Tiga Tips Memberi Kado yang Lebih Berkelanjutan
Foto oleh David-Olivier Gascon di Unsplash.
Di tengah riuh rendah perubahan iklim dan kesadaran akan keberlanjutan, banyak orang ingin berbuat lebih baik. Sering kali, mustahil untuk menghilangkan 100% bahaya atau dampak buruk dari apa yang kita lakukan dan konsumsi. Namun, pengurangan bahaya (harm reduction) dapat menjadi konsep yang bagus untuk diterapkan. Oleh karenanya, kita perlu mencari alternatif yang lebih baik dan berkelanjutan demi kita sendiri dan orang-orang yang kita cintai.
Pada musim liburan atau hari raya, kita biasanya akan memberi hadiah atau kado. Lantas, bagaimana cara menunjukkan kepada orang yang kita cintai bahwa kita peduli pada mereka sekaligus peduli terhadap HAM dan lingkungan? Berikut tiga hal yang perlu diingat saat kita ingin menjadi lebih berkelanjutan dalam memberi kado:
- Utamakan Kualitas Ketimbang Keunikan
Kita mungkin ingin memberi kado yang kreatif dan unik agar tidak membosankan untuk orang yang kita cintai. Namun, yang lebih penting dari itu adalah kualitas yang akan membuat mereka suka dan mau memakainya untuk waktu yang lama. Memberi mereka sesuatu yang unik tapi kemudian disia-siakan tidak akan menguntungkan siapapun. Lagipula, barang berkualitas tinggi biasanya lebih awet—dan kecil kemungkinannya dibuang ke tempat sampah.
- Cari Kado di Pedagang Kecil Lokal atau Pedagang Besar yang Bersertifikat
Keberlanjutan bukan hanya tentang lingkungan; tetapi juga manusia. Sebelum Anda membeli hadiah, cermati bagaimana bisnis atau usaha yang menjualnya. Saat membeli dari perusahaan besar, hindari greenwashing dengan melihat komitmen dan laporan keberlanjutan mereka. Dalam hal ini, Anda dapat mencari tahu sertifikasi mereka untuk membantu Anda memutuskan.
Kalau kado yang Anda cari dapat Anda temukan di pedagang lokal kecil, itu akan lebih bagus. Selain membantu meningkatkan ekonomi lokal, membeli di pedagang lokal kecil juga akan meminimalkan limbah pengemasan dan emisi pengiriman. Oh ya, mungkin juga lebih mudah bagi Anda untuk mengetahui bagaimana usaha kecil itu membayar pegawai mereka, mencari bahan pembuatan, dan bagaimana mereka beroperasi.
- Bungkus Kado Anda dengan Bijak
Bisa dibilang, bagian paling menyenangkan dari menerima kado adalah merobek bungkusnya. Menggunakan kertas bekas, koran bekas, tas kopi bekas, dan sebagainya dapat menjadi alternatif yang kreatif ketimbang membeli kertas kado baru. Anda juga dapat menggunakan kain, kotak, atau bahkan tas sehingga orang yang menerima kado Anda dapat menggunakan kembali pembungkusnya untuk keperluan lain, sehingga memperpanjang siklusnya.
Pemegang peran yang lebih besar
Meskipun baik kalau kita ingin berkontribusi bagi keberlanjutan sebagai individu, jangan lupa bahwa tanggung jawab untuk itu tidak sama untuk setiap pihak. Pemimpin dunia dan pembuat kebijakan tetap memegang kunci keputusan utama yang akan membantu atau menghancurkan perjuangan kita melawan krisis iklim; 100 perusahaan bertanggung jawab atas lebih dari 70% emisi dunia sejak 1988.
Sebagai warga, kita dapat menyampaikan suara yang dapat didengar oleh orang-orang yang berkuasa. Sebagai konsumen, kita punya potensi untuk menentukan permintaan akan produk yang lebih baik dan lebih berkelanjutan. Hal-hal kecil semacam itu juga penting.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli dari artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.
Join Membership Green Network Asia – Indonesia
Di tengah tantangan global yang semakin kompleks saat ini, membekali diri, tim, dan komunitas dengan wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) bukan lagi pilihan — melainkan kebutuhan strategis untuk tetap terdepan dan relevan.
Join SekarangNaz is the Manager of International Digital Publications at Green Network Asia. She is an experienced and passionate writer, editor, proofreader, translator, and creative designer with over a decade of portfolio. Her history of living in multiple areas across Southeast Asia and studying Urban and Regional Planning exposed her to diverse peoples and cultures, enriching her perspectives and sharpening her intersectionality mindset in her storytelling and advocacy on sustainability-related issues and sustainable development.

Menilik Simpul Antara ‘Gajah Terakhir’ dan Banjir di Sumatera
Meningkatnya Angka Pengangguran Sarjana dan Sinyal Putus Asa di Pasar Kerja Indonesia
Wawancara dengan May Tan-Mullins, CEO dan Rektor University of Reading Malaysia
Memperkuat Ketahanan Masyarakat di Tengah Meningkatnya Risiko Bencana
UU KUHAP 2025 dan Jalan Mundur Perlindungan Lingkungan
Wawancara dengan Eu Chin Fen, CEO Frasers Hospitality