenaikan Suhu terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
Sinar Mas Land dan Waste4Change Hadirkan Rumah Pemulihan Material (RPM), Dorong Pengelolaan Sampah Bertanggung Jawab di Tangerang
Upah Layak sebagai Hak: Pentingnya Mengubah Paradigma dalam Sistem Pengupahan