Memahami Darurat Polusi Udara Jakarta dan Sekitarnya
Masyarakat di wilayah ibu kota DKI Jakarta dan sekitarnya masih diselimuti oleh ancaman polusi udara. Polusi udara dapat berdampak buruk bagi kesehatan, seperti infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), asma, bronkopneumonia, paru-paru basah, hingga serangan jantung. Untuk mencegah dampak yang lebih buruk, diperlukan langkah penanganan secara cepat dan tepat sasaran dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Memahami Polusi Udara dan Bahayanya
Polusi udara adalah campuran kompleks dari partikel padat, cair, serta gas yang bisa berasal dari banyak sumber. Beberapa di antaranya adalah pembakaran sampah secara terbuka, cerobong asap industri, asap kendaraan, pembangkit listrik, dan emisi yang dihasilkan dari aktivitas pertanian, alih fungsi lahan, deforestasi, penggunaan pupuk dan pestisida, dan peternakan hewan.
Polusi udara diukur dengan skor Indeks Kualitas Udara (AQI). AQI adalah pengukuran konsentrasi polutan udara dalam polusi udara ambien dan risiko kesehatan yang terkait dengan banyaknya polutan tersebut. Ada enam polutan udara yang diukur dalam rumus indeks, yaitu PM2.5, PM10, Karbon monoksida (CO), Sulfur dioksida (SO2), Nitrogen dioksida (NO2), dan Ozon permukaan tanah (O3).
Indeks tersebut mewakili konsentrasi polutan udara dengan angka yang termasuk dalam kisaran kategori kualitas udara. Semakin tinggi skor indeks, maka semakin buruk kualitas udara.
Berdasarkan skor AQI, ada enam tingkatan polusi udara
- Skor 0-50 = Kategori baik.
Dalam kategori ini, kualitas udara tidak menimbulkan risiko kesehatan apapun. Semua orang dapat beraktivitas di luar ruangan tanpa masalah. - Skor 51-100 = Kategori sedang
Kualitas air sedang berarti sedikit tidak aman, terutama bagi para kelompok sensitif yang punya gejala penyakit pernapasan. - Skor 101-150 = Kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif
Ketika kualitas udara tidak sehat untuk kelompok sensitif, setiap orang berisiko mengalami iritasi mata, kulit, dan tenggorokan serta masalah pernapasan. - Skor 151-200 = Kategori tidak sehat
Ada kemungkinan peningkatan gangguan jantung dan paru-paru serta dampak kesehatan di kalangan masyarakat, terutama untuk kelompok sensitif. - Skor 201-300 = Kategori sangat tidak sehat
Ketika kualitas udara sangat tidak sehat, masyarakat akan sangat terpengaruh. Kelompok sensitif akan mengalami penurunan daya tahan dalam beraktivitas. - Skor 300+ = Kategori berbahaya
Setiap orang berisiko tinggi mengalami iritasi parah dan efek kesehatan sangat buruk yang dapat memicu penyakit kardiovaskular dan pernapasan.
Tak hanya di Indonesia, polusi udara memiliki dampak kesehatan signifikan di kota-kota di seluruh dunia. Menurut WHO, polusi udara adalah ancaman lingkungan terbesar bagi kesehatan manusia. Setiap tahun, paparan polusi udara diperkirakan menyebabkan tujuh juta kematian dini.
Dampak kesehatan dari polusi juga menimbulkan kerugian besar bagi perekonomian. Kehilangan pendapatan tenaga kerja akibat penyakit fatal yang disebabkan polusi PM2.5 secara global pada 2017 mencapai USD 317 miliar atau sekitar 0,3 persen PDB dunia.
Polusi Udara Jakarta dan Sekitarnya
Kualitas udara di langit Jakarta dan sekitarnya memburuk sepanjang Juli-Agustus 2023. Rata-rata indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di kisaran skor 120 hingga 170, yang berarti masuk dalam kategori tidak sehat. Fakta ini menjadikan Jakarta sebagai kota paling tercemar di dunia pada 9 Agustus 2023.
Sepanjang 2023, Dinas Kesehatan DKI Jakarta melaporkan sekitar 100 ribu warga DKI mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) setiap bulan. Total selama Januari hingga Juni 2023, terdapat 638.291 kasus ISPA yang tercatat Dinkes.
