Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengatasi Heat Stress Okupasional Demi Keselamatan dan Kesehatan Pekerja

Di tengah pemanasan global, perlindungan terhadap heat stress okupasional sangat penting untuk melindungi keselamatan, kesehatan, dan produktivitas pekerja.
Oleh Dinda Rahmania
27 Agustus 2025
seorang pedagang bertopi caping mendorong gerobak menyeberangi jalan.

Foto: Sheila C on Unsplash.

Setiap orang berhak atas pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan dan melangsungkan hidup. Namun, Bumi yang semakin panas telah meningkatkan risiko stres akibat panas di tempat kerja, dan hal ini berdampak secara langsung terhadap keselamatan dan produktivitas pekerja. Oleh karena itu, rencana aksi yang terintegrasi untuk mengatasi tantangan ini merupakan sebuah suatu hal yang mendesak.

Paparan Panas di Tempat Kerja

Hari-hari ini, berada di luar ruangan terasa lebih panas, sementara kontak langsung dengan sinar matahari terasa semakin intens. Baik saat berangkat ke tempat kerja maupun saat menghabiskan waktu berjam-jam di lokasi kerja, panas bukan lagi hanya soal rasa tidak nyaman, tetapi telah menjadi bahaya kesehatan yang nyata.

Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), lebih dari 70% pekerja di seluruh dunia terpapar panas berlebih di tempat kerja. Ini berarti lebih dari 2 miliar orang berisiko mengalami heat stress (stres akibat panas) okupasional, di mana paparan panas berlebih dalam waktu lama dapat menyebabkan masalah kesehatan serius seperti sengatan panas, dehidrasi, sakit ginjal, dan penyakit kardiovaskular. Laporan ILO juga mengungkap bahwa paparan panas telah menyebabkan 22 juta cedera di tempat kerja setiap tahunnya.

Orang-orang yang bekerja di luar ruangan, seperti pedagang kaki lima, pekerja konstruksi, dan petani, terpapar langsung sinar matahari dengan sedikit atau bahkan tanpa akses ke tempat teduh atau fasilitas pendingin. Jenis pekerjaan yang menuntut kekuatan fisik ini semakin meningkatkan risiko.

Namun, bukan hanya pekerja luar ruangan yang menghadapi bahaya ini. Pekerja dalam ruangan di pabrik, gudang, dapur, atau bangunan berventilasi buruk pun juga rentan terhadap heat stress, karena panas dapat menumpuk dari mesin atau terperangkap di dalam ruangan. Risiko ini bisa sama berbahayanya, namun seringkali dianggap enteng.

Panduan WHO untuk Mengatasi Heat Stress Okupasional

Peringatan panas di tempat umum umumnya menyarankan orang untuk tetap di dalam ruangan, minum air, atau menghindari sinar matahari. Namun, bagi banyak pekerja, hal itu mustahil dilakukan. Mereka tidak bisa begitu saja menghentikan pekerjaan karena hidup mereka bergantung pada pendapatan harian. Oleh karena itu, tindakan dan kebijakan kerja yang disesuaikan menjadi sangat penting, terutama karena risiko panas terus meningkat.

Pada Agustus 2025, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis laporan dan panduan yang menyerukan penerapan Occupational Heat Action Programmes (OHAP) untuk melindungi para pekerja. Panduan ini mencakup enam elemen inti, yaitu kebijakan heat stress di tempat kerja, rencana aklimatisasi panas, pemantauan lingkungan, pemeriksaan medis dengan pelatihan dan hidrasi, rencana tanggap darurat, dan pengendalian khusus pekerjaan.

