Du Anyam Dorong Inklusi Keuangan dan Sediakan Akses Pemasaran Produk Kriya Perempuan Flores
Kesempatan kerja yang setara mestinya menjangkau semua orang, termasuk para perempuan. Namun kenyataannya, peluang perempuan untuk mendapatkan pekerjaan masih rendah dibanding laki-laki secara global.
Di Indonesia, rata-rata partisipasi tenaga kerja perempuan hanya 50% dalam 30 tahun terakhir. Padahal, ekonomi Indonesia terus tumbuh selama periode tersebut. Sebagai perbandingan, di Australia 62% perempuan usia kerja memiliki pekerjaan. Begitu juga di China, Kamboja, dan Thailand.
Untuk itu, perempuan di Indonesia membutuhkan kesempatan kerja dan akses yang lebih besar menuju sumber-sumber pendapatan, salah satunya melalui dukungan usaha kecil mikro dan menengah (UMKM). Du Anyam, sebuah wirausaha sosial yang bertujuan untuk memberdayakan dan meningkatkan kualitas hidup perempuan melalui kerajinan anyaman, berupaya mendorong penyediaan kesempatan kerja dan akses ekonomi bagi perempuan di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui teknologi dan akses pemasaran produk.
Memberdayakan dan Meningkatkan Kesejahteraan Perempuan
Du Anyam merupakan platform pemasaran online skala UMKM yang menghadirkan koleksi produk anyaman dan kerajinan tangan (kriya) dengan sentuhan otentik. Beberapa produk Du Anyam di antaranya souvenir kantor, hamper, fasilitas hotel, dan suvenir pernikahan. Produk-produk Du Anyam merupakan buah karya perajin perempuan yang berasal dari lebih 50 desa terpencil di seluruh Indonesia.
Du Anyam didirikan pada tahun 2014 setelah para founder yakni Azalea Ayuningtyas, Hanna Keraf, dan Melia Winata bertemu dengan beberapa penganyam di Flores, NTT, salah satu provinsi termiskin di Indonesia. Mereka mendirikan Du Anyam dengan misi pemberdayaan ekonomi dan peningkatan kesehatan bagi perempuan di pedesaan.
Du Anyam berkomitmen untuk mengatasi masalah sosial-ekonomi di balik tingginya angka malnutrisi pada ibu dan anak di Flores dengan menerapkan tiga pilar dalam operasionalnya, yakni memberdayakan perempuan, mempromosikan budaya, dan meningkatkan kesejahteraan. Dengan menyediakan pekerjaan alternatif berupa menganyam kerajinan dari lontar, Du Anyam memberikan kesempatan bagi perempuan, terutama ibu-ibu rumah tangga, untuk memperoleh pendapatan tambahan selain berladang yang bersifat musiman.
Bersama Du Anyam, para perempuan penganyam dapat terus mengasah keterampilan menganyam. Mereka juga semakin berani mengambil posisi penting dalam kelompok masyarakat, membuat keputusan dengan mempertimbangkan kesehatan anak dan keluarganya, serta membangun rasa percaya diri untuk melangkah maju dan membuat perubahan dalam kehidupan mereka.
Du Anyam membantu para penganyam perempuan dengan penyediaan bahan baku, penjemputan produk, dan pembayaran secara langsung ke rumah para penganyam. Proses ini untuk meminimalisir biaya transportasi dan biaya pengiriman untuk menjual hasil anyaman mereka.
“Kami juga menyesuaikan keterampilan yang dimiliki komunitas dengan permintaan pasar melalui inovasi desain modern dan promosi ke pasar internasional,” ujar Azalea Ayuningtyas, founder Du Anyam.
Inisiatif Du Anyam ini meningkatkan pendapatan para perempuan penganyam hingga 40%. Selain itu, 30% penganyam mengalami peningkatan tabungan dan lebih dari 100 penganyam perempuan terpapar literasi keuangan.
Mendorong Kesetaraan Ekonomi Melalui UMKM
Mendorong investasi terhadap UMKM merupakan pilar penting dalam perekonomian Indonesia mengingat besarnya kontribusi UMKM yang digerakkan oleh perempuan terhadap PDB negara. UMKM yang saat ini berjumlah sekitar 64,2 juta berpotensi menyerap 96,92% tenaga kerja serta dapat menghimpun sampai 60,42% dari total investasi. Untuk itu, perlu ada upaya masif dan kolektif untuk mendorong terciptanya kesetaraan ekonomi melalui UMKM.
Sejauh ini, pemerintah mendukung UMKM perempuan melalui beberapa kebijakan, di antaranya dengan menyediakan akses KUR Super Mikro untuk ibu rumah tangga pelaku usaha dan mendorong digitalisasi UMKM di tengah berkembangnya ekonomi digital Indonesia.
Selain UMKM, ada banyak jalan lain yang dapat ditempuh untuk mewujudkan kesetaraan dan akses ekonomi, terutama terkait pemberdayaan perempuan. Salah satunya, perempuan perlu mendapat kesempatan yang lebih besar dalam memperoleh pekerjaan formal yang layak. Sebab, kapasitas dan potensi perempuan bukan hanya tentang UMKM.
Editor: Abul Muamar
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Maulina adalah Reporter & Peneliti untuk Green Network Asia - Indonesia. Dia meliput Indonesia bagian barat, tengah, dan timur.