Pada 2019, Indonesia juga melaporkan angka kematian dini terkait polusi udara tertinggi di Asia Tenggara dengan jumlah lebih dari 50 ribu jiwa. Rata-rata konsentrasi PM2.5 tahunan di Jakarta juga lebih besar empat hingga lima kali lipat dibandingkan standar Pedoman Kualitas Udara WHO.
Studi Vital Strategies pada 2020 mengungkapkan sumber utama polusi Jakarta meliputi:
- Asap knalpot kendaraan menyumbang lebih dari 40 persen.
- Pembakaran batu bara menyumbang sebesar 14 persen.
- Aktivitas konstruksi menyumbang 13 persen.
- Pembakaran terbuka biomassa atau bahan bakar lainnya menyumbang 11 persen.
- Debu jalan menyumbang 6 hingga 9 persen.
- Aerosol sekunder dan garam laut menyumbang 6 hingga 16 persen.
- Partikel tanah tersuspensi menyumbang 10 hingga 18 persen.
Upaya Mengurangi Polusi Udara di Berbagai Negara
Setiap warga negara berhak untuk menikmati udara yang sehat. Beberapa kota utama di dunia telah memulai melakukan revolusi kebijakan dalam mengurangi polusi udara, di antaranya:
- Bogota, Colombia: Berfokus mengoperasikan jaringan bus umum listrik dan mendorong warganya menggunakan transportasi umum yang bertujuan untuk mengurangi polusi udara sebesar 10 persen pada 2024.
- Warsawa, Polandia: Meluncurkan Breathe Warsaw, sebuah kemitraan dengan Clean Air Fund dan Bloomberg Philanthropies untuk meningkatkan kualitas udara Warsawa. Salah satunya dengan menggunakan 165 sensor untuk memantau kualitas udara untuk lebih memahami sumber polusi. Pemerintah Polandia juga mendukung penghentian penggunaan batu bara secara bertahap, menetapkan zona rendah emisi pada 2024, dan mendorong pemerintah lokal untuk berbagi praktik terbaik.
- Seoul, Korea Selatan: Melarang mobil berbahan bakar solar yang digunakan secara pribadi sejak 2020 maupun armada angkutan massal mulai 2025.
Strategi yang Dibutuhkan
Diperlukan strategi jangka panjang dan jangka pendek dalam mengatasi persoalan polusi udara Jakarta dan sekitarnya. Strategi jangka pendek yang digalakkan oleh pemerintah adalah dengan mendorong kebijakan work from home (WFH), mendorong penggunaan transportasi publik dan berbasis kendaraan listrik, hingga penerapan sistem 4 in 1 bagi mobil yang melintasi wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Untuk jangka panjang, diperlukan rencana yang lebih strategis, komprehensif, dan koheren dengan melibatkan kerja sama semua pemangku kepentingan dan dukungan masyarakat.
Beberapa pendekatan jangka panjang yang dapat diterapkan dalam mengurangi polusi udara di Jakarta dan sekitarnya adalah:
- Dekarbonisasi berbagai sektor, termasuk mempercepat pensiun batubara dan membatasi penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil .
- Implementasi Rencana Aksi Iklim Kota sesuai C40 Clean Air Cities Declaration 2019.
- Memperluas akses yang terjangkau ke penggunaan energi bersih.
- Memperluas agenda penghijauan hutan secara lebih masif.
- Menciptakan wilayah rendah emisi.
- Mengurangi emisi industri dan sektor lainnya melalui penegakan hukum yang tegas.
- Mendukung pemantauan kualitas udara di seluruh titik kota dan menyediakan data untuk publik.
Implementasi strategi tersebut masih perlu diperkuat melalui komitmen politik yang berkelanjutan. Perlu adanya pertukaran informasi, pengajuan insentif, dan kolaborasi antarinstitusi dalam menyiapkan strategi pengelolaan polusi udara yang efektif dan efisien demi mewujudkan kota yang lebih bersih dan bebas polusi udara.
Editor: Abul Muamar dan Nazalea Kusuma
Maulina adalah Reporter & Peneliti untuk Green Network Asia - Indonesia. Dia meliput Indonesia bagian barat, tengah, dan timur.