Selain itu, WHO merekomendasikan beberapa langkah kunci untuk melindungi pekerja dari heat stress di tempat kerja, di antaranya:

  • Penilaian paparan panas: Petugas keselamatan kerja harus mengukur suhu dan kelembapan di tempat kerja untuk mengidentifikasi risiko.
  • Praktik perlindungan di tempat kerja: Perusahaan harus memastikan ketersediaan area istirahat yang teduh, air minum bersih, dan jam kerja yang fleksibel selama puncak panas bagi pekerja untuk mencegah cedera.
  • Pengawasan medis: Perusahaan harus memantau tanda-tanda penyakit akibat panas pada pekerja, terutama di kalangan karyawan yang lebih tua dan mereka yang memiliki masalah kesehatan bawaan.
  • Kesadaran dan pelatihan: Pelatihan diperlukan untuk membantu perusahaan dan karyawan mengenali gejala dan merespons dengan cepat dalam keadaan darurat.
  • Integrasi kebijakan: Perlindungan terhadap panas harus dimasukkan ke dalam aturan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) nasional dan strategi adaptasi iklim.

Tanggung Jawab Bersama

Menyusun rencana aksi untuk mengatasi heat stress di tempat kerja membutuhkan tanggung jawab bersama. Pengembangan standar nasional tentang langkah-langkah perlindungan terhadap panas dan mekanisme perlindungan sosial diperlukan untuk memastikan implementasi secara nasional. Sementara itu, perusahaan juga harus menyediakan tempat kerja yang lebih aman melalui fasilitas pendingin dan penyesuaian shift kerja. Intinya, kolaborasi adalah kuncinya. Tanggung jawab bersama dengan aksi-aksi yang terkoordinasi sangat penting untuk meningkatkan kesadaran tentang hak-hak buruh, membangun masa depan yang tangguh terhadap iklim, dan menjaga kesehatan bagi semua.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.

Dinda Rahmania
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Dinda adalah Reporter di Green Network Asia. Ia belajar Ilmu Hubungan Internasional di President University. Dinda bersemangat menulis seputar isu keberagaman, konsumsi berkelanjutan, dan pemberdayaan.

  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Bagaimana Ongi River Movement di Mongolia Melindungi Manusia dan Lingkungan
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Bagaimana Upaya China dalam Meningkatkan Layanan Kesehatan di Tingkat Daerah
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Menengok Pelatihan Pemuda Desa di India untuk Kembangkan Pariwisata Berkelanjutan
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik

Continue Reading

Sebelumnya: Sisi Kelam Pengembangan Pariwisata di Kawasan KEK Mandalika
Berikutnya: Membentuk Pemimpin Perempuan melalui Sekolah Kepemimpinan Perempuan

Lihat Konten GNA Lainnya

Cover buku We are Eating the Earth: The Race to Fix Our Food System and Save Our Climate oleh Michael Grunwald. Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Resensi Buku

Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?

Oleh Jalal
27 Oktober 2025
orang-orang diatas pohon saling membantu naik ke atas Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia

Oleh Cut Nurul Aidha dan Aimee Santos-Lyons
27 Oktober 2025
siluet pabrik dengan asap yang keluar dari cerobong dan latar belakang langit oranye dan keabuan Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon

Oleh Seftyana Khairunisa
24 Oktober 2025
fotodari atas udara mesin pemanen gabungan dan traktor dengan trailer yang bekerja di ladang yang berdekatan, satu berwarna hijau dan yang lainnya berwarna keemasan Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat

Oleh Kresentia Madina
24 Oktober 2025
Tiga anak sedang mengikuti lomba balap karung di antara balon yang tergantung, sementara dua anak di samping memberi taburan bedak. Mereka mengenakan kaos merah putih dan berada di jalan tanah di antara pepohonan. Memperkuat Pendidikan Nonformal untuk Perluas Akses Pendidikan bagi Semua
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Memperkuat Pendidikan Nonformal untuk Perluas Akses Pendidikan bagi Semua

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
23 Oktober 2025
Dua orang duduk di perahu menyusuri perairan dengan salah seorang menebar benih ikan. Memberdayakan Pembudidaya Ikan Skala Kecil untuk Akuakultur Berkelanjutan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memberdayakan Pembudidaya Ikan Skala Kecil untuk Akuakultur Berkelanjutan

Oleh Attiatul Noor
23 